Tag: #MinyakGoreng

Peran Kecipir.com dalam Menghadapi Isu Minyak Goreng

IAP2 Indonesia – Ternyata Kecipir.com juga merasakan dampak kelangkaan dan kenaikan minyak goreng loh! Lalu strategi apa yang dilakukan oleh Kecipir.com?

Apa itu Kecipir.com?

Sumber : Kecipir.com

Kecipir.com merupakan social enterprise  yang bertujuan untuk mewujudkan produksi, distribusi, dan konsumsi pertanian secara lebih berkeadilan dan ramah lingkungan. Tetapi Kecipir.com berbeda dengan e-commerce lainnya, dikarenakan Kecipir.com fokus pada produsen kecil yaitu petani. Secara sistem yang diterapkan oleh Kecipir.com terdiri dari 3 alur yaitu: a) Harvest to order, membantu petani untuk mendapatkan order; b) Deliver, order yang dipesan akan siap diantar tepat waktu dan fresh oleh Kecipir Circular Logistic; c) Enjoy, user siap menikmati pesanannya yang diproduksi dengan prinsip plastic free.

Baca Juga : Partisipasi publik dalam menghadapi isu minyak goreng 

Dampak Isu Minyak Goreng yang Dialami Kecipir.com

Kecipir.com bekerja sama dengan 3 produsen lokal di Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Tengah. Saat masa isu minyak goreng, produsen mengalami kelangkaan dan jika ada stock maka harganya bisa naik hingga 300%. Tentu hal tersebut memberikan dampak pada penjualan Kecipir.com dalam memenuhi kebutuhan customer.

Baca Juga : Elektrifikasi Kendaraan untuk Urban Mobility Berkelanjutan 

Strategi System Circular oleh Kecipir.com

Sumber : Materi Pak Dali, Membertalk#9

Untuk masalah supply yang dihadapi oleh Kecipir.com saat ini masih bergantung pada produsen. Namun diluar permasalahan supply, Kecipir.com bergerak untuk meningkatkan sustainability dengan system circular, yaitu menggunakan kemasan refill, setiap customer yang mengembalikan kemasan atau mengisi ulang akan mendapatkan cashback, dan promo menarik bagi customer yaitu menukar 1 liter minyak jelantah dengan produk sabun cuci ukuran 250 ml. Selain itu dikarenakan menggunakan kemasan refill maka harga minyak yang dijual oleh Kecipir jauh lebih murah.

Baca Juga : Memandang Isu Krisis Iklim dalam Kacamata Perempuan

Mari Berkontribusi Membantu Perekonomian Para Petani

Pada pemaparan oleh CORE Indonesia di Membertalk#9 IAP2 Indonesia bahwa masyarakat yang paling terdampak adalah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) seperti petani kecil dan UKM. Terutama para petani karena hampir 3,21% dari  penghasilannya digunakan untuk membeli minyak goreng aja, sehingga jika harga minyak naik maka alokasi persennya akan semakin meningkat dan beberapa kebutuhan lainnya harus dikurangi oleh kelompok petani kecil. Oleh karena itu dengan berkontribusi belanja di Kecipir.com, kita dapat membantu meningkatkan perekonomian para petani dan UMK, dikarenakan Kecipir.com menjunjung tinggi keadilan para produsen kecil.

Partisipasi publik dalam menghadapi isu minyak goreng

IAP2 Indonesia – Dalam isu kenaikan minyak goreng tentu nya partisipasi publik sangat dibutuhkan, bagaimana kondisi publik dalam menghadapi isu ini?

Kondisi publik dan dampak kenaikan harga minyak goreng 

Beberapa minggu terakhir, Kenaikan minyak goreng menjadi salah satu perhatian publik yang kuat karena masyarakat menyadari bahwa kenaikan minyak goreng sudah pasti sangat berdampak pada kenaikan harga bahan pokok lainnya, tidak hanya bahan pokok saja yang ikut naik tapi juga memiliki dampak kerugian di beberapa aspek seperti kerugian ekonomi hingga 3,38 T hingga perusahaan minyak goreng sendiri yang mengalami kerugian hingga millyaran karena kebijakan jangka pendek. Kondisi partisipasi publik saat ini juga tentunya menurun akan adanya isu ini, dilansir dari kompas.com, pada sidang kabinet paripurna (5/4/22) presiden Jokowi mengatakan bahwa keputusan yang diambil oleh para menteri belum mengkomunikasikan atau menginformasikan secara detail kepada publik hal ini membuktikan bahwa peran dari partisipasi publik belum dimaksimalkan dalam menghadapi isu ini padahal kebijakan ini sangat berdampak bagi siapapun seperti ibu rumah tangga dan para pedagang atau penjual makanan. 

Baca Juga : Supply Minyak Goreng Mencukupi, Lalu Mengapa Harga-nya Naik?

Core values IAP2 dalam isu kenaikan minyak goreng

Sebelum ditetapkan nya suatu kebijakan, perumusan nya perlu disosialisasikan terlebih dulu agar tidak menimbulkan konflik atau protes di kalangan publik, hal ini diperlukan nya partisipasi publik agar itu semua tidak terjadi. IAP2 Indonesia adalah bagian dari organisasi Internasional yang mengedepankan dan meningkatkan kualitas penerapan partisipasi publik.  IAP2 memiliki spektrum partisipasi publik dan 7 core values yang dirancang untuk pemilihan tingkat partisipasi publik dalam setiap keputusan/program yang melibatkan masyarakat. Dimana 5 tingkat tersebut terdiri dari inform, consult, involve, collaborate, dan empower.

Dari core values IAP2 ada beberapa yang memiliki keterkaitan terhadap isu naik nya harga minyak goreng, yaitu:

  1. Partisipasi publik didasarkan pada keyakinan bahwa mereka yang terpengaruh oleh suatu keputusan memiliki hak untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, tentu publik memiliki hak untuk terlibat dalam proses tersebut, karena hal ini mencakup secara keseluruhan lapisan masyarakat.
  2. Partisipasi publik mencari masukan dari peserta dalam merancang bagaimana mereka berpartisipasi. Pentingnya melibatkan publik dalam suatu perumusan kebijakan ini dan diperlukanya masukan dari masyarakat agar pembuat kebijakan mengetahui apa yang masyarakat  butuhkan dalam situasi tertentu seperti saat ini apakah perlu menaikan harga minyak goreng pada situasi pasca pandemi. 
  3. Partisipasi publik mempromosikan keputusan yang berkelanjutan dengan mengenali dan mengkomunikasikan kebutuhan dan kepentingan semua peserta, termasuk pembuat keputusan. Jadi dalam pengambilan kebijakan yang berkelanjutan, tentunya pemerintah harus melibatkan publik, dalam hal ini agar menghindari adanya protes ataupun konflik antar masyarakat dan juga untuk mengetahui keperluan publik yang akan menjadi kepentingan bersama.

Baca Juga : Elektrifikasi Kendaraan untuk Urban Mobility Berkelanjutan

Perencanaan Partisipasi Publik dalam Menghadapi Isu Minyak

Lalu bagaimana seharusnya perencanaan partisipatif dalam menghadapi isu minyak goreng? Pada diskusi Membertalk#9 IAP2 Indonesia, dirumuskan beberapa perencanaan partisipatif sebagai berikut.

  • Melibatkan pihak – pihak yang terdampak dalam menentukan harga minyak
  • Meningkatkan kinerja pihak rangka membangun kuantitas dan kualitas produksi
  • Memaksimalkan pembagian tanggung jawab terhadap setiap kelompok
  • Mengimplementasikan teknologi dan inovasi
  • Membangun kerja sama berjangka panjang dalam pengambilan keputusan
  • Meningkatkan sense of belonging pada publik

Baca Juga : Partisipasi Masyarakat Rentan dalam Pembangunan Berkelanjutan 

Join IAP2 Indonesia untuk Mendukung Partisipasi Publik

IAP2 Indonesia mendukung adanya partisipasi publik untuk kepentingan publik, hal tersebut tercantum pada core value IAP2 bahwa komunikasi dan informasi menjadi kunci utama dalam pengambilan keputusan publik. Selain itu pada tingkat pertama Spektrum Partisipasi Publik IAP2 adalah Inform, artinya menyediakan informasi secara objektif kepada publik agar mereka paham terhadap masalah, alternatif, solusi, dan lainnya.

Yuk kamu bisa menjadi menjadi member dengan mendaftar pada (Link) Mari kita belajar dari isu kenaikan minyak goreng bahwa pentingnya partisipasi publik untuk pengambilan suatu keputusan yang berdampak langsung pada publik. Kami tunggu partisipasi kamu ya menjadi Member IAP2 Indonesia!

Supply Minyak Goreng Mencukupi, Lalu Mengapa Harga-nya Naik?

IAP2 Indonesia – Sejak 2021 harga minyak goreng terus naik dan pada April 2022 harga minyak meningkat hingga 50%. Lalu apa penyebab kenaikan harga minyak goreng?

Faktor Global Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng 

Kenaikan harga minyak goreng dan komoditas lainnya sudah meningkat sejak tahun 2021, hal tersebut disebabkan oleh adanya faktor – faktor eksternal. Hal pertama disebabkan oleh lonjakan permintaan dari negara yang menggunakan CPO (Crude Palm Oil) terbesar (India dan China), permintaan meningkat karena ekonomi negara – negara besar sudah semakin membaik. Tetapi disaat permintaan mengalami peningkatan terdapat disrupsi supply pada negara produsen seperti Malaysia dan Amerika Selatan. Disrupsi supply dapat disebabkan adanya faktor musiman, dimana panen terbesar terjadi di bulan tertentu. Faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu kebijakan DMO (Domestic Market Obligation), dimana eksport diperbolehkan dengan syarat minimum untuk memasok di dalam negeri. Saat memasuki tahun 2022 harga CPO mengalami lonjakan yang cukup signifikan akibat konflik Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut disebabkan menurunnya produksi substitusi CPO seperti sunflowers, coal, dan soybeans, dimana 2 negara tersebut merupakan produsen terbesar dalam memproduksi energi dan komoditas.

Baca Juga : Perencanaan Partisipatif dalam Menghadapi Isu Minyak Goreng 

Faktor Nasional Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng 

Setelah kita mengetahui faktor eksternal, selanjutnya kita akan memasuki pembahasan faktor – faktor internal yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng.

  • Neraca CPO Domestik

Untuk memahami isu minyak goreng, kita perlu paham terkait penggunaan CPO di dalam negeri melalui Neraca CPO, MGS, dan turunannya secara Nasional.

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Dari neraca tersebut bahwa 94% CPO Nasional diolah menjadi minyak sawit olahan dan sisanya diolah menjadi Biodiesel dan Oleokimia. Selanjutnya dari 80% olahan minyak sawit (Refined Palm Oil) dijadikan minyak goreng (20 juta ton) yang terdiri dari minyak goreng curah, kemasan sederhana, kemasan premium, dan industri. Distribusi minyak goreng berdasarkan produsen terbesar adalah Wilmar Group, PT Musim Mas, PT Smart Tbk, dan Asian Agri. Dari analisis neraca CPO, bahwa kenaikan dan kelangkaan minyak bukan karena konsumsi Biodiesel maupun Oleokimia.

  • Jumlah Produksi, Konsumsi, dan Ekspor Minyak Sawit

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Untuk mengetahui faktor penyebab kenaikan harga minyak, kita perlu melihat jumlah produksi, konsumsi, dan ekspor Minyak Sawit. Berdasarkan gambar di atas bahwa produksi (CPO+CPKO) dan stok cadangan (8 juta ton)  lebih besar daripada jumlah konsumsi domestik (1,67 juta ton), selain itu jumlah konsumsi domestik tidak meningkat signifikan. Dibandingkan konsumsi domestik jumlah ekspor lebih besar yaitu mencapai 3 juta ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak goreng bukan karena supply CPO domestik.

  • Harga Bulanan CPO dan Minyak Goreng Indonesia

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sejak tahun 2021 harga minyak goreng sudah naik dan mengalami lonjakan di tahun 2022 (konflik Rusia – Ukraina dan kebijakan DMO). Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan satu harga minyak goreng di bulan Januari 2022 dengan harga Rp 14.000/liter pada semua jenis minyak goreng. Ternyata kebijakan tersebut menyebabkan kelangkaan dan panic buying. Sejak awal seharusnya kebijakan subsidi sebaiknya diterapkan pada minyak goreng curah saja agar kebijakan tersebut tepat sasaran. Kebijakan kedua yaitu penetapan DMO (Domestic Market Obligation), padahal supply minyak goreng Nasional sudah cukup dan kebijakan tersebut dinilai kurang efektif. Analisis tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dapat mempengaruhi harga minyak goreng.

  • Pola Distribusi Perdagangan Minyak Goreng di Indonesia

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Pola distribusi minyak goreng juga menjadi faktor kenaikan harga minyak goreng. Karena supply minyak goreng yang cukup tetapi distribusinya masih belum optimal. Hal tersebut sebenarnya yang perlu pengawasan pemerintah agar distribusi minyak goreng bisa sampai ke masyarakat. Distribusi yang belum optimal terjadi saat kebijakan satu harga, sehingga pemerintah mencabut kebijakan tersebut dan hanya mensubsidi minyak goreng curah.

Baca Juga :Sustainable Business Model-Innovation: Melampaui CSR 

Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng 

Kelompok masyarakat yang paling berdampak pada kenaikan harga minyak goreng adalah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan UMK (Usaha Mikro & Kecil). Selain itu kenaikan harga minyak goreng juga menyebabkan meningkatnya bahan pokok lainnya dan mengakibatkan meningkatnya kesenjangan sosial.

Bagaimana sahabat partisipasi? Menurut kalian faktor mana yang paling mempengaruhi peningkatan harga minyak goreng? Lalu bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam menghadapi meningkatkan harga komoditas? Tuliskan tanggapanmu di bawah kolom komentar ya!

Perencanaan Partisipatif dalam Menghadapi Isu Minyak Goreng

IAP2 Indonesia – Kebijakan naiknya harga minyak goreng sangat berpengaruh bagi siapapun dan segala aspek, Sehingga IAP2 ID mengadakan diskusi bagaimana Perencanaan Partisipatif dalam Menghadapi Isu Minyak Goreng.

Tentang Membertalk#9

Pada 25 Februari 2022, IAP2 Indonesia mengadakan Membertalk dengan pembahasan “Perencanaan Partisipatif dalam Menghadapi Isu Minyak Goreng”, dengan mengundang member IAP2 Indonesia sebagai pembicara. Dengan Pembicara pertama yaitu pak Mohammad Faisal – Research Director of CORE (Center of Reform on Economics), pembicara kedua adalah Dali Sadli Mulia – Co Founder of Kecipir.com dan sebagai penanggap yaitu Chair IAP2 Indonesia – Pak Aldi Muhammad Alizar, dan pak rachmadi suryana – Founder Chef Kitchen Healthy Bread & Healthy Life Style Coach dan dimoderisasi oleh Mba Lydia Ega – Consultant of ATR/BPN Sumsel. Tujuan dari Membertalk#9 IAP2 Indonesia adalah untuk mengetahui bagaimana dampak dan menghadapi isu kenaikan harga minyak goreng.

Baca Juga : Minyak Goreng Langka: Apa yang Sebenarnya Terjadi? 

Materi yang di sampaikan pembicara

Sebelum memasuki sesi diskusi ini, pak Faisal memulai membertalk#9 ini sebagai materi pembuka beliau memaparkan apa saja faktor yang membuat naiknya harga minyak goreng, lalu pemateri kedua yaitu pak Dali beliau memaparkan apa saja yang dilakukan dalam menanggulangi isu kenaikan minyak goreng ini. Hal yang menarik saat materi pembuka dipaparkan adalah kita bisa mengetahui bahwa faktor dari kenaikan harga minyak goreng ternyata begitu kompleks dan pak faisal menyampaikan bahwa faktor eksternal merupakan faktor paling besar dalam kenaikan minyak harga minyak goreng yaitu Lonjakan permintaan, Faktor musiman CPO, Disprusi suplai, contoh : Amerika Serikat dan Konflik Rusia – Ukraina mendorong lonjakan harga energi dan komoditas subtitusi CPO seperti sunflower dan soybean. Dari materi yang kedua yaitu dari pak dali adalah beliau menyampaikan bagaimana kecipir.com menanggulangi isu ini dengan cara yang dilakukan oleh kecipir.com pada umumnya yaitu mengedukasi masyarakat dan menjual produk minyak goreng dalam bentuk kemasan yang bisa di daur ulang. Setelah materi dipaparkan penanggap pertama yang menanggapi adalah pak rachmadi, beliau menanggapi bahwa dengan naik nya harga dan kelangkaan minyak goreng ini bisa menjadi salah satu langkah untuk hidup sehat seperti memakan makanan yang tidak terlalu banyak mengandung minyak atau makanan yang digoreng dan lebih sehat, lalu pak aldi sebagai penanggap kedua juga menanggapi dan memaparkan dampak dari kenaikan minyak goreng itu sendiri, beliau mengatakan bahwa keputusan suatu kebijakan tentu memberikan suatu dampak kepada siapapun.

Baca Juga : Dampak Dari Isu Kenaikan Bahan Bakar Pertamax 

Dari hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi segala pihak sangat diperlukan dalam menghadapi isu naik nya harga minyak goreng ini dan dapat berpengaruh ke kehidupan masyarakat seperti dari segala aspek. 

Keterlibatan Partisipasi Setiap Pihak pada Isu Minyak Goreng

Dalam isu kelangkaan minyak goreng, partisipasi publik memiliki peran yang besar dalam stabilitas persediaan minyak goreng itu sendiri.

Apa yang membuat ketersediaan minyak goreng langka?

Sumber : www.kompas.com 2022

Belakangan ini, Indonesia sedang dilanda kenaikan harga minyak goreng, hingga saat ini minyak goreng masih menjadi barang yang langka di pasaran. Kenaikan harga mulai terjadi di akhir tahun 2021, hal ini membuat pemerintah terjun langsung  hingga mematok harga minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter nya, Dikutip dari Kompas.com (26/11/2021) Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan, kenaikan harga minyak goreng dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam. Selain itu, penyebab kelangkaan minyak goreng adalah adanya gangguan logistik selama pandemi COVID 19, turunnya hasil panen kelapa sawit yang membuat suplai CPO (Crude Palm Oil) menjadi terbatas yang juga membuat terganggunya rantai distribusi, dan adanya permintaan kenaikan CPO untuk memenuhi kebutuhan industri biodiesel. 

Baca Juga : Pentingnya Partisipasi Publik dalam Menjaga Konstitusi 

Dugaan adanya kartel minyak goreng

Sumber : www.cnnindonesia.com. 2022

Baca Juga : Harga LPG Naik: Coba Memasak dengan Bahan Bakar LFG

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sempat membuat petisi online melalui Change.org, hal ini tidak lepas dengan adanya kelangkaan stok minyak goreng di pasaran yang akhirnya membuat dugaan adanya kartel minyak goreng. Dilansir dari CNN Indonesia ketua YLKI Tulus Abadi menyatakan, pihak YLKI memiliki empat alasan dalam membuat petisi tersebut. Pertama adalah, kelangkaan dan melambungnya minyak goreng bukan perusahaan hilir, tetapi hulu. “Persoalannya bukan di hilir, kami khawatir (jika fokus ke hilir) tidak akan menyelesaikan persoalan dan terbukti sampai detik ini apa yang digagas pemerintah belum membuahkan hasil.” Kedua, untuk mendukung penyelidikan dugaan kartel minyak goreng yang juga membuat adanya persaingan tidak sehat. Ketiga, untuk menunjukkan pada pemerintah bahwa kebijakan di sisi hilir yang telah dilakukan tidak tepat. Keempat, untuk melibatkan publik sebagai konsumen minyak goreng dalam mendorong adanya policy change atau perubahan kebijakan.

Baca Juga : Mengenal G20: Apa Itu G20? Seberapa Penting G20? 

Salah satu faktor langka nya pasokan minyak goreng adalah adanya penimbunan yang cukup besar yang dilakukan oleh oknum masyarakat dan juga produsen itu sendiri hal ini tentu berakibat fatal karena akan terus membuat persediaan minyak goreng di pasaran akan semakin langka dan membuat masalah ini menjadi berkepanjangan. Dapat di simpulkan dari isu ini terbukti bahwa semua keterlibatan partisipasi semua pihak sangat berpengaruh besar atas kelangkaan minyak goreng.