Memaknai Kesejahteraan Hijau Melalui Partisipasi yang Berkualitas

Kunjungan Aldi Muhammad Alizar dan E.Kurniawan Padma ke kediaman Prof. Emil Salim

Kamis (12/10/2020), Aldi Muhammad Alizar selaku Chair IAP2 Indonesia bertandang ke kediaman Prof. Emil Salim bersama dengan E. Kurniawan Padma selaku President Director/CEO Indonesia Environment Consultant. Ditemani secangkir kopi, diskusi sore tersebut membahas beberapa persoalan yang saat ini sedang melanda Indonesia. Salah satunya adalah bagaimana memaknai kesejahteraan hijau melalui partisipasi yang berkualitas.

Secara umum, pandemi yang sedang melanda ini memang memberikan dampak negatif dalam banyak hal. Namun, persoalan kehidupan selalu yin dan yang. Selalu ada sisi positif dalam seburuk-buruknya hal atau semuram apa pun persoalan. Pada kasus pandemi ini, dampak positifnya adalah alam berkesempatan untuk memulihkan diri dan beristirahat dari pembangunan yang sebelumnya tiada henti dilakukan manusia dan acap kali merusak alam. Melansir Futurism, Jumat (22/5/2020), studi dilakukan para akademisi di University of East Anglia, menunjukkan emisi harian berkurang hingga 17 persen selama lockdown di masa pandemi virus corona. “Pengurungan populasi telah menyebabkan perubahan drastis dalam penggunaan energi dan emisi CO2,” Corinne Le Quéré, profesor di University of East Anglia, dan penulis utama makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change. Di sisi lain, sektor pertanian juga merupakan sektor yang tahan akan guncangan pandemi. Dilansir dari Antara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sektor pertanian yang terus didorong oleh pemerintah untuk maju, mampu tumbuh di tengah pandemi COVID-19. Syahrul mengatakan bahwa ketika sektor lain terdampak habis-habisan, sektor pertanian mampu tumbuh sebesar 16,4 persen. Hal tersebut karena kebutuhan masyarakat terhadap sektor pertanian tidak berhenti meskipun pandemic menghantam. Dengan demikian, pandemi mengajarkan pemaknaan kembali terhadap sektor hijau untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

Dalam sektor pertanian, kopi menjadi salah satu produk unggulan Indonesia. Mongabay menyatakan bahwa kopi merupakan tanaman yang mendorong proses intelektualitas masyarakat di Indonesia, seperti halnya pada sejumlah masyarakat di Eropa. Petani kopi pun pantas disebut sebagai penggerak intelektualitas. Kopi juga menjadi sektor yang diandalkan untuk membantu memulihkan perekonomian yang terdampak pandemic. “When words failed coffee talks” ungkap Aldi Muhammad Alizar. Artinya, kopi telah menjadi teman baik dalam mendampingi negeri ini untuk memajukan perekonomian.

Namun demikian, walaupun sektor pertanian bertahan kuat dari goncangan pandemi, petani kopi juga dilanda masalah karena permintaan kopi dari negara lain menurun. Dalam artikel “Pandemi, Adaptasi, dan Kopi” yang terbitkan oleh CNN Indonesia, diungkapkan bahwa terdapat penurunan permintaan kopi arabika premium hingga hampir 50 persen. Hal tersebut karena beberapa kafe, hotel, dan sektor pengguna lain yang ada di luar negeri telah tutup. Kontrak perjanjian pun tidak lagi bisa digantungkan mengingat keadaan luar biasa COVID-19 ini.  Oleh karena itu, di sinilah letak partisipasi yang berkualitas dibutuhkan. Partisipasi untuk mendukung petani kopi agar bisa mengembangkan hasil kopi mereka dan memasarkannya dengan baik. Gerakan pendukung petani kopi adalah hal yang perlu digiatkan dan menjadi aspek penting dalam hal ini. Dengan demikian, kesejahteraan hijau dalam usaha pemulihan ekonomi Indonesia dapat terlaksana.

Sumber Literatur Daring :

  1. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201001114728-267-553136/pandemi-adaptasi-dan-kopi
  2. https://www.mongabay.co.id/2020/10/05/petani-kopi-itu-penjaga-lingkungan-dan-intelektualitas/
  3. https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/22/200200723/pandemi-corona–emisi-karbon-global-turun-ekstrem-krisis-iklim-masih?page=all&utm_source=Google&utm_medium=Newstand&utm_campaign=partner

Author

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *