Coldplay siapa sih?
Berawal dari Band Kampus!
Coldplay dibentuk pada tahun 1998 di University College, London, dengan pasangan pianis-vokalis Chris Martin dan gitaris Jonny Buckland. Sesama mahasiswa lainnya kemudian gabung, Guy Berryman pada bass dan Will Champion, gitaris yang kemudian beralih ke drum. Setahun kemudian, Coldplay menembus Top 100 Inggris pada tahun 1999 dengan single “Brothers & Sisters“.
Lagu-lagunya yang terkenal di masyarakat “Viva la Vida”, “Yellow”, “The Scientist”, dan “Fix You”. Coldplay juga melakukan kolaborasi dengan beberapa musisi ternama diantaranya, Beyonce, Rihanna, The Chainsmokers dan Selena Gomez. Tahun 2021 Coldplay melakukan kolaborasi dengan boyband asal Korea BTS dengan lagu “My Universe”.
Baca Juga : Efektivitas Spektrum Partisipasi Publik IAP2 dalam Warisan Budaya Subak terhadap Penilaian Dampak
Akhirnya, konser di Indonesia loh
Setelah vakum konser selama 5 tahun, akhirnya Coldplay mengadakan kembali tur konsernya di tahun 2022-2023 dengan album musiknya yang berjudul “Music of the Spheres” di Inggris, Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Asia-Australia.
Pada tahun 2017, Coldplay menyelenggarakan konser “A Head Full of Dreams Tour” di beberapa negara Asia meliputi negara Thailand, Singapura, Filipina, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, India, dan Uni Emirat Arab.
Setelah penantian panjang masyarakat Indonesia, akhirnya Coldplay mengumumkan akan konser di beberapa negara Asia termasuk Indonesia untuk pertama kalinya. Coldplay akan tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno – Jakarta, pada tanggal 15 November 2023 dengan harga tiketnya dimulai dari 800 ribu hingga 11 juta rupiah.
Penggemar band Coldplay dari Indonesia juga cukup banyak dan antusias. Tak ayal kalau mereka memilih untuk konser di Indonesia, karena menurut Spotify, negara kita merupakan negara ke-4 sebagai pendengar terbanyak untuk grup band asal Inggris itu dengan lebih dari 1 Juta pendengar per tiap bulannya.
Baca Juga : Mendorong Kesadaran ESG Pada PKM di Indonesia
Kenapa nonton Coldplay worth it
Tour Konser Coldplay terbaru yang bertema “Music of Spheres” mengangkat konsep peduli lingkungan dan berkelanjutan dengan menggunakan tiga prinsip dasar yaitu Reduce, Reinvent, dan Restore atau yang lebih dikenal dengan istilah Sustainable Concert.
Reduce dengan mengutamakan penyelenggaraan konser dengan pengurangan konsumsi emisi sebesar 50% dibandingkan dengan penyelenggaraan konser sebelumnya. Reinvent dengan mendukung teknologi yang ramah lingkungan dan pengembangan teknologi terbarukan. Sedangkan Restore dengan memanfaatkan tour konser sebagai pendukung pendanaan proyek berbasis lingkungan dan teknologi.
5 Aspek penting dari 12 aspek yang menjadi peran penting dalam penyelenggaraan konser tersebut:
- CO2 Emissions; dalam penyelenggaraan konser merupakan menjadi penyumbang emisi karbon yang cukup besar. Coldplay menerapkan konser yang ramah lingkungan dengan memperhitungkan jejak emisi, menggunakan energi bersih dengan menghindari penggunaan bahan bakar fosil dan menggunakan biomaterial yang sustainable dan dapat digunakan kembali
- Power; yang menarik dari konser ini, menggunakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan berupa Panel Surya, menggunakan sistem baterai yang dapat didaur ulang, dan memanfaatkan energi kinetik dengan memasang panel lantai penyerap energi gerak dan sepeda pembangkit listrik di area penonton, jadi penonton di ikut terlibat dalam mendukung kegiatan konser berlangsung.
- Travel; tentunya dalam tour konsernya Coldplay bekerjasama dengan aviasi yang menggunakan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (SAF) dan mengupayakan menggunakan transportasi yang bertenaga listrik
- Stage Show; panggung konsernya akan menggunakan material yang ramah lingkungan dan dapat bisa daur ulang dan digunakan kembali. Tidak hanya itu, Ketika konser penonton akan dipinjamkan LED Wristbands yang dikenal sebagai Xylobands terbuat dari plant-based material dan dapat daur ulang, bagian elektroniknya akan digunakan untuk konser selanjutnya.
- Good Cause; sebagai mendukung aksi peduli lingkungan, 10% dari pendapatan mereka (tur, rekaman, merchandise, dll) akan disumbangkan untuk pendanaan proyek konservasi lingkungan, sosial dan kegiatan amal di seluruh dunia.
Baca Juga : Menilik Ekonomi Berkelanjutan dalam Wawasan Indonesia 2045
Eksperiens yang ditawarkan saat menonton konser Coldplay adalah dengan memberikan suasana berbeda tiap lagunya. Permainan warna-warna cahaya lampu LED berasal dari Xylobands yang otomatis menyala dan berganti warna diikuti dengan confetti dan kembang api memeriahkan suasana konsernya. Pengalaman terbaru juga memberikan kesempatan untuk penonton dapat menikmati konser sambil menari di lantai energi kinetik yang akan mengubah tekanan dari gerakan penonton menjadi energi dan menggunakan sepeda pembangkit listrik yang disediakan di area penonton untuk membantu menyalakan lampu dan sebagai bentuk aksi dari peduli lingkungan dengan memanfaatkan energi hijau.
Melalui Sustainable Concert, Coldplay menjadikan konsernya sebagai contoh bagaimana industri musik bisa berkontribusi dalam pembangunan yang lebih berkelanjutan.