Carolina Utara – Salam hangat dari para Dewan Federasi IAP2 untuk kita semua. Setelah melakukan pertemuan di Charlotte, Carolina Utara, dewan federasi mengumumkan perkTembangan dan perubahan-perubahan dalam badan IAP2.
Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 8-9 September 2019 dihadiri oleh Kylie Cochrane (ANZ dan Int. Chair), Jay Vincent (Amerika Serikat), Aldi Muhammad Alizar (Indonesia), Tim Hart (Afrika Selatan), Mandi Davidson (ANZ), John Poynton (Amerika Serikat), Bruce Gilbert (Kanada), dan Catherine Rockandel (Kanada). Perwakilan IAP2 di Italia tidak berpartisipasi dalam pertemuan. Ada tiga hal yang menjadi hasil pertemuan ini, yaitu pengakuan akan keberagaman dalam praktik partisipasi publik, proses perubahan internasional, dan pengaturan untuk wilayah baru.
Pengakuan keberagaman dalam praktik partisipasi publik
Hidup dalam keberagaman dan kompleksitas yang begitu luas menjadi tantangan untuk menghadirkan pelatihan dan praktik partisipasi publik yang relevan dan benar-benar mencerminkan keberagaman komunitas. Karena itu, Dewan Federasi membentuk audit keanekaragaman (audit diversity). Audit ini mencakup aspek-aspek kerja IAP2 yaitu: struktur organisasi, peran, dinamika kekuasaaan, inklusivitas, dan aksesibilitas. Beberapa hal yang akan diaudit adalah produk pelatihan dan mitra penyelenggara, kesempatan dalam hal kepempimpinan di dalam organisasi dan sebagainya. Kami juga akan meminta aksi nyata untuk memastikan bahwa kita sudah selaras dan mendukung prinsip akses dan respek yang dimuat dalam Kode Etika kita.
Sementara waktu, kami pun telah merevisi kriteria untuk calon partisipan untuk program Train the Trainer agar hambatan-hambatan berpartisipasi dalam dieliminasi.
Proses perubahan internasional
Dua perubahan utama yang dihasilkan dalam pertemuan ini, yaitu model pendanaan dan pemilihan anggota dewan internasional.
Dewan Federasi mentapkan model pendanaan baru untuk mendukung organisasi internasional dan refional yang kuat dan berkelanjutan. Mulai tahun 2020, lima puluh persen dari biaya keanggotaan akan dialokasikan untuk mendukung IAP2 Internasional, dan lima puluh persen sisanya untuk regional.
Dengan skema ini, IAP2 di tingkat regional juga akan lebih kuat secara finansial karena mereka akan menerima biaya lisensi pelatihan untuk pertama kalinya. Ini adalah tonggak penting dalam proses perubahan. Hal tersebut memungkinkan IAP2 internasional dan regional bergerak menuju model baru pada tahun 2020.
Kami juga telah mengembangkan rencana yang menjadi panduan bagi dewan internasional mulai tahun 2020. Ada beberapa prioritas utama untuk dipertimbangkan, yakni: pengembangan seperangkat jalur (pathways) dan modul pembelajaran global yang koheren, terkini dan terkemuka, pengembangan metode untuk memastikan bahwa IAP 2 memiliki mitra penyampai (delivery partners) yang terampil, beragam, aktif terlibat. Selain itu, IAP2 terus berupaya mengadvokasi agar PBB mengakui 2021 sebagai Tahun Partisipasi Internasional dan mendukung pertumbuhan afiliasi di wilayah Indonesia, Afrika Selatan, dan Amerika Latin. Hal lain yang tak kalah penting adalah mengembangkan agenda penelitian global.
Selanjutnya, pertemuan juga menghasilkan beberapa rencana proyek yang yang dilakukan mulai 2020, yaitu: Peninjauan kembali janji organisasi (brand promise) dan materi promosi (collateral materials), Peninjauan kembali Standar Jaminan Kualitas IAP2, Proyek penelitian State of the Practice, Peninjauan kembali program sertifikasi dan penjajakan untuk akreditasi profesional, Pengembangan perlengkapan pemeriksaan audit untuk proyek dan organisasi, Peninjaun kembali Penghargaan untuk Core Values, Pengembangan cara untuk belajar dan mengembangkan praktik terbaik dan yang akan datang, Pengembangan strategi advokasi internasional, dan Penjajakan untuk ekspansi IAP2 ke Kawasan/wilayan baru di seluruh dunia.
Keputusan terbaru lainnya adalah pada tahun 2020, untuk pertama kalinya, anggota dewan internasional dapat dipilih secara langsung oleh anggota di setiap wilayah. Dengan ini diharapkan mereka dapat meninjau prioritas tersebut pada awal 2020 serta mengembangkan rencana strategis yang komprehensif untuk organisasi internasional yang baru.
Ucapan selamat diberikan kepada Ketua Kylie Cochrane yang menerima penghargaan ‘Inspirational Leadership Award’ perdana di Core Value Awards. Kylie diakui dan dihargai karena kepemimpinannya yang berani serta kontribusinya yang luar biasa terhadap praktik partisipasi publik.
Saat menerima penghargaan, Kylie berterima kasih kepada semua sukarelawan yang telah bekerja keras dan membantu IAP2 sampai di posisi sekarang ini.
Baca juga seri Kabar Luar Negeri lainnya: 2019 Profesional Bersertifikat dari Amerika Utara Diumumkan
Dewan Federasi memahami bahwa organisasi IAP2 semakin mendekati tanggal transisi, 1 Januari 2020. Karena belum ada kesepakatan terkait proses pelatih berlisensi, maka Pengurus memutuskan untuk memperpanjang lisensi saat ini hingga akhir tahun 2020 agar ada kepastian bagi mereka sampai 15 bulan ke depan. Pendapatan dari pelatihan akan dialokasikan ke IAP2 regional mulai 1 Januari 2020 dan Gugus Tugas Operasional (Operations Task Force) akan mempertimbangkan bagaimana biaya lisensi akan dibayarkan di tahun 2020 supaya prosesnya sederhana bagi semua orang.
Pengaturan kawasan baru
Dewan Federasi juga telah merevisi kerangka kerja untuk wilayah baru dari seluruh dunia yang ingin masuk menjadi keluarga IAP2.
Mulai 2020, IAP2 akan memiliki tiga jenis status badan regional: emerging status (wilayah yang baru memulai), provisional status (daerah yang telah menyelesaikan formal agreement dan telah berpartisipasi dalam IAP2 internasional tetapi tidak memilih), dan yang ketiga adalah full status (wilayah dengan hak suara di IAP2 Internasional).
Wilayah dengan status emerging dan provisional akan disediakan pendampingan dan dukungan dari IAP2 Internasional dan IAP2 regional agar mereka mendapatkan status Penuh.