Catatan LEAP Forum: Partisipasi Publik dan Stakeholder Engagement

LEAP ForumPengantar: pada tanggal 20 – 31 Oktober 2014, Ketua IAP2 Indonesia Aldi Muhammad Alizar menghadiri LEAP (Leadership, Evidence and Advancing Practice) Forum dan beberapa agenda IAP2 Federasi di Sydney Australia. Forum yang dilaksanakan oleh IAP2 Australasia ini merupakan forum tahunan yang dihadiri oleh anggota IAP2 Australasia dan jaringannya di seluruh dunia. Di bawah ini akan diturunkan beberapa seri tulisan terkait LEAP ini yang diramu kembali oleh Redaksi dari catatan Aldi Alizar.

SALAH satu isu yang berkembang dalam Forum LEAP tersebut adalah bahwa ternyata esensi Partisipasi Publik yang terasa khususnya selama LEAP Forum masih kental dengan nuansa Marketing dan Public Relation.

Dalam hal ini marketing ini, menangani risk manajemen merupakan hal yang cukup penting, sehingga perlu dipelajari transisi yang terjadi juga pada The Equator Principles (EP) dan IFC Performance Standards (IFC-PS) plus Risks Management ala Banking sector, bahwa resiko reputasi adalah mutlak untuk dikelola. Itu terjadi sejak awal tahun 2000. Sehingga aspek komunikasi benar-benar harus dimasukkan ke dalam mitigasi resiko pada setiap proyek investasi komersial dan pembangunan sosial;

Kemudian di kenal, salah satunya, sebagai Public Consultation and Disclosure Plan (PCDP) oleh EP dan IFC-PS. Dan oleh kementerian Lingkungan Hidup di kenal sebagai konsultasi publik. PCDP ini sangat dilandasi oleh teori komunikasi publik dan juga pemasaran. Sejak tahun 2011, EP dan IFC-PS belajar bahwa komunikasi yang dilakukan cenderung kurang manusiawi, dalam arti cenderung fokus kepada penyampaian pesan dan informasi. Bilapun ada dialog, lebih kepada formalitas saja, berusaha mendengar suara konsumen atau stakeholder. Sehingga kemudian, fokus utama dari mitigasi resiko lebih di fokuskan kepada manusia, dalam hal ini di kenal sebagai stakeholder. Perbedaan utamanya adalah:

Dalam teori komunikasi lebih menitik beratkan kepada sponsor utama yang ingin menyampaikan pesan dan informasi dengan sedikit memahami karakteristik penerima pesan. Dalam teori pelibatan stakeholder lebih menitik beratkan kepada memahami manusia, dalam hal ini stakeholder, dengan utuh dan menyeluruh, termasuk berdiskusi dengan mereka mengenai pesan dan informasi seperti apa dan bagaimana yang sesuai dengan mereka.

Dan sejak tahun 2013, EP dan IFC-PS plus berbagai lembaga donor dan keuangan internasional, merubah pendekatan mitigasi resiko (khususnya sosial dan lingkungan) menjadi pelibatan stakeholder yang strategis, terstruktur dan sistematis. (Admin)

Author

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *