Indonesia Menjadi Negara Paling Dermawan, apa selanjutnya?

IAP2 Indonesia – Setelah keenam kalinya secara berturut turut, tahun ini Indonesia mendapatkan kembali gelar Negara Paling Dermawan di dunia versi World Giving Index (WGI) 2023. The Word Giving Index (WGI) adalah tahunan tentang kedermawanan di seluruh penjuru dunia yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation (CAF).

Melalui jejak pendapat secara global yang melibatkan 147.186 responden di tahun 2022. CAF menjadikan tiga perilaku yang dinilai dalam survei tersebut seperti sumbangan uang, sumbangan pada orang asing/tidak dikenal dan Partisipasi dalam kerelawanan.

10 Negara Paling Dermawan di Dunia

  1. Indonesia (Skor indeks: 68)
  2. Ukraina (Skor indeks: 62)
  3. Kenya (Skor indeks: 60)
  4. Liberia (Skor indeks: 58)
  5. Amerika Serikat (Skor indeks: 58)
  6. Myanmar (Skor indeks: 57)
  7. Kuwait (Skor indeks: 57)
  8. Kanada (Skor indeks: 54)
  9. Nigeria (Skor indeks 53)
  10. Selandia Baru (Skor indeks: 53)

Indonesia berada di puncak pertama dengan Komposisi Indeks dengan nilai 61% (Menyumbang pada orang asing/tidak dikenal), 82% (menyumbang uang), 61% (Partisipasi dalam kerelawanan).

Baca Juga: IAP2 Indonesia dalam kegiatan Safe & Sound Cities Global Convening 2023

Tantangan Dunia Filantropi di Indonesia

Hamid Abidin (Peneliti filantropi – Public Interest Research and Advocacy Center) mengatakan pencapaian Indonesia ini terbilang mengejutkan mengingat sektor filantropi di Indonesia menghadapi 3 tantangan besar sepanjang tahun 2022:

  1. Kepercayaan masyarakat pasca penyelewengan dana sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT)
  2. Belum pulihnya kapasitas menyumbang warga setelah Pandemi Covid-19
  3. Regulasi yang kurang mendukung, bahkan cenderung menghambat kegiatan filantropi di Indonesia.

Agama yang Mengajarkan Kedermawanan, Menjadi pendorong Utama

Faktor yang mempengaruhi Indonesia kembali menjadi negara paling dermawan adalah ajaran agama yang mendorong untuk memberi dan budaya saling membantu atau gotong royong.

“Agama sangat mempengaruhi budaya memberi di Indonesia, dengan zakat mendorong banyak karya filantropi.

Zakat mendefinisikan memberi kepada yang rentan dan membutuhkan sebagai kewajiban agama bagi semua Muslim yang memenuhi kriteria kekayaan yang diperlukan. Praktik ini berlaku juga untuk agama lain di Indonesia,” kata Chairman of the Executive Board Indonesia Philanthropy Association, Rizal Algamar, berdasarkan laporan WGI CAF.

Baca Juga: Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia 2023, Indonesia Masih Nomor Satu

Rekomendasi CAF untuk Meningkatkan Kedermawanan Secara Global

Pemerintah

  • Memastikan Organisasi Nirlaba untuk membuat regulasi yang adil, konsisten dan terbuka.
  • Memudahkan orang untuk memberi dan menawarkan insentif jika memungkinkan.
  • Mempromosikan Organisasi Nirlaba agar bisa secara independen bersuara di publik dan menghargai hak Organisasi Nirlaba untuk bersuara dalam isu-isu yang penting.

Pendana Internasional

  • Menyediakan dana bagi Organisasi Nirlaba yang bisa digunakan untuk membangun sistem/infrastruktur agar setelah program pendanaan itu selesai, Organisasi masyarakat sipil bisa tetap sustain.
  • Mendanai organisasi lokal secara langsung untuk meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi bantuan.
  • Menyadari pentingnya bantuan bagi para penerima hibah untuk membangun keberlanjutan dukungan domestik dan mendanainya sesuai kebutuhan.

Organisasi Nirlaba

  • Memastikan tata kelola yang baik dan transparan tentang dampak untuk membangun kepercayaan publik.
  • Membangun kerjasama yang baik dengan masyarakat lokal sehingga pengambilan keputusan ada di masyarakat lokal.

Mengenali dan membangun bentuk-bentuk kedermawanan dalam kearifan lokal untuk menciptakan organisasi dan budaya dalam kedermawanan yang kuat dengan konteks lokal.

Author

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *