Fenomena Perubahan Iklim di Indonesia
IAP2 Indonesia – Perubahan iklim menjadi suatu fenomena yang tidak dapat dihindari. Fenomena perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran tersebut terjadi secara alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Konsekuensi perubahan iklim berujung pada kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan laut, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat, dan penurunan keanekaragaman hayati.
Dampak perubahan iklim terjadi secara menyeluruh di berbagai belahan dunia, bahkan menjadi suatu tantangan bagi suatu negara dengan dampaknya yang meluas untuk beberapa sektor. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan perubahan iklim berkepanjangan. Mulai dari pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan efisiensi energi, pengembangan energi terbarukan perlindungan terhadap beberapa ekosistem, serta perubahan kebijakan secara terkhusus.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2023 menyebutkan bahwa Indonesia telah mengalami perubahan klimatologis sejak tahun 2001 hingga 2019. Perubahannya memiliki dampak dan efek yang berbeda di setiap wilayah karena perbedaan geografis, iklim lokal, dan faktor lainnya. Misalnya di wilayah Jawa dan Bali dengan hujan intensitas rendah, wilayah Sumatera dan Kalimantan dengan kemarau ekstrim, wilayah Sulawesi dan Maluku dengan curah hujan tinggi, wilayah Nusa Tenggara dan Papua dengan cuaca tidak beraturan, serta wilayah Aceh dan Sumatera Utara dengan curah hujan dan suhu yang tinggi.
Sumber foto (https://www.brin.go.id/)
Banyak orang berpikir perubahan iklim hanya terjadi akibat perubahan siklus panjang matahari atau perubahan orbit bumi. Bahkan, beragam pemikiran lainnya mengira perubahan iklim terjadi secara ilmiah saja. Padahal faktanya, perubahan iklim juga disebabkan oleh aktivitas manusia dalam penggunaan bahan bakar konvensional seperti fosil, batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Kegiatan ini pada akhirnya menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca ke atmosfer bumi.
Baca Juga : Partisipasi Publik Berbasis Digital dari Negeri Singa
Upaya Penanganan Perubahan Iklim di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah mengupayakan berbagai cara untuk menangani perubahan iklim dengan upaya mitigasi dan adaptasi. Pada mitigasi, pemerintah telah melakukan beberapa program seperti pengurangan emisi gas rumah kaca sebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) dan komitmen Nationally Determined Contributions (NDC), mengembangkan Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) seperti listrik tenaga surya, tenaga angin, dan energi hidroelektrik, serta mendorong penghijauan dan pemulihan hutan (FOLU) guna mengendalikan deforestasi dan restorasi lahan gambut.
Sedangkan pada adaptasi sendiri, melalui Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API), pemerintah telah memfokuskan pada perencanaan tata ruang, meningkatkan sistem peringatan dini bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan banjir, serta melakukan kolaborasi dengan organisasi lintas negara maupun sektor swasta untuk menguatkan kapasitas adaptasi – juga mitigasi – dalam hal pertukaran pengetahuan, teknologi, serta sumber daya.
Baca Juga : Menjelajahi Penilaian ESG: Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola Perusahaan
Selain itu, upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam penanganan iklim juga menyertakan partisipasi publik. Terdapat tiga program dalam kaitannya partisipasi publik, seperti; 1) program Masyarakat Peduli Iklim (MPI), dalam hal ini pemerintah mempersilahkan masyarakat untuk mengembangkan proyek inovatif pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat komunitas; 2) konsultasi publik dalam RAN GRK dan RAN API, dalam pelaksanaannya pemerintah melibatkan masyarakat untuk perencanaan aksi yang akan dilakukan; serta 3) pembentukan Forum Kelompok Kerja Penanganan Perubahan Iklim (FKKPI), forum khusus yang ditujukan untuk merumuskan kebijakan dan rencana aksi terkait perubahan iklim dengan melibatkan masyarakat sipil serta pemangku kepentingan.
Baca Juga : Efektivitas Partisipasi Publik Warisan Budaya Subak
Partisipasi Publik sebagai Tools Penanganan Perubahan Iklim
(Foto: IAP2 Indonesia dalam Diskusi Hangat Koalisi Generasi Hijau)
Partisipasi publik memberikan dampak positif dalam menggerakkan aksi nyata atas kesadaran masyarakat terkait isu perubahan iklim. Mengadopsi spektrum IAP2 dalam pengukuran partisipasi publik, penanganan perubahan iklim di Indonesia tergolong ke dalam fase involve atau adanya keterlibatan masyarakat di dalamnya. Berbagai program pemerintah tekankan sebagai ajang untuk menarik simpati masyarakat terhadap kondisi di sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa melalui partisipasi publik, Indonesia dapat memperkuat upayanya dalam menangani perubahan iklim. Perluasan partisipasi publik dengan menambah relasi kolaborasi, inovasi, serta melibatkan banyak pihak lainnya seperti akademisi dan sektor swasta dapat menjadi jalan untuk mencapai hasil yang lebih baik kedepannya dalam penanganan perubahan iklim.