Pada hari Rabu, 25 Maret 2015, IAP2 Indonesia mengadakan seminar bertajuk “Pengelolaan Gas Rumah Kaca dan Polusi untuk Menangani Pemanasan Global“. Terdapat tiga pembicara yang mengisi seminar ini, yaitu (1) Nur Masripatin, (2) Timotheus Lesmana Wanadjaja, dan (3) Syarifah Aini Dalimunthe. Dalam seminar kali ini, Bu Nur berbagi mengenai keadaan gas rumah kaca dan penanganan perubahan iklim dalam level internasional, nasional, dan sub-nasional. Kemudian Mbak Syarifah berbagi mengenai pemahaman dan pendekatan kepada masyarakat miskin perkotaan dan masyarakat hutan terkait perubahan iklim. Pak Timotheus menutup dengan berbagi mengenai Greenhouse Gas Protocol sebagai cara pihak swasta untuk menjadi akuntabel terhadap emisi gas rumah kaca (GRK).
Ibu Nur Masripatin adalah bagian dari Tim Penanganan Perubahan Iklim di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beliau membawakan presentasi mengenai Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Hutan dan Pentingnya Partisipasi Publik. Di Indonesia, peran hutan dan lahan dalam mitigasi perubahan iklim sangat penting karena kawasan hutan di Indonesia menurut hukum adalah 70% dan emisi terbesar di Indonesia dari sektor berbasis lahan. Mitigasi perubahan iklim ini dilakukan di setiap level, yaitu internasional, nasional, dan sub-nasional. Namun, ada beberapa isu nasional yang sebaiknya diselesaikan di level nasional saja. Selain itu, kesepakatan dari level internasional yang berlaku untuk berbagai negara harus diterjemahkan ke konteks lokal. Dalam penanganan perubahan iklim ini, diperlukan partisipasi semua pihak.
Mbak Syarifah Aini Dalimunthe adalah peneliti di LIPI. Beliau membawakan presentasi mengenai Menyasar yang Terlupakan: Mengemas Pesan Adaptasi Perubahan Iklim bagi Kelompok Marginal. Umumnya, masyarakat yang terpinggirkan tidak mengerti terminologi “perubahan iklim”, tetapi menyadari adanya perubahan-perubahan di lingkungan mereka, misalnya semakin sulit mencari ikan atau tidak menentunya curah hujan yang berdampak pada hasil panen. Seringkali, mereka lah yang paling terdampak dari perubahan iklim. Penyampaian dampak dan mitigasi perubahan iklim ke masyarakat terpinggirkan ini harus dikemas dalam bahasa sehari-hari yang dekat dengan kehidupan mereka. Selain itu, pendekatan sebaiknya dilakukan secara komunal dan melalui pemuka masyarakat, dan media paling efektif adalah televisi dan telepon genggam.
Pak Timotheus Lesmana Wanadjaja adalah Direktur Pelaksana di Pusat Produksi Bersih Nasional, dan juga aktif di KADIN dan Indonesia Business Council for Sustainable Development. Beliau membawakan presentasi mengenai Greenhouse Gas Protocol. Protokol ini diciptakan oleh World Business Council for Sustainable Development dengan tujuan menciptakan standar akunting dan pelaporan untuk emisi gas rumah kaca. Ini adalah kontribusi sektor swasta dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Laporan sesuai protokol ini memungkinkan suatu perusahaan untuk mengukur jumlah emisinya dan melakukan langkah untuk mengurangi emisi tersebut. Untuk ini juga perlu dilakukan pemetaan rantai pasokan atau supply chain untuk bisa mengukur emisi di setiap tahapan dalam proses.
Materi lengkap presentasi ini bisa didapatkan dari mailing list IAP2 Indonesia. Untuk bergabung menjadi anggota milis, harap email ke iap2id[at]gmail[dot]com.