Normal Baru menjadi jargon yang menggema sejak Pemerintah melemparkan wancana relaksasi atau pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada pertengahan Mei 2020. Masyarakat pun bersiap menyambut era Normal Baru. Pemerintah menyertai wacana ini dengan seperangkat kebijakan yang mengakomodir prinsip social distancing. Kebijakan tersebut tertuang dalam sejumlah protokol atau aturan yang memastikan masyarakat dapat beraktivitas dan tetap aman dari COVID-19.
Protokol-protokol tersebut antara lain protokol persiapan keluar rumah yang mengarahkan kita untuk harus mempersiapkan peralatan pendukung mulai dari masker, cairan pencuci tangan hingga helm pribadi (bagi mereka yang menggunakan ojek daring). Kemudian, protokol menggunakan kendaraan umum juga muncul untuk mengatur perilaku para pengguna kendaraan umum, baik angkutan kota, bis maupun kereta antar kota. Terakhir adalah protokol saat masuk kantor yang mengarahkan kita untuk tidak masuk dan keluar kantor bersamaan agar meminimalisir kontak fisik.
Keberadaan protokol – protokol ini menjadikan mental kita siap untuk beraktivitas. Masa pelonggaran PSBB atau masa transisi (demikian Pemda DKI menyebutnya) pun mulai dilaksanakan sejak minggu kedua Juni 2020. Masyarakat mulai beraktivitas. Mereka yang melakukan Work from Home kembali ke rutinas masuk kantor. Mereka yang memiliki usaha niaga juga mulai ‘menggelar lapak’. Logika penyebaran COVID-19 karena adanya mobilitas manusia pun terbukti: angka kasus positif COVID-19 mengalami penambahan luar biasa yaitu 36.404 kasus positif COVID-19 dengan penambahan 1.014 per hari. Angka ini sepertinya kurang berbunyi karena saat akhir pekan masyarakat malah cenderung beraktivitas seperti biasa, tanpa mengindahkan prinsip social distancing, berjaga jarak dan menggunakan masker.
Padahal, posisi masyarakat dalam penanganan COVID-19 ini boleh dibilang sangatlah krusial. Siapapun dia, tak peduli jabatan, ras, suku bangsa dan gender memiliki potensi sebagai pembawa virus dan sekaligus pengendali penyebarannya. Maka sebenarnya garda depan penanganan COVID-19 adalah masyarakat itu sendiri, bukan tenaga kesehatan. Namun sepertinya masyarakat masih perlu diedukasi agar dapat bersikap lebih bertanggung jawab dalam situasi Pandemi ini dan tidak beranggapan bahwa penanganan COVID-19 adalah tanggung jawab sektor kesehatan atau pembuat kebijakan atau pemerintah.
IAP2 Indonesia menyadari posisi krusial yang dimiliki oleh masyarakat tersebut dan sudah mengakomodirnya dalam butir-butir Nilai Dasar Partisipasi Publik IAP2. Salah satu hal yang relevan dengan situasi sekarang adalah nilai dasar yang berbunyi masyarakat yang terdampak oleh sebuah keputusan memiliki hak untuk terlibat dalam keputusan tersebut. Atau jika dipadankan dengan situasi Pandemi saat ini, nilai tersebut akan terbaca seperti ini: masyarakat yang terdampak oleh keputusan terkait penanganan COVID-19 memiliki hak untuk terlibat dalam keputusan tersebut.
Pelibatan masyarakat memang membutuhkan proses dan terutama dalam masa Pandemi ini membutuhkan strategi yang berbeda. Salah satu strateginya adalah diskusi berformat daring yang saat ini sudah diinisiasi oleh beberapa pihak. Format diskusi satu ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait dampak COVID-19 serta solusinya yang dibawakan secara ringan, tepat sasaran dan tak kalah penting, mereka juga bisa berpartisipasi dalam webinar tersebut dengan mengajukan pertanyaan langsung, sehingga pintu awal ke arah partisipasi yang otentik mulai terbuka.
IAP2 Indonesia dan Global Water Partnership South East Asia (GWP-SEA) sudah mencoba format diskusi daring ini dan akan melakukan untuk kedua kalinya pada akhir Juni 2020 ini. Melalui diskusi daring nanti, diharapkan masyarakat dapat memahami urgensi partisipasi mereka dalam upaya menekan penyebaraan COVID-19 dan sekaligus membuka jalan menuju partisipasi yang otentik dan bermakna sebagai bagian dari Normal Baru.***IS
Referensi:
- https://mediaindonesia.com/read/detail/315507-relaksasi-psbb-nikmat-membawa-sengsara
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/14/17462841/10-hari-psbb-transisi-ada-1263-kasus-baru-covid-19-di-jakarta
- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200614084019-106-513097/pasar-tradisional-momok-klaster-baru-corona-di-ri-dan-china
- https://iap2.or.id/nilai-dasar/
- instagram.com/p/CAaAE_OBGCs/
- Foto: Health vector created by freepik – www.freepik.com