IAP2 Indonesia – International Association for Public Participation Indonesia (IAP2 Indonesia) telah menyelenggarakan kegiatan International MemberTalk pada Kamis (6/4) bertempat di platform Zoom. Pada agenda tersebut, Bruce Gilbert, seorang public engagement expert berkewarganegaraan Kanada berkesempatan berbagi cerita dan pengalamannya yang lebih dari 20 tahun berkecimpung di dunia partisipasi publik.
Bruce, kerap disapa demikian, adalah seorang mantan presiden IAP2 Kanada. Dalam tajuk Praktik Partisipasi Publik di Kanada, Bruce mengulas mengenai berbagai eksistensi dari partisipasi publik mulai dari terminologi, problematika, dan bentuk partisipasi publik di Kanada.
Dokumentasi Kegiatan
Menurut Bruce, partisipasi publik memiliki banyak terminologi antara lain public participation, public engagement, stakeholder engagement, community engagement, citizen participation, dan community participation. Namun, Bruce menggarisbawahi bahwa setiap negara menggunakan terminologi yang berbeda-beda dan itu bukanlah suatu tantangan asalkan setiap orang memiliki pemahaman yang sama mengenai partisipasi publik. Tantangan yang kemudian muncul adalah ketika pemahaman partisipasi publik setiap orang berbeda-beda.
Partisipasi publik dapat menjadi alat yang menyatukan sekaligus memecah belah masyarakat. Partisipasi publik dapat menjadi tempat menyalurkan pendapat dan kepentingan bersama. Di sisi lain, lanjut Bruce, pendapat dan kepentingan tersebut justru dapat menjadi pemicu tantangan yang lebih besar.
Baca Juga : PNS: Kelak Pekerjaan Ini Tidak Akan Ada Lagi?
Bruce menjelaskan lebih jauh bahwa partisipasi publik dapat dimaknai secara luas. Sebagai contoh dalam hal konflik, partisipasi publik dapat diartikan sebagai bentuk mediasi dan arbitrasi sehingga dapat menjadi solusi pemecahan konflik. Namun, Bruce melanjutkan, partisipasi publik juga dapat menimbulkan tantangan ketika pengertiannya terlalu luas karena dapat memberikan pemahaman yang subjektif sehingga terlalu sering digunakan overload sebagian kelompok untuk kepentingan mereka.
Tantangan Partisipasi Publik di Kanada
Pada gilirannya, Bruce juga menyampaikan beberapa tantangan partisipasi publik yang terjadi di negaranya. Dalam pengakuannya, masyarakat pada umumnya kurang percaya dengan terminologi partisipasi publik yang digagas IAP2 Kanada. Sementara itu, jumlah anggotanya pun relatif sedikit sehingga berbagai kegiatan diskusi publik yang diadakan IAP2 Kanada hanya dihadiri kelompok tertentu sehingga bentuk “Partisipasi Publik” yang diinginkan tidak tercapai. Di sisi lain, bentuk partisipasi publik sangat dibutuhkan ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang merugikan masyarakat. Menurut Bruce, IAP2 Kanada seharusnya dapat menjadi wadah untuk menampung aspirasi masyarakat dan menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga : Kontribusi Mirekel dalam Implementasi Produksi Berkelanjutan
Berbicara dari sudut pandang sejarah, partisipasi publik di Kanada sudah ada sejak 1960, dapat dilihat dengan maraknya diskusi-diskusi publik yang dilakukan di Kanada. Kemudian pada 1970-1980 an, terjadi perubahan generasi karena telah ditemukannya teknologi komunikasi yang lebih canggih sehingga diskusi publik konvensional berkurang. Seiring berjalannya waktu, saat ini telah muncul teknologi sosial media yang membuat masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan kritik terhadap sesuatu secara bebas dan terbuka. Tentunya, menurut Bruce, hal ini menjadi baik karena meningkatkan partisipasi publik masyarakat, namun di sisi lain juga dapat menjadi buruk karena membuat pihak yang dikritik menjadi takut.
Baca Juga : Metaverse atau Dunia Nyata yang Berkelanjutan: Pilih Mana?
Lantas, Apa Solusinya?
Dokumentasi Kegiatan
Bruce menegaskan bahwa IAP2 bukan salah satu dari solusi yang tersedia dalam mengatasi berbagai tantangan. Menurutnya, perlu adanya pembaharuan dari nilai dasar organisasi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Anggota IAP2 harus menanamkan dan menerapkan nilai-nilai partisipasi publik dalam segala bidang yang dijalani. Ia berharap untuk IAP2, khususnya di Kanada, perlu mengurangi pelatihan-pelatihan teoritis yang diganti dengan meningkatkan monitoring dan coaching terhadap nilai partisipasi publik.
Informasi blog yang sangat menarik dan edukatif. Teknologi di era digital yang berkembang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat seluruh kalangan. VR Museum atau museum virtual reality merupakan satu jasa teknologi yang dapat dinikmati dan digunakan di berbagai bidang.