Supply Minyak Goreng Mencukupi, Lalu Mengapa Harga-nya Naik?

IAP2 Indonesia – Sejak 2021 harga minyak goreng terus naik dan pada April 2022 harga minyak meningkat hingga 50%. Lalu apa penyebab kenaikan harga minyak goreng?

Faktor Global Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng 

Kenaikan harga minyak goreng dan komoditas lainnya sudah meningkat sejak tahun 2021, hal tersebut disebabkan oleh adanya faktor – faktor eksternal. Hal pertama disebabkan oleh lonjakan permintaan dari negara yang menggunakan CPO (Crude Palm Oil) terbesar (India dan China), permintaan meningkat karena ekonomi negara – negara besar sudah semakin membaik. Tetapi disaat permintaan mengalami peningkatan terdapat disrupsi supply pada negara produsen seperti Malaysia dan Amerika Selatan. Disrupsi supply dapat disebabkan adanya faktor musiman, dimana panen terbesar terjadi di bulan tertentu. Faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu kebijakan DMO (Domestic Market Obligation), dimana eksport diperbolehkan dengan syarat minimum untuk memasok di dalam negeri. Saat memasuki tahun 2022 harga CPO mengalami lonjakan yang cukup signifikan akibat konflik Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut disebabkan menurunnya produksi substitusi CPO seperti sunflowers, coal, dan soybeans, dimana 2 negara tersebut merupakan produsen terbesar dalam memproduksi energi dan komoditas.

Baca Juga : Perencanaan Partisipatif dalam Menghadapi Isu Minyak Goreng 

Faktor Nasional Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng 

Setelah kita mengetahui faktor eksternal, selanjutnya kita akan memasuki pembahasan faktor – faktor internal yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng.

  • Neraca CPO Domestik

Untuk memahami isu minyak goreng, kita perlu paham terkait penggunaan CPO di dalam negeri melalui Neraca CPO, MGS, dan turunannya secara Nasional.

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Dari neraca tersebut bahwa 94% CPO Nasional diolah menjadi minyak sawit olahan dan sisanya diolah menjadi Biodiesel dan Oleokimia. Selanjutnya dari 80% olahan minyak sawit (Refined Palm Oil) dijadikan minyak goreng (20 juta ton) yang terdiri dari minyak goreng curah, kemasan sederhana, kemasan premium, dan industri. Distribusi minyak goreng berdasarkan produsen terbesar adalah Wilmar Group, PT Musim Mas, PT Smart Tbk, dan Asian Agri. Dari analisis neraca CPO, bahwa kenaikan dan kelangkaan minyak bukan karena konsumsi Biodiesel maupun Oleokimia.

  • Jumlah Produksi, Konsumsi, dan Ekspor Minyak Sawit

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Untuk mengetahui faktor penyebab kenaikan harga minyak, kita perlu melihat jumlah produksi, konsumsi, dan ekspor Minyak Sawit. Berdasarkan gambar di atas bahwa produksi (CPO+CPKO) dan stok cadangan (8 juta ton)  lebih besar daripada jumlah konsumsi domestik (1,67 juta ton), selain itu jumlah konsumsi domestik tidak meningkat signifikan. Dibandingkan konsumsi domestik jumlah ekspor lebih besar yaitu mencapai 3 juta ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak goreng bukan karena supply CPO domestik.

  • Harga Bulanan CPO dan Minyak Goreng Indonesia

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sejak tahun 2021 harga minyak goreng sudah naik dan mengalami lonjakan di tahun 2022 (konflik Rusia – Ukraina dan kebijakan DMO). Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan satu harga minyak goreng di bulan Januari 2022 dengan harga Rp 14.000/liter pada semua jenis minyak goreng. Ternyata kebijakan tersebut menyebabkan kelangkaan dan panic buying. Sejak awal seharusnya kebijakan subsidi sebaiknya diterapkan pada minyak goreng curah saja agar kebijakan tersebut tepat sasaran. Kebijakan kedua yaitu penetapan DMO (Domestic Market Obligation), padahal supply minyak goreng Nasional sudah cukup dan kebijakan tersebut dinilai kurang efektif. Analisis tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dapat mempengaruhi harga minyak goreng.

  • Pola Distribusi Perdagangan Minyak Goreng di Indonesia

Sumber : Materi Pembicara  Membertalk#9, 2022

Pola distribusi minyak goreng juga menjadi faktor kenaikan harga minyak goreng. Karena supply minyak goreng yang cukup tetapi distribusinya masih belum optimal. Hal tersebut sebenarnya yang perlu pengawasan pemerintah agar distribusi minyak goreng bisa sampai ke masyarakat. Distribusi yang belum optimal terjadi saat kebijakan satu harga, sehingga pemerintah mencabut kebijakan tersebut dan hanya mensubsidi minyak goreng curah.

Baca Juga :Sustainable Business Model-Innovation: Melampaui CSR 

Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng 

Kelompok masyarakat yang paling berdampak pada kenaikan harga minyak goreng adalah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan UMK (Usaha Mikro & Kecil). Selain itu kenaikan harga minyak goreng juga menyebabkan meningkatnya bahan pokok lainnya dan mengakibatkan meningkatnya kesenjangan sosial.

Bagaimana sahabat partisipasi? Menurut kalian faktor mana yang paling mempengaruhi peningkatan harga minyak goreng? Lalu bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam menghadapi meningkatkan harga komoditas? Tuliskan tanggapanmu di bawah kolom komentar ya!

Author

Bagikan:

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *