Refleksi Lomba Kelompok UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) Via Online

Heboh dan cetar membahana adalah nuansa hati yang saya rasakan sebagai juri lomba kelompok UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dengan menggunakan platform virtual meeting Zoom. Lomba ini diikuti oleh 76 kelompok dan Sub-Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (PEK) BKKBN Jawa Barat berupaya sekuat tenaga melakukan seleksi hingga muncul 28 nominator. Melihat tingginya minat peserta membuat kita yakin bahwa Pandemi COVID-19 tidak melumpuhkan semangat dan kreatifitas. Juri lomba kelompok UPPKS ada tiga orang yang  mewakili akademisi (Bapak Dr. Asep Dedy Sutrisno – Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Univ. Pasundan), praktisi media (Asep Novian – YK Mark)  dan saya sendiri mewakili NGO dengan fokus pada substansi Bangga Kencana.  Dr. Asep menilai aspek kinerja kelompok dengan menilai lima indikator (mutu produk, food safety, ekonomi, sumber daya manusia dan pasar).  Praktisi media, Eka Novian menggunakan tiga indikator (konsep, visual dan engagement) untuk menilai aspek media sosial. Sementara saya sendiri menilai aspek pemberdayaan dengan lima indikator meliputi dampak ekonomi, dampak non-ekonomi, manajemen konflik, pemanfaatan bahan lokal dan inisiatif green production dan penerapan tata kelola atau SOP sederhana).

Penjurian lomba UPPKS melalui virtual meeting (VM) dengan platform Zoom baru pertama pertama kali diselenggarakan oleh BKKBN.  Media sosial menjadi media untuk menjaring peserta lomba sekaligus memantau traffic penggunaan media sosial untuk kebutuhan branding dan marketing yang dilakukan oleh peserta dalam memasarkan produk usaha yang dilombakan.  Ini sebuah terobosan dan pintu masuk untuk pembelajaran yang luar biasa. Peserta dapat mendaftar langsung, tanpa dinominasikan oleh dinas KB tingkat kabupaten/kota ataupun Petugas Keluarga Berencana (PKB) atau Tenaga Penggerak Desa (TPD). Saat wawancara, PKB dan TPD hadir mendampingi selama proses berlangsung sejak jam 08.00 sampai 18.00 WIB. Saya yakin banyak peserta yang merasa terpaksa karena ketidakpahaman akan teknologi atau kurang percaya diri. Bahkan saya mendengar ada satu dua dinas kabupaten yang merajuk pada jajaran pimpinan di BKKBN Jawa Barat. Pada akhirnya, peserta memahami proses dan dinamika penilaian. Mereka mempersiapkan diri untuk merespon pertanyaan juri. Sebagai juri, saya misalnya, menggunakan teknik bercerita karena saya diamanati menilai inti atau spirit UPPKS. Peserta, tanpa saya tanya, mereka sudah siap bercerita mengenai aktivitas kelompok  mereka terkait usaha kuliner dan non-kuliner yang menjadi kebanggannya. Saya sangat concern tentang bagaimana UPPKS ini mampu menggagas pemberdayaan melalui cerita keseharian. Dari situ saya dapat melihat aspek non-ekonomi yang muncul dan sungguh memberdayakan. Saya meminta peserta mendongeng tentang kelompok mereka dan seberapa hebat dan bermanfaatnya kelompok yang mereka bentuk. Di benak saya sudah ada semacam check list lima indikator yang ingin saya lihat.

Jika meminjam perspektif Partisipasi Publik milik kawan-kawan IAP2 (International Association of Public Participation) Indonesia, proses Lomba Kelompok UPPKS ini sudah mencoba untuk menerapkan salah satu spektrum Partisipasi Publik, yaitu to involve (pelibatan). Spektrum ini menerangkan bahwa masukan publik yang diperoleh dari pelibatan/to involve dapat menjadi masukan berharga untuk dapat dipertimbangkan dan dapat mempengaruhi keputusan (dalam hal ini BKKBN Lomba UPPKS dipandang sebagai cara BKKBN melibatkan sekaligus menampung masukan publik, dalam hal ini kader PKK dan kader posyandu,  agar BKKBN dapat mempertimbangkan cara memaksimalkan peran dan kontribusi  mereka melalui keputusann yang akan diambil. Melalui Lomba UPPKS ini, para kader PKK dan kader posyandu telah memperlihatkan kontribusi pada perekonomian keluarga dan lingkungan sekitarnya melalui pembentukan usaha-usaha kecil. Kontribusi ini tentunya menjadi nilai tambah, bahwa selain berperan menjadi kader pada umumnya, mereka juga berperan dalam perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Spektum to involve ini adalah spektrum ketiga dari lima Spektrum Partisipasi Publik IAP2.

Salut pada BKKBN Jawa Barat. Selamat memasuki era baru UPPKS Generasi 4.0 yang kental dengan pemanfaatan media sosial oleh generasi milenial. Selamat Hari Keluarga Nasional 2020!

Wiwin Winarni Pamungkas
PLKB Internasional-Penggiat Pemberdayaan Masyarakat
Anggota IPKB dan KKI Jawa Barat
Direktur Perkumpulan Indonesia Kompeten

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *