Dari Pemikiran ke Aksi: Peran Mohammad Hatta dalam Keterlibatan Publik

IAP2 Indonesia – Mohammad Hatta, sang proklamator kemerdekaan dan Bapak Koperasi Indonesia, bukan hanya seorang negarawan, tetapi juga seorang pemikir yang jauh melampaui zamannya. Pemikirannya tentang kedaulatan rakyat, demokrasi ekonomi, dan pentingnya partisipasi publik tetap relevan hingga saat ini. Di tengah tantangan disrupsi informasi dan polarisasi politik, Keterlibatan publik merupakan fondasi utama demokrasi.

Tanpa partisipasi aktif dari warga negara, sebuah negara akan kehilangan legitimasi dan rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan. Mohammad Hatta, dengan visinya yang mendalam tentang Indonesia merdeka, memahami betul pentingnya hal ini. Melalui konsep “Kedaulatan Rakyat” dan gagasan-gagasannya tentang demokrasi ekonomi, Hatta meletakkan dasar bagi keterlibatan publik yang inklusif dan memberdayakan.

Berikut gagasan-gagasannya yang dapat menjadi panduan dalam memperkuat demokrasi dan mewujudkan keadilan sosial di Indonesia.

1. Demokrasi Ekonomi sebagai Kesejahteraan untuk Semua

Sumber foto: kumparan

Hatta tidak hanya melihat demokrasi sebagai sistem politik, tetapi juga sebagai sistem ekonomi. Ia menggagas konsep “Demokrasi Ekonomi” yang berlandaskan pada prinsip keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Baginya, demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak, bukan hanya segelintir pemilik modal. Dalam demokrasi ekonomi, setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, memperoleh pekerjaan yang layak, dan menikmati hasil pembangunan. Hatta percaya bahwa koperasi adalah instrumen yang paling tepat untuk mewujudkan demokrasi ekonomi di Indonesia, karena koperasi berlandaskan pada prinsip gotong royong dan kebersamaan.

 

2. Kedaulatan Rakyat menjadi Kekuatan di Tangan Warga Negara

Warisan pemikiran Mohammad Hatta

Sumber foto: kumparan

Fondasi utama dari pemikiran Hatta tentang keterlibatan publik adalah konsep “Kedaulatan Rakyat”. Bagi Hatta, kekuasaan tertinggi dalam negara demokrasi ada di tangan rakyat, bukan di tangan penguasa. Namun, kedaulatan ini tidak akan bermakna jika rakyat tidak terdidik dan sadar akan hak serta kewajibannya. Hatta meyakini, “Demokrasi tidak akan tumbuh dengan baik jika rakyatnya bodoh dan hanya menjadi alat bagi para elite politik.” Oleh karena itu, Hatta menekankan pentingnya pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, agar setiap warga negara mampu berpikir kritis, berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan, dan mengawasi jalannya pemerintahan.

 

3. Koperasi sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan

Warisan pemikiran Mohammad Hatta

Sumber foto: pojoksatu id

Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Hatta memiliki keyakinan yang kuat bahwa koperasi adalah solusi bagi permasalahan ekonomi yang dihadapi bangsa. Ia merumuskan Pasal 33 UUD 1945, yang menjadi landasan konstitusional bagi pengembangan koperasi di Indonesia. Hatta berpendapat, “Koperasi adalah soko guru perekonomian nasional.” Koperasi adalah organisasi ekonomi yang didirikan oleh anggota untuk memenuhi kebutuhan bersama. Koperasi bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga berupaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat sekitar.

 

4. Menolak Individualisme dan Mengutamakan Kebersamaan

Warisan pemikiran Mohammad Hatta

Sumber foto: pelaku bisnis

Hatta menolak konsep demokrasi liberal yang mengutamakan individualisme. Ia berpendapat bahwa individualisme dapat memicu kesenjangan sosial dan ketidakadilan ekonomi. Oleh karena itu, Hatta mendasarkan pemikirannya pada nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang telah lama hidup dalam masyarakat Indonesia. Hatta percaya bahwa demokrasi yang sejati adalah demokrasi yang berlandaskan pada keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Demokrasi yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak, bukan hanya kepentingan individu atau kelompok tertentu.

 

5. Relevansi di Masa Kini

Sumber foto: BAMS

Warisan pemikiran Mohammad Hatta tentang keterlibatan publik tetap relevan hingga saat ini. Di era disrupsi informasi dan polarisasi politik, penting bagi kita untuk kembali kepada nilai-nilai dasar demokrasi yang telah dirumuskan oleh Hatta. Pendidikan, kedaulatan rakyat, demokrasi ekonomi, dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan demokratis. Dengan meneladani semangat dan pemikiran Hatta, kita dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Baca juga: Saatnya Rakyat Bicara! Kekuatan Demonstrasi sebagai Penggerak Partisipasi Publik

 

Kesimpulan

Warisan Mohammad Hatta tentang keterlibatan publik adalah warisan yang tak lekang oleh waktu. Pemikirannya tentang kedaulatan rakyat, demokrasi ekonomi, dan pentingnya partisipasi masyarakat tetap relevan dan inspiratif hingga saat ini. Dengan memahami dan mengamalkan warisan Hatta, kita dapat memperkuat demokrasi, mewujudkan keadilan sosial, dan membangun Indonesia yang lebih baik bagi generasi mendatang. Mari kita jadikan semangat Hatta sebagai inspirasi untuk terus berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.

 

 

Referensi

setneg.go.id. (2024, April). Demokrasi Kerakyatan Dalam Perspektif Mohammad Hatta.

radarbi.id. (2024, Juli). Hari-hari Terakhir Bung Hatta: Refleksi Kehidupan dan Warisan Seorang Pejuang.

tempo.co. (2022). 120 Tahun Bung Hatta, Sumbangsih Pemikiran Mohammad Hatta untuk Negeri.

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *