IAP2 Indonesia – International Association for Public Participation (IAP2) Indonesia turut serta dalam acara Global Convening 2023 yang diselenggarakan oleh Safe & Sound Cities (S2Cities) pada Jumat, 27 Oktober 2023 di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi bagian dari serangkaian acara yang dihadiri oleh beragam pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, lembaga, sektor swasta, para pelaku masyarakat, dan generasi muda. Pada acara tersebut, pemangku kepentingan berkumpul untuk saling berbagi pengetahuan, membangun jaringan kerja sama, dan membuka jalan menuju tindakan yang transformatif dalam menciptakan kota yang aman dan nyaman untuk generasi muda di lingkungan perkotaan.
Bandung dan S2Cities
Kota Bandung, Jawa Barat, berkesempatan menjadi tuan rumah acara S2Cities yang diselenggarakan di Indonesia. Dalam pelaksanaannya S2Cities bekerjasama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia, International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI) Indonesia, Ruang Ketiga, dan tentunya pemerintah Kota Bandung. Selain itu, peserta acara ini cukup beragam karena dihadiri oleh perwakilan pemangku kepentingan seperti Dinas Perhubungan Kota Bandung (Pemerintah), Duta Bahasa (Pemerintah), Karang Taruna Taman Sari (NGO), Call to Action (NGO), The Local Enablers/TLE (Bisnis), Bank Sampah Bersinar (Bisnis), Lakuna Kota (Komunitas Anak Muda), Green Generation (Komunitas Anak Muda), Teens Go Green (Komunitas Anak Muda), dan Perwakilan Mahasiswa SAPPK ITB (Akademisi).
Baca Juga : Placemaking: Ketika Manusia dan Kota Saling Menghidupkan
Rangkaian Kegiatan S2Cities
Foto Peserta S2Cities
Rangkaian acara S2Cities dimulai dengan mengunjungi taman-taman yang ada di Bandung. Taman pertama yang dikunjungi adalah Taman Lansia yang diresmikan pada tahun 2014. Taman Lansia diberi nama demikian karena dahulu sering dikunjungi oleh kalangan lanjut usia (lansia); walaupun saat ini mayoritas pengunjungnya merupakan keluarga muda bersama anak-anaknya yang ingin melakukan rekreasi di ruang terbuka hijau. Taman lansia ini memiliki ikon yang unik yaitu sebuah patung Tyrannosaurus Rex (T-rex) setinggi 2 meter yang kehadirannya menarik minat anak-anak untuk mengunjungi taman ini. Taman Superhero juga merupakan salah satu taman yang dikunjungi di tur yang menggunakan Bandung Tour On Bus (BANDROS). Taman Superhero – seperti namanya – memiliki beberapa patung superhero yang menarik perhatian anak anak, sehingga kondisi taman ini sangatlah “hidup” dan dipenuhi oleh pengunjung dan pedagang kaki lima.
Destinasi selanjutnya adalah Taman Kiara Artha Park yang mengusung konsep urban modern karena dilengkapi dengan pertunjukan air mancur, cafe outdoor, tempat foto, dan fasilitas rekreasi seperti sewa kendaraan listrik. Pengunjung yang datang ke taman ini dikenakan biaya masuk sebesar RP 15.000,- untuk memasuki area utama. Taman ini dikelola oleh pihak swasta dan memiliki kondisi yang sangat terawat dan nyaman, meskipun pepohonannya tidak serindang taman-taman sebelumnya. Destinasi terakhir yang dikunjungi di tur ini adalah Alun-alun Bandung yang telah direvitalisasi sehingga memiliki fasilitas yang beragam. Di dalam area taman ini, terdapat perpustakaan kota yang dapat dikunjungi oleh pengunjung secara gratis mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Di kawasan Alun-alun Kota Bandung juga terdapat Masjid Agung Kota Bandung yang menarik untuk dikunjungi sebagai tempat peribadatan masyarakat yang beragama muslim. Kunjungan ke beberapa taman tersebut dimaksudkan agar peserta mendapatkan bukti empiris mengenai kondisi Kota Bandung untuk nantinya didiskusikan saat sesi Diskusi Kelompok Terfokus (FGD).
Foto Kegiatan FGD
Acara S2Cities dilanjutkan dengan sesi FGD di Hotel Amaroosa dengan dua topik utama “Why Safe and Sound Cities are Urgent?” dan “Problems with Existing Public Spaces and How Can We Fix Them?”. Pada sesi FGD ini, peserta dibagi menjadi 8 kelompok FGD berisikan sekitar 4 – 6 orang untuk mendiskusikan topik tersebut. Pada sesi pertama, peserta digali pengetahuannya tentang kriteria kota yang “aman dan nyaman”, seberapa penting safe and sound cities, dan alasan mengapa kita perlu mewujudkan safe and sound cities. Pendapat setiap anggota grup dituliskan menggunakan post-it dan hasil diskusinya dikumpulkan untuk di dokumentasi. Pada sesi kedua, peserta diajak untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang dapat ditemukan di perkotaan, mengapa permasalahan tersebut bisa terjadi, dan bagaimana solusi permasalahan tersebut. Pada akhir sesi diskusi kedua ini, solusi yang ditawarkan setiap kelompok sangatlah menarik karena berasal dari pemangku kepentingan yang memenuhi aspek ABCGM. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh IAP2 Indonesia untuk mewujudkan safe and sound cities adalah partisipasi multipihak pemangku kepentingan.
Baca Juga : Society 5.0: Revolusi Industri Berbasis Inovasi
Hal yang menarik dari kegiatan S2Cities ini adalah penggunaan virtual reality (VR) dimana peserta dapat bergiliran menggunakan perangkat VR untuk masuk kedalam dunia virtual. Di dalam dunia virtual tersebut, peserta dapat merasakan mendengarkan diskusi internasional yang dihadiri oleh pembicara dan peserta dari belahan dunia lainnya. Selain itu, peserta dapat berinteraksi dengan peserta dari negara lain di dunia virtual tersebut seperti berdiskusi, bertukar kontak, dan memberikan reaksi antar peserta. Secara keseluruhan, acara S2 Cities ini berhasil membangkitkan kesadaran dari berbagai pihak untuk mewujudkan kota yang aman dan nyaman, tapi juga cukup menarik untuk dihadiri oleh anak muda.