Category: Berita Acara

Merawat Kolaborasi IAP2 Indonesia Bersama SGPP

IAP2 Indonesia – IAP2 Indonesia Telah bertemu dengan SGPP di kantor Anwar Muhammad Foundation (AMF) pada Selasa, 6 Juni 2023. Pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh Chairman IAP2 – Aldi Muhammad Alizar, Chief Executive Officer (CEO) SGPP – Ony Avrianto Jamhari, serta Board IAP2 – Dietra Anandani, bertujuan memperkuat kembali kolaborasi yang telah terjalin sebelumnya.

Pertemuan SGPP X IAP2

IAP2 menyampaikan rencana penyusunan policy brief dan meminta SGPP, yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu kebijakan, untuk menjadi peninjau atas dokumen dan rancangan policy brief tersebut. Adapun ke depannya, IAP2 maupun SGPP mengharapkan kolaborasi yang lebih inovatif dan adaptif dalam bentuk publikasi, kajian, pelatihan, hingga konsultasi seputar partisipasi publik maupun ilmu kebijakan.

Baca Juga: Kerjasama Multipihak dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Profil School of Government and Public Policy (SGPP)

SGPP, sebuah institusi pendidikan yang berdiri sejak 2010 dengan memiliki fokus pada ilmu pemerintahan dan kebijakan publik di Indonesia. SGPP menawarkan program magister dengan metode standar pendidikan kebijakan taraf internasional dan berbahasa Inggris sebagai pengantarnya. Tujuan dari SGPP adalah menghasilkan para praktisi kebijakan dan pemimpin dari berbagai sektor untuk melihat dan mengatasi masalah dari perspektif interdisipliner dan internasional.

Baca Juga: Efektivitas Partisipasi Publik Warisan Budaya Subak

Selain belajar-mengajar, SGPP menawarkan banyak program seperti penelitian, pelatihan dan konsultasi, seminar dan konferensi, penyediaan informasi dan penyuluhan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak. SGPP turut membuka pintu kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam bentuk program dan proyek yang berkaitan dengan unsur pemerintahan maupun kebijakan publik.

Kolaborasi SGPP X IAP2

(sumber foto: Foto Kegiatan: Aldi Muhammad Alizar selaku Ketua IAP2 Indonesia, bersama pak Ony Avrianto Jamhari dari SGPP Indonesia serta ibu Meithya sebagai praktisi SDGs,  berkesempatan menghadiri undangan Focus Group Discussion pada tahun 2019)

Sejak tahun 2018, IAP2 telah menjalin hubungan dengan SGPP yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama (MoU). Bentuk komitmen tersebut mencakup bentuk kolaborasi di masa depan, mulai dari pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi, penerbitan publikasi bersama, konferensi, hingga kolaboratif program akademik lainnya.

Sejak MoU disepakati, berbagai kolaborasi telah dilakukan IAP2 dan SGPP. Pada tahun 2018, dilakukan pelatihan internasional di bawah program UNESCAP. Kemudian, keduanya juga menghadiri forum internasional yang dilaksanakan di Bangkok pada tahun 2019.

 

ESG Mendukung Kinerja Keberlanjutan Perusahaan

ESG memberikan banyak manfaat pada perusahaan, terutama investasi keberlanjutan. Sehingga IAP2 ID mengadakan diskusi dalam mendukung keberlanjutan perusahaan melalui ESG.

Tentang Membertalk 8 IAP2 ID

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=afNuIA8tjIA&t=4632s

Pada 25 Februari 2022, IAP2 Indonesia mengadakan Membertalk bertajuk “Kinerja Keberlanjutan Perusahaan Melalui Penerapan ESG”, dengan mengundang member IAP2 Indonesia sebagai pembicara. Pembicara pertama yaitu Pak Herry Ginanjar – Stakeholder Engagement Expert, pembicara kedua adalah Chair IAP2 Indonesia – Pak Aldi Muhammad Alizar, dan dimoderisasi oleh Bu Dwi Fatan Lilyana – Human Resources Management Expert. Tujuan dari Membertalk#8 IAP2 Indonesia untuk membangun diskusi tentang bagaimana meningkatkan partisipasi perusahaan dalam menerapkan ESG.

Baca Juga : Memilih Proyek Carbon Offset: Adakah Upaya yang Terbaik?

 

Materi yang Disampaikan Pembicara

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=afNuIA8tjIA&t=4632s

Sebelum masuk ke sesi diskusi, masing – masing pembicara memaparkan materi tentang ESG (Environmental, Social, dan Governance). Pak Herry menjelaskan asal usul ESG, manfaat, konsep, nilai, stakeholder, dan tantangan ESG di Indonesia. Sedangkan Pak Aldi menyampaikan partisipasi pada ESG, pengalaman beliau dalam menerapkan ESG, dan ESG Engagement. Hal yang menarik dari materi yang disampaikan oleh Pak Herry menceritakan tantangan penerapan ESG yaitu, perencanaan yang tumpang tindih, standar ESG kompleks terutama Perpres no 98/2021, masalah dana untuk membayar konsultan. Selain itu dari Pak Aldi menceritakan bahwa tidak hanya perusahaan besar saja yang sudah menerapkan ESG tetapi UMKM ikut serta menerapkan ESG, hal tersebut disampaikan melalui pengalaman beliau membantu UMKM untuk membuat sustainability report dengan mitra. Dari Membertalk ini kalian akan mendapatkan banyak insight tentang ESG loh! Oleh karena itu kalian bisa menonton ulang di link berikut.

Baca Juga : IPI Sebagai Pendukung dalam langkah Menghijaukan Lingkungan 

Poin – poin hasil diskusi yang di highlight yaitu: 1) Kolaborasi antar pentahelix untuk meningkatkan partisipasi perusahaan yang lebih hijau; 2) Perampingan kebijakan agar tidak tumpang tindih; 3) Perusahaan dapat memulai dengan beberapa parameter ESG; 4) Pentingnya ESG agar perusahaan dapat survive kedepannya; 5) Menggunakan pendekatan ESG Engagement Framework untuk transformasi ESG;  6) Membangun partisipasi ESG dari hal kecil seperti menerapkannya pada pendidikan SD hingga SMA; 7) Perusahaan perlu memperhatikan nilai – nilai ESG dalam menghadapi tantangan kedepannya; 8) ESG tidak hanya memberikan manfaat pada perusahaan tetapi pada keberlanjutan lingkungan;

Dari hasil diskusi Membertalk#8 memberikan kita insight bahwa partisipasi penerapan ESG dapat dimulai dari hal kecil. Selain itu tidak hanya peran perusahaan energi saja yang menerapkan ESG, tetapi perlunya partisipasi pihak lainnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia lebih hijau.

 

Partisipasi Perempuan dalam Pemberdayaan Gender

Partisipasi perempuan memiliki peran penting dalam pemberdayaan gender, sehingga IAP2 ID mengadakan diskusi dalam mendukung partisipasi perempuan.

Tentang Membertalk 7 IAP2 ID

Pada 28 Januari 2022,  IAP2 Indonesia mengadakan membertalk bertajuk “Pentingnya Partisipasi Perempuan dalam Pemberdayaan Gender”, dengan mengundang 2 pembicara dari Yayasan Plan Internasional Indonesia yaitu, Bu Dini Widiastuti – Executive Director dan Ilyana Habsjah – HNWi Engagement, dan dimoderisasi oleh Laureen Olivia – Lead HR of Female in Action. Tujuan dari membertalk#7 adalah membangun diskusi tentang bagaimana meningkatkan partisipasi perempuan di bidang ekonomi, professional, dan politik dalam mendukung pemberdayaan gender.

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=bMOnXiIxHG8&t=14s

Materi yang Disampaikan Pembicara

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=bMOnXiIxHG8&t=14s

Sebelum masuk ke sesi diskusi, masing – masing pembicara memaparkan materi pentingnya pemberdayaan gender dalam pembangunan. Highlight poin yang disampaikan oleh Bu Ilyana adalah penyebab rendahnya partisipasi perempuan dalam ekonomi dan politik, selama pandemi perempuan mengalami beban yang lebih berat, bentuk – bentuk ketidakadilan, peran dan strategi dalam meningkatkan kesetaraan gender. Sedangkan Highlight poin yang disampaikan oleh Bu Dini adalah kondisi gap gender equality index, bagaimana sexism mempengaruhi pembangunan, bagaimana meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan, dan kegiatan yang dilakukan oleh YPII dalam mendukung pemberdayaan perempuan.

Baca Juga : Kegiatan KonsoIidasi Koalisi Generasi Hijau

Hasil Diskusi Membertalk#7

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=bMOnXiIxHG8&t=14s

Poin – poin hasil diskusi yang di highlight yaitu: 1) Meningkatkan awareness publik dan merubah mindset untuk mendukung kesetaraan gender; 2) Perlunya peran pemerintah adalah meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan, masih perlunya harmonisasi peraturan dan kebijakan dalam pemberdayaan perempuan, adakan isentif dan penalti, membangun kepercayaan dalam pelayanan pelaporan, dan meningkatkan hak perlindungan perempuan rumah tangga; 3)  Dari segi partisipasi yaitu meningkatkan ruang partisipasi hingga skala desa dengan melibatkan pentahelix dalam gender equality.

Dari hasil diskusi membertalk#7 menyadarkan kita bahwa kesetaraan gender sangat penting dalam mewujudkan pembangunan inklusif. Sehingga diperlukannya partisipasi publik untuk bekerja sama dalam mendukung pemberdayaan perempuan maupun laki – laki.

Kegiatan KonsoIidasi Koalisi Generasi Hijau

Kegiatan konsolidasi Koalisi Generasi Hijau untuk membahas penataan kelembagaan hingga merumuskan rencana aktivitas kedepannya untuk mewujudkan ekonomi hijau yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Tentang Kegiatan Konsolidasi Koalisi Generasi Hijau

Konsolidasi Koalisi Generasi Hijau diadakan selama 2 hari pada tanggal 21 – 22 Januari 2022 yang dihadiri 15 peserta dari berbagai organisasi. Organisasi yang hadir terdiri dari Kegiatan tersebut terdiri FITRA, CORE Indonesia, Waste4Change, METI, RIB, IPI, IRID, AMF, WRI, dan GIZ. Tujuan dari diskusi ini untuk menetapkan arah koalisi generasi hijau hingga merumuskan program – program yang mendorong ekonomi hijau dengan menerapkan 5 prinsip dasar green economy.

 

sumber : dokumentasi, 2022

 

Antusias Peserta dalam Forum Group Discussion

Forum Group Discussion terdiri dari 3 sesi, pada sesi 1 yang dimoderisasi oleh Pak Yusdi – CEO Rumah Berkelanjutan membahas penataan kelembagaan. Sesi 1 ini peserta sangat antusias dalam memberikan input tentang isu dan fungsi dan hal tersebut nantinya akan diturunkan menjadi bentuk, Visi dan Misi, dan struktur Koalisi Generasi Hijau. Isu yang di highlight dari masukkan peserta adalah sirkulasi ekonomi, green economy, pembangunan berkelanjutan, PRK, dan capacity building. Dalam pembahasan tersebut disimpulkan bahwa bentuk koalisi generasi hijau sebagai perkumpulan yang legal tetapi tidak berbadan hukum, hal tersebut didukung dengan adanya perwakilan atau host dalam keberjalanan kegiatan sehingga mekanismenya lebih ke agregasi. Selanjutnya pembahasan diskusi sesi 2 secara rinci adalah pendanaan mitra pembangunan. Pada diskusi ini dipimpin oleh Pak Thres dan Bu Dinna untuk memaparkan tentang rencana pemetaan pendanaan koalisi generasi hijau kedepannya. Pada sesi ini cukup singkat tetapi substansi yang dipaparkan dan didiskusikan sangat padat dan jelas. 

sumber : dokumentasi, 2022

Sehingga langsung dilanjutkan ke sesi 3 yang dipimpin oleh Pak Aldi – Chair IAP2 Indonesia dalam memimpin diskusi pemetaan multistakeholder, pada sesi ini setiap peserta diminta untuk memetakan stakeholder yang menjadi mitra organisasi peserta. Setelah itu Pak Aldi meminta setiap peserta menjelaskan hasil pemetaan stakeholder dan mempertimbangkan yang dapat dijadikan mitra kedepannya.

sumber : https://www.instagram.com/gh_generasihijau/

Tidak hanya selesai sampai sesi 3 saja, acara diskusi dilanjutkan untuk membahas rencana aktivitas kedepannya dalam waktu dekat. Perencanaan aktivitas disusun secara sistematis dan diperinci agar dapat dinilai dengan indikator yang jelas. Setiap peserta aktif memberikan masukkan sehingga keberjalanan diskusi berjalan dengan lancar.

Baca Juga : Memelihara Rajutan Kolaborasi IAP2 Indonesia dengan BKSAP

Harapan IAP2 Indonesia untuk Koalisi Generasi Hijau

Pak Aldi Muhammad Alizar – Chair IAP2 Indonesia berharap IAP2 Indonesia dapat mendukung kualitas praktik partisipasi publik dan kolaborasi antar mitra.  Sehingga mendukung visi misi Koalisi Generasi Hijau yaitu mewujudkan ekonomi hijau yang lebih berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan.

Webinar Refleksi Akhir Tahun Terhadap Partisipasi Publik

Webinar Refleksi Akhir Tahun Terhadap Partisipasi Publik

IAP2 Indonesia mengadakan webinar bertajuk “Refleksi Akhir Tahun Terhadap Partisipasi Publik” sebagai bentuk pencapaian IAP2 Indonesia selama tahun 2021 dalam mewujudkan praktik partisipasi publik.

Pembicara dari Berbagai Sektor dalam Mendukung Partisipasi Publik

Webinar Refleksi Akhir Tahun Terhadap Partisipasi Publik1

Sumber : WEBINAR REFLEKSI AKHIR TAHUN TERHADAP PARTISIPASI PUBLIK IAP2

Oleh karena itu IAP2 Indonesia mengundang pembicara dari sektor pemerintah, NGO, dan CSO dalam mewujudkan partisipasi publik di ranah kontribusinya. Pembicara pertama yaitu Pak Muhammad Farhan – Anggota Komisi I dan Badan Legislasi DPR RI, beliau memaparkan materi tentang partisipasi publik dalam proses legislasi. Selanjutnya pembicara kedua yaitu Pak Idham Ibty – Ketua PKPEK (Perkumpulan untuk Kajian dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan) Yogyakarta, beliau membawakan materi tentang partisipasi publik dalam pembangunan Yogyakarta. Sedangkan untuk pembicara terakhir yaitu Bu Khusnul Khotimah – Relawan Cegah Stunting Kota Bandung memaparkan materi tentang partisipasi publik terhadap Pengarusutamaan Gender (PUG). Materi yang dipaparkan oleh pembicara memberikan banyak ilmu baru dalam mendukung partisipasi publik.

 

Pencapaian IAP2 Indonesia selama Tahun 2021

Webinar Refleksi Akhir Tahun Terhadap Partisipasi Publik2

Sumber : WEBINAR REFLEKSI AKHIR TAHUN TERHADAP PARTISIPASI PUBLIK IAP2

Saat ini IAP2 Indonesia sedang mewujudkan pembangunan berkelanjutan, berkeadilan, dan inklusif untuk menuju Indonesia Emas 2045. Sehingga Partisipasi dan kolaborasi multipihak menjadi  pilar yang kuat dan niscaya untuk menghadapi  isu tantangan pembangunan. Di tahun ini, IAP2 Indonesia  berupaya untuk menguatkan elemen-elemen  kemitraan multipihak guna menghadapi tantangan pembangunan Indonesia Emas 2045 melalui kegiatan pada gambar berikut.

Baca Juga : Tingkatkan Kewaspadaan Sosial Terhadap Pandemi COVID-19 Pada Liburan Nataru

Rencana Strategis IAP2 Indonesia 2022 – 2024

Tujuan IAP2 Indonesia sebagai organisasi terdepan dalam mempromosikan dan meningkatkan praktik partisipasi publik dalam perwujudan dan pembangunan yang berkelanjutan. Dari tujuan tersebut turun menjadi focus area dan kegiatan yaitu:

  1. Organizational excellencediwujudkan dengan kegiatan pelayanan, membangun model dan proses bisnis terkini, serta komunikasi;
  2. Advocacy practice diwujudkan dengan kegiatan advokasi, pelatihan, dan webinar;
  3. Membership management diwujudkan dengan kegiatan pelayanan anggota dan membertalk.

Pencapaian IAP2 Indonesia selama 2021 telah berhasil mendukung praktik partisipasi publik dengan melakukan kolaborasi bersama pemerintah, NGO, sektor swasta, masyarakat, media, dan akademisi. Sehingga diharapkan rencana strategis untuk tahun 2022 dapat tercapai sehingga terwujudnya pembangunan yang berkeadilan dan inklusif.

Webinar Ko-Kreasi : Kepemimpinan Muda yang Partisipatif dan Kolaboratif di Berbagai Macam Sektor Kontribusi

IAP2 Indonesia berkolaborasi dengan Rumah Kepemimpinan dan Ikatan Alumni Rumah Kepemimpinan untuk mengadakan Webinar Ko – Kreasi (20/11/2021), dengan tema “Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka dengan Kepemimpinan Muda yang Partisipatif dan Kolaboratif di Berbagai Macam Sektor Kontribusi.” Webinar ini bertujuan untuk menghadirkan diskusi konstruktif dan memicu kesadaran bersama tentang urgensi meningkatkan kepemimpinan pemuda yang partisipatif dan kolaboratif di berbagai sektor kontribusi. Acara webinar ini disambut dengan opening remarks dari Ketua Ikatan Alumni RK, M. Kamiluddin dan Head of Partnership and Fundraising RK, Aqil Wilda Arief.

Webinar ini dihadiri oleh Chair IAP2 Indonesia, Pak Aldi Muhammad Alizar sebagai keynote speaker, beliau memaparkan materi partisipasi dengan spektrum IAP2 dalam mendukung pembangunan Indonesia Emas 2045, pengalaman dan pembelajaran dalam kolaborasi dengan berbagai sektor dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan. Pembicara yang hadir di webinar ini adalah alumni Rumah Kepemimpinan dan berasal dari berbagai sektor. Pembicara pertama dari sektor akademisi yaitu M. Reza S. Zaki, beliau merupakan Dosen Hukum Binus University dan alumni RK 3.5. Pemaparan yang disampaikan beliau adalah perjalanan karir, isu regulasi dan kurikulum untuk tenaga pendidikan, pengalaman beliau di bidang akademisi, bisnis, dan politik. Pembicara kedua dari sektor swasta yaitu Dea Tantyo, beliau merupakan AVP Strategy & Research Indosat Ooredoo dan alumni RK 2.4. Pemaparan yang disampaikan beliau lebih kepada sejarah, pengalaman dan bentuk partisipatif, kolaboratif, dan kontribusi dari berbagai tokoh yang sangat berpengaruh dalam perubahan dunia. Selanjutnya pembicara ketiga dari sektor pemerintahan yaitu Risza Damayanti, beliau merupakan ASN Kementerian pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia dan alumni RK 1.6. Risza Damayanti menyampaikan materi terkait peran pemuda dalam pembangunan Indonesia Emas 2045, pengalaman beliau di bidang pemerintahan, core values ASN yaitu berAKHLAK(Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif), dan pentingnya kolaborasi antar sektor untuk menciptakan SDM unggul. Pembicara keempat dari sektor NGO yaitu Kays Abdul Fattah, beliau merupakan alumni RK 5.8 dan Founder dari Komunitas Banana Pirates. Pemaparan materi yang disampaikan adalah Philanthropy Leadership, yang dijelaskan secara sistematis berawal dari visi dan misi, nilai, tujuan, urgensi, dan tantangan. Secara singkat perkembangan philanthropy yang dipaparkan Kays adalah: “upaya untuk berbagi menyalurkan sumber daya dan berderma secara terorganisir untuk kepentingan strategis jangka panjang dan berkelanjutan.” Selanjutnya pemaparan materi dari presenter terakhir dari sektor entrepreneur, dikarenakan dari sektor media tidak bisa hadir. Presenter terakhir tersebut adalah Abidah Syauqina, beliau merupakan founder Teman Bisnis App dan alumni RK 1.7. Pemaparan dimulai dari pengalaman karir, perjalanan berdirinya Teman Bisnis App yang sudah didownload 150.000 oleh UMKM dalam membantu mengatur keuangan, pembangunan Indonesia Emas 2045 dalam bidang ekonomi, dan pengetahuan tentang peran penting entrepreneur dalam membangun kolaborasi dari pentahelix stakeholder dan faktor produksi.

Baca Juga : Peran dan Praktik Kementerian PPN/Bappenas dalam Perencanaan Pembangunan Nasional untuk Pengoptimalan Tata Kelola Air

Sesi setelah pemaparan dari para presenter adalah sesi diskusi yang dipimpin oleh moderator yaitu Fikri Amarrilo Adiprana, merupakan MSP Initiatives Junior Program Officer IAP2 Indonesia. Diskusi ini memberikan insight terhadap sejauh mana terukurnya partisipasi dari pengalaman – pengalaman para pembicara yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda dan bagaimana menjalankan kolaborasi jika terdapat tantangan terkait gap umur, pendidikan, dan pengalaman hingga menghadapi senior dalam menerima masukan. Diskusi berjalan dengan lancar dan setiap jawaban yang diberikan oleh para pembicara sangat meaningful dan memberikan motivasi kepada peserta untuk menjadi agent of change yang partisipatif dan kolaboratif.

Selesainya sesi diskusi dengan pembicara dilanjutkan dengan memberi pesan singkat atau key message dari para pembicara. Setiap key message dari pembicara menekankan pentingnya partisipasi dan kolaboratif dari berbagai stakeholder, teruslah belajar dan memberikan kontribusi yang berdampak untuk orang lain, ilmu dan amal harus seimbang, dan  menghilangkan egoisme untuk bersama menjalankan visi membangun Indonesia Emas 2045. Para pembicara juga mengucapkan terima kasih atas wadah diskusi hari ini karena ikut mendapatkan banyak ilmu dan masukan.

Member Talk #4 IAP2 Indonesia

Member Talk #4 IAP2 Indonesia Berpartisipasi dalam Pengelolaan Keuangan di Era Digital: Skala UMKM dan Keluarga

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau memberikan dampak terhadap berbagai sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat signifikan pada perekonomian domestik negara-bangsa dan keberadaan UMKM. BBC Indonesia menyebutkan bahwa sektor UMKM disebut ekonom tak lagi bisa menjadi penyangga perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan di tahun 1998 dan 2008. 

Oleh karena itu, IAP2 Indonesia berkolaborasi akan menyelenggarakan #MemberTalk dengan judul “Berpartisipasi dalam Pengelolaan Keuangan di Era Digital: Skala UMKM dan Keluarga” sebagai media diskusi dan edukasi pengelolaan keuangan kepada pelaku UMKM dan keluarga di Indonesia . Acara ini akan dilaksanakan pada Selasa, 21 September  2021 pukul 15.00-16.30.

#SahabatPartisipasi bisa mengikuti acara ini dengan registrasi melalui bit.ly/IAP2ID_membertalk4  

 

Mengenal Pentingnya Market Research dan Partisipasi Publik dalam Pembangunan Perkotaan

Mengenal Pentingnya Market Research dan Partisipasi Publik dalam Pembangunan Perkotaan

Kamis, 26 Agustus 2021, IAP2 Indonesia dengan kolaborasi bersama BOI Research dan mengundang Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) telah menyelenggarakan Member Talk #3 bertajuk “Implementasi Market Research dalam Pembangunan Perkotaan dan Partisipasi Publik. Kegiatan merupakan ruang diskusi dan pertukaran informasi terkait pentingnya implementasi market research dalam pembangunan perkotaan dan kaitannya dalam partisipasi publik. 

Member Talk #3 ini dimoderasi oleh Aldi Muhammad Alizar selaku Chair IAP2 Indonesia. Dian Irawati sebagai Co-Founder BOI Research dan Indah Wibi Nastiti selaku General Manager APEKSI hadir sebagai pembicara. Dian Irawati mengungkapkan bahwa market research digunakan untuk memastikan bahwa marketer strategist memiliki informasi yang tepat yang diharapkan dapat digunakan untuk membuat keputusan. Salah satu implementasi nyata market research dalam pembangunan kota adalah saat BOI Research diminta untuk melaksanakan penelitian mengenai Desa Borobudur. Penelitian awal tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi aspirasi serta memetakan prioritas kebutuhan masyarakat dalam upaya peningkatan perekonomian Desa Borobudur. Keberadaan riset tersebut dapat membantu pihak-pihak terkait untuk mengetahui prioritas masalah utama sehingga kebijakan yang dihasilkan akan efektif dan efisien.

General Manager APEKSI, Indah Wibi Nastiti, mengungkapkan bahwa dalam menyusun prioritas pembangunan di daerah perlu adanya payung hukum, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Tahun 2021 masih difokuskan untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi. Pemerintah daerah akan menurut ke prioritas pembangunan nasional dan RKP yang sudah ditentukan dengan penyesuaian terhadap RPJMD dan RKPD nya sendiri. Seluruhnya diatur dalam Permendagri 86/2017. Selama proses penyusunan itu, ada Musrenbang sesuai wilayah. Proses partisipasi publik berjalan di tahap ini. Faktanya, di Pemerintah Daerah tidak semua masukkan dapat diterima karena harus disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas proses pembangunan daerah terkait. Market research sendiri sudah dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah dalam bentuk survei, desain, pengumpulan, analisis,dan pelaporan yang sistematis atas data situasi masyarakat saat itu. 

Chair IAP2 Indonesia mengungkapkan bahwa sinergi antara market research dan pembangunan kota memerlukan praktik partisipasi publik yang baik. Ada lima spektrum yang perlu diperhatikan dalam partisipasi publik, yang pertama adalah inform dimana kita menginformasikan pada siapapun yang terkena dampak oleh keputusan ini. Spektrum selanjutnya adalah consult dimana ada konsultasi terkait keputusan yang akan diambil. Ketiga adalah involve dimana pihak terkait sama-sama merancang keputusan dan pembangunan. Selanjutnya ada collaborate dimana ada kontribusi dari pihak-pihak terkait. Dan yang terakhir adalah empowerment, atau pendelegasian wewenang. Partisipasi ini menjadi tulang punggung untuk mendorong demokrasi yang lebih berkualitas. 

 

#SahabatPartisipasi dapat melihat diskusi selengkapnya melalui akun YouTube IAP2 Indonesia

Materi diskusi dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh Materi Member Talk #3

Implementasi Mareket Research dalam Pembangunan Perkotaan dan Partisipasi Publik

#SahabatPartisipasi, IAP2 Indonesia berkolaborasi dengan BOI Research akan menyelenggarakan #MemberTalk dengan judul “Implementasi Market Research dalam Pembangunan Perkotaan dan Partisipasi Publik”. Acara ini akan dilaksanakan pada Kamis, 26 Agustus 2021 pukul 15.00-16.30.

Market research menjadi hal yang krusial dalam merencanakan pembangunan kota karena dengan melakukan market research yang baik, prinsip good governance akan tercapai. 

#SahabatPartisipasi bisa mengikuti acara ini dengan registrasi melalui bit.ly/IAP2ID_membertalk3

IAP2 Indonesia dan Koalisi Generasi Hijau Selenggarakan Webinar untuk Membangkitkan Perekonomian yang Berkelanjutan di Gelombang Kedua Covid dan Perspektif Perubahan Iklim

Kamis, 18 Agustus 2021 IAP2 Indonesia bekerja sama dengan Koalisi Generasi Hijau telah menyelenggarakan webinar bertajuk “Momentum Pembacaan Nota Keuangan APBN 2022: Membangkitkan Perekonomian yang Berkelanjutan di Gelombang Kedua COVID dan Perspektif Perubahan Iklim”.  Webinar ini merupakan upaya IAP2 Indonesia dan Generasi Koalisi Hijau merespon pembacaan nota keuangan APBN 2022 dan upaya untuk membangkitkan perekonomian yang berkelanjutan. Webinar dihadiri oleh 428 partisipan dengan latar belakang pekerjaan yang bervariasi di seluruh Indonesia. 

Acara ini dimoderatori oleh Olly Norojono selaku Strategic Associate PT. MIREKEL ID. Adapun pembicara yang hadir dalam webinar ini adalah (1) Misbah Hasan selaku Koordinator Koalisi Generasi Hijau; (2) Mohammad Faisal selaku Direktur Eksekutif CORE Indonesia; (3) Aldi Muhammad Alizar selaku Chair IAP2 Indonesia; dan (4) Dyah Roro Esti Widya Putri selaku perwakilan DPR-RI Komisi VII yang juga berada dalam Kaukus Ekonomi Hijau. Moderator membuka acara dengan menyampaikan bahwa Pembacaan Nota Keuangan APBN 2022 merupakan agenda untuk melihat RAPBN dampak dari COVID-19 pada ekonomi di Indonesia sangatlah besar sehingga banyak upaya pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Namun terdapat dampak pada penurunan alokasi anggaran untuk pelaksanaan pembangunan rendah karbon, hal tersebut merupakan upaya dalam meminimalisir dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, IAP2 Indonesia dan Koalisi Generasi Hijau menyelenggarakan diskusi ini sebagai ruang dialog menindaklanjuti dari pembacaan nota keuangan APBN 2022 dalam upaya untuk mengenali kebijakan atau strategi dalam pemulihan ekonomi dan mengatasi dampak perubahan iklim.

Selanjutnya, Misbah Hasan selaku Koordinator Koalisi Generasi Hijau menyampaikan catatan atas Nota Keuangan dan RAPBN 2022. Dalam presentasinya, Misbah Hasan merekomendasikan bahwa perlu disebutkan secara lebih tegas transisi ekonomi hijau dalam pidato kenegaraan presiden dan pidato pengantar RAPBN 2022. Kedua, perlu dimasukkan juga indikator green economy dalam Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nota Keuangan dan RAPBN 2022. Ketiga, perlu memaksimalkan diversifikasi pendapatan negara melalui pajak karbon, cukai plastik, dan PNBP dari sumber daya alam, tetapi harus memperhatikan eksternalitas negatif juga. Artinya, penambahan pendapatan negara dari SDA tidak justru merusak lingkungan. Terakhir, Misbah Hasan juga menyampaikan bahwa Anggaran Fungsi Lingkungan Hidup, Belanja Pembangunan Rendah Karbon, atau Anggaran untuk Perubahan Iklim masih sangat rendah. Perlu komitmen alokasi anggaran yang lebih kuat dari pemerintah dan DPR RI agar transisi menuju ekonomi hijau segera terwujud.

Mohammad Faisal selaku Direktur Eksekutif CORE Indonesia memberikan rekomendasi bahwa pemerintah perlu membuktikan komitmen untuk mendorong pembangunan rendah karbon dalam kebijakan fiskal dan alokasi anggaran untuk PRK setiap tahun. Untuk menunjukkan komitmen tersebut, intervensi program yang terkait dengan PRK perlu segera diadopsi sebagai salah satu langkah prioritas dalam program pemulihan ekonomi yang juga perlu diwujudkan dalam penganggaran APBN. Sebaliknya, stimulus kebijakan dalam PEN yang bertentangan dengan tujuan PRK harus dihindari. Efisiensi dalam penggunaan anggaran pemerintah perlu dilakukan, misalnya dengan program padat karya dan stimulus UMKM yang bernuansa pembangunan hijau.

Anggota DPR-RI, Dyah Roro Esti dalam presentasinya menyampaikan bahwa ada beberapa hambatan yang saat ini ada dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, di antaranya adalah (1) regulasi pengembangan EBT kurang suportif dan tersebar; (2) keterbatasan akses kepada pendanaan yang mudah; (3) pasar EBT di Indonesia masih minim dan belum mencapai skala keekonomian; (4) keterbatasan infrastruktur dan kapasitas SDM Indonesia dalam pengembangan EBT; (5) tata kelola pengembangan EBT masih bersifat sektoral. Oleh karena itu, urgensi RUU EBT dan peran DPR juga sangat diperlukan dalam mengatasi kendala tersebut. Nantinya, RUU EBT akan menjadi solusi dan sebagai landasan hukum yang komprehensif; melengkapi kekurangan regulasi pada peraturan-peraturan sebelumnya; membangun ekosistem dan iklim investasi EBT yang kondusif; menjadikan EBT sebagai kompetitif dan mengurangi ketergantungan energi fosil; serta sebagai bentuk komitmen terhadap Paris Agreement. Komisi VII DPR RI telah menghimpun masyarakat terkait RUU EBT ke berbagai lapisan masyarakat di antaranya adalah NGO, akademisi, sektor swasta, dan pemerintah daerah. 

Acara ditutup oleh Aldi Muhammad Alizar selaku Chair IAP2 Indonesia dengan menekankan pentingnya green engagement dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang rendah karbon menuju ekonomi hijau. Partisipasi publik yang melibatkan pentahelix sangat diperlukan dalam merealisasikan ekonomi hijau di Indonesia. Pelibatan multipihak dalam pembuatan kebijakan yang mendorong tumbuhnya ekonomi hijau di Indonesia akan menghasilkan keputusan yang baik dan efektif serta menerapkan prinsip good governance yang partisipatif.

Partisipan dapat mengunduh menyaksikan webinar tersebut melalui  : YouTube IAP2 Indonesia

Partisipan dapat mengunduh materi webinar pada tautan berikut : Materi Webinar