Kerjasama Multipihak dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

IAP2 INDONESIA – Pendidikan menjadi fokus utama setiap negara karena perannya yang penting dalam mendukung kehidupan manusia. Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 menegaskan pentingnya pendidikan di Indonesia dengan menjamin hak pendidikan bagi seluruh warga negara. Meskipun demikian, tantangan dalam pendidikan di Indonesia masih belum teratasi. Mulai dari fasilitas dan infrastruktur yang kurang berkualitas sampai kualitas layanan pendidikan yang rendah.

Isu pendidikan di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya pembenahan pendidikan melalui alokasi anggaran, peningkatan kompetensi tenaga pengajar, relevansi kurikulum, serta peningkatan sarana dan prasarana. Namun, hal ini belum sepenuhnya mengatasi isu-isu pendidikan di Indonesia, terutama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Menurut laporan World Bank tahun 2019, Indonesia berada pada peringkat ke-87 dari 157 negara dalam hal kualitas sumber daya manusia. Negara-negara seperti Malaysia (peringkat ke-55), Thailand (peringkat ke-65), dan Vietnam (peringkat ke-48) lebih unggul dalam peringkat tersebut. Selain itu, hasil survei IMD World Digital Competitiveness Ranking tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 37 dari 64 negara dalam hal daya saing digital, kalah dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara.

Kualitas sumber daya manusia di Indonesia saat ini mencerminkan kekurangan dalam sistem pendidikan yang belum dipersiapkan dengan konkret. Pendidikan mengenai kepemimpinan, kerja tim, manajemen waktu, berpikir kritis, dan keterampilan lainnya sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Kerjasama Multipihak

Pemerintah mengatasi hal tersebut melalui program utama yang dikenal sebagai Merdeka Belajar. Program ini sangat penting dalam meningkatkan kolaborasi dengan mitra di luar sekolah dan perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan yang lebih baik. Tujuan pemerintah dengan program ini adalah memperluas kerjasama dengan mitra-mitra tersebut untuk memberikan dukungan optimal dalam pengembangan potensi siswa dan tenaga pendidik, serta meningkatkan transparansi dan kualitas pelayanan pendidikan. Merdeka Belajar juga fokus pada menciptakan lingkungan pendidikan inklusif yang adil dan berkelanjutan. Dipimpin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), program ini bertujuan menciptakan sumber daya manusia berkualitas. Dalam implementasinya, pemerintah menggabungkan komponen penting seperti kebebasan menyesuaikan kurikulum, program magang, dan integrasi dengan dunia kerja.

Baca Juga: Partisipasi Publik dalam Penanganan Perubahan Iklim di Indonesia

Kerjasama Multipihak menjadi hal penting yang ditekankan pemerintah. Program Merdeka Belajar melibatkan pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat. Partisipasi aktif dari semua pihak menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah juga mendorong Kerjasama Multipihak antara perguruan tinggi dan lintas perguruan tinggi untuk pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik.

Dengan memprioritaskan Kerjasama Multipihak, program Merdeka Belajar menjadi wadah bagi semua pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui kerja sama yang solid, diharapkan terbentuk sumber daya manusia berkualitas dan kompetitif yang memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa.

Memperluas dampak dengan Kerjasama Multipihak

(Sumber foto: dokumentasi iap2 indonesia)

Program Merdeka Belajar, pemerintah perlu bekerja bersama dengan mitra di luar sekolah maupun perguruan tinggi. Kerja sama dengan mitra tersebut memberikan keuntungan tersendiri dalam mendukung pendidikan dan pengembangan siswa serta tenaga pendidik, menciptakan transparansi dan kualitas pelayanan pendidikan, serta mencapai tujuan inklusif dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Startup Campus menjadi mitra yang menyelenggarakan pelatihan daring bersertifikasi untuk calon pendiri startup. Pelatihan ini meliputi pembelajaran individu dan proyek tim. Startup Campus menjamin pelatihan intensif dengan mentor dari 500 Startup, pembelajaran dari ahli, networking dengan pemain kunci di dunia startup, dan konversi kredit 20 SKS. Program ini ditujukan khusus kepada mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan potensi mereka dalam menciptakan ide-ide startup yang berharga dan bermanfaat.

Baca Juga: PARTISIPASI PUBLIK UNTUK KESEJAHTERAAN PEREMPUAN DAN ANAK INDONESIA

Sebagai penyedia pendidikan pengembangan sumber daya manusia, Startup Campus mengerti pentingnya kolaborasi yang luas. Pertemuan antara International Association for Public Participation (IAP2), Startup Campus, dan Semut Nusantara pada 6 Juni 2023 lalu di Mall Kota Kasablanka merupakan langkah awal meningkatkan Kerjasama. Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan, termasuk Aldi M Alizar sebagai Chairman IAP2, Maryati Baharuddin CEO dari Startup Campus, dan Goris Mustaqim CEO dari Semut Nusantara. Tujuan Kerjasama Multipihak ini adalah memperkuat partisipasi publik dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dapat menghasilkan dampak melalui pelatihan intensif. Partisipasi publik menjadi nilai penting yang dipahami dan diaplikasikan oleh para pendidik.

Melalui Kerjasama Multipihak, start up dapat memperluas jangkauan dan dampaknya dengan melibatkan komunitas, investor, dan pengguna potensial. Dengan mendengarkan dan menggali masukan dari masyarakat, start up dapat mengidentifikasi kebutuhan dan mengembangkan solusi yang relevan. Partisipasi publik juga membantu membangun dukungan dan kepercayaan dari pemangku kepentingan, yang berkontribusi pada kesuksesan dan keberlanjutan start up. Kolaborasi yang erat antara start up dan masyarakat membentuk ekosistem inklusif dan responsif, mendorong inovasi, pertumbuhan, dan pemberdayaan bersama.

 

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *