Jakarta – Di tahun 2020 ini, merupakan tahun dimana isu keberlanjutan atau sustainabilty semakin gencar dan menjadi hal penting untuk di implementasikan bagi seluruh instansi/lembaga/usaha bisnis. Disamping itu juga isu keberlanjutan menjadi tujuan penting dalam Agenda 2030 dan Sustainability Development Goals (SDGs/TPB).
Sebagian UMKM hingga Perusahaan Besar di Indonesia sudah mulai menyadari bahwa kegiatan operasional dan produk yang di hasilkan haruslah memenuhi indikator keberlanjutan yang tersandarisasi. Melalui semangat kebersamaan untuk menciptakan “environment” keberlanjutan inilah, IAP2 Indonesia berinisiatif untuk ikut berpartisipasi di dalamnya dengan mulai menyusun laporan keberlanjutan atau sustainability report (SR) untuk tahun 2019.
Dalam memenuhi indikator keberlanjutan yang di paparkan dalam SR, tentu kita perlu mengetahui apa saja dan bagaimana cara untuk menilai bahwa setiap kegiatan operasional yang selama ini dilakukan sudah memenuhi standar keberlanjutan. Salah satu lembaga yang memberikan/meyusun standar internasional dalam pelaporan keberlanjutan adalah Global Reporting Initiative (GRI).
GRI adalah organisasi internasional independen yang telah memelopori pelaporan keberlanjutan sejak 1997. GRI hadir untuk membantu instansi/lembaga/usaha bisnis di seluruh dunia dalam memahami dan mengkomunikasikan dampak yang ditimbulkan pada isu-isu keberlanjutan seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, kesejahteraan sosial, dll.
SR yang di susun sesuai standar GRI dapat berperan menjadi sebuah alat untuk menjawab tantangan isu keberlanjutan yang dihadapi. Sehingga secara tidak langsung bagi instansi/lembaga/usaha bisnis yang telah menyusun SR dapat memperluas jangkauan pasar, membangun kepercayaan, loyalitas konsumen, dan mempermudah akses terhadap pasar ekspor bagi usaha bisnis.
Karena dalam laporan keberlanjutan berstandar GRI tersebut sudah pasti menyajikan informasi terstruktur dimana dampak keberlanjutan diukur. Oleh karena itu, pelaporan keberlanjutan yang disusun akan menjadi pembeda kompetitif yang signfikan bagi instansi/lembaga/usaha bisnis untuk memasuki rantai nilai global. Sehingga dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global.
Kedepan diharapkan semua instansi/lembaga/usaha bisnis dapat mengimprovisasi dan atau mengurangi ketergantungannya kepada sumber daya alam, dan mulai melakukan langkah strategis untuk dapat memberikan dampak keberlanjutan dan memberi manfaat yang lebih menyeluruh pada aspek ekonomi, lingkungan dan atau sosial masyarakat pada tahun-tahun berikutnya.
Ikuti terus informasi terkini dari kami seputar partisipasi publik dan keterlibatan stakeholder, jangan sampai ketinggalan jadwal pelatihan, seminar, panel diskusi, dll. Pantau terus perkembangannya di website dan sosial media IAP2 Indonesia.