Tag: #ESG

Pentingnya ESG dan Stakeholder Capitalism bagi Perusahaan

IAP2 Indonesia – Saat ini di dalam dunia korporat telah terjadi pergeseran dari shareholder primacy ke stakeholder capitalism. Stakeholder capitalism bukanlah konsep baru, melainkan sebuah konsep yang dibangkitkan kembali.

Baca Juga : Kemitraan Multi-Pihak Pada Proyek Peta Peluang Investasi

Mengapa Stakeholder Capitalism diperlukan?

Stakeholder Capitalism merupakan pendekatan manajemen di mana perusahaan berfokus pada melayani kepentingan semua pemangku kepentingannya, termasuk pelanggan, pemasok, pekerja, pemegang saham, komunitas lokal, dan masyarakat secara keseluruhan. Sampai batas tertentu, pendekatan ini, yang awalnya diperkenalkan pada tahun 1932, telah dihidupkan kembali karena meningkatnya pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan besar karena pengabaian mereka terhadap pemangku kepentingan, pekerja, dan lingkungan demi memperkaya pemegang saham dan eksekutif.

Sumber : Stakeholder capitalism, shareholder capitalism and state capitalism | World Economic Forum (weforum.org)

Mengapa Stakeholder Capitalism dapat memberikan manfaat bagi perushaana? Jadi menurut Peter Vanham, World Economic Forum bahwa perusahaan yang menerapkan Stakeholder Capitalism akan membangun kesetaraan yang sama pada seluruh pemangku kepentingan, lalu meningkatkan kesejahteraan manusia, dan juga memfokuskan pada penciptaan nilai yang berjangka panjang.

Baca Juga : Diskon Batu Bara Rusia: Bagaimana dengan Indonesia? 

Mengapa ESG diperlukan pada Stakeholder Capitalism?

Kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG/Environmental, social, and governance) adalah seperangkat standar untuk perilaku perusahaan yang digunakan investor yang bertanggung jawab secara sosial untuk mengevaluasi kemungkinan investasi. Kriteria lingkungan mengevaluasi bagaimana perusahaan melindungi lingkungan, khususnya praktik perusahaan terkait perubahan iklim.

Baca Juga : Kemitraan Parlemen Kuat, Penanganan Perubahan Iklim Giat 

Situasi yang sering dihadapi perusahaan yaitu ada sejumlah besar tekanan dari investor institusional top dunia untuk membawa kembali ideologi kapitalisme pemangku kepentingan. Mereka sekarang memahami bahwa investasi pasif mereka adalah modal jangka panjang, dan bahwa kendaraan indeks konvensional tidak lagi memungkinkan mereka untuk menjauhkan diri dari masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola tertentu. Sejak epidemi Covid 19, ESG telah mewakili manajemen risiko yang baik dan perspektif jangka panjang, dua dari masalah utama yang dihadapi para pemimpin bisnis saat ini. Sehingga perusahaan mulai menyadari bahwa mengevaluasi ancaman dan peluang terkait ESG adalah hal yang baik untuk bisnis mereka.

Sumber: Stakeholder capitalism gains traction as companies commit to new ESG metrics | S&P Global Market Intelligence (spglobal.com)

IAP2 memiliki spektrum partisipasi publik yang dapat meningkatkan keterlibatan maupun partisipasi para pemangku kepentingan berdasarkan karakteristiknya. Bahwa stakeholder capitalism akan memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan, tetap konsep tersebuti belum memperhatikan dampak yang berkelanjutan. Sehingga diperlukan penerapan ESG untuk menambah nilai bagi 5P (Planet, People, Property, Peace, Partnership) dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Bagaimana menurut sahabat partisipasi? Menurut kalian seberapa besar keterkaitan ESG terhadap Stakeholder Capitalism? Tuliskan tanggapanmu di bawah kolom komentar ya!

Situasi dan Tantangan Perjalanan ESG di Indonesia

ESG menjadi standar seluruh dunia untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melalui peran private sector. Tetapi bagaimana situasi dan tantangan ESG di Indonesia?

Apa itu ESG (Environmental, Social, Governance)?

Sejarah terbentuknya ESG berawal dari cita – cita dunia untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan seperti ketahanan iklim, air dan udara bersih, mengurangi kemiskinan, dan menjaga ketersediaan resources untuk masa depan. Momen tersebut terbentuk pada perkumpulan 193 negara di Kantor Pusat PBB pada tanggal 25 september 2015. Dari perkumpulan tersebut terwujudnya dokumen, “Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development.” Sehingga untuk mewujudkan cita – cita tersebut, terbentuknya konsep ESG untuk diterapkan oleh private sector dalam keberjalanan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ESG (Environmental, Social, dan Governance) merupakan konsep yang bertujuan sebagai standar kinerja perusahaan yang terdiri dari kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Pengertian Kriteria – Kriteria ESG

Kriteria Environmental mencakup hubungan perusahaan dengan lingkungan secara fisik, dan isu lingkungan mencakup GRK, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi dan kontaminasi, eksposur dari peraturan tentang emisi karbon dan energi terbarukan. Sedangkan kriteria Social mencakup dampak sosial perusahaan terhadap masyarakat maupun pemangku lainnya, dan isunya mencakup praktik – praktik perburuhan, pemindahan komunitas, hak – hak asasi manusia, kesehatan, keselamatan, dan inklusi keuangan. Kriteria Governance berkaitan dengan kepemimpinan perusahaan, gaji eksekutif, audit, kontrol internal, dan hak pemegang saham, untuk isunya mencakup korupsi dan suap, reputasi, efektivitas manajemen, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Baca Juga : Penilaian ESG: Berlomba-lomba dalam Keberlanjutan 

Situasi dan Tantangan ESG bagi Pelaku di Indonesia

Sumber : https://www.instagram.com/p/CalXtJyvTiM/

Keberjalanan ESG tidak mudah karena memerlukan ilmu dan di Indonesia sendiri pemahaman ESG masih belum optimal. Karena berdasarkan survey IBCSD tahun 2021 Indeks ESG Indonesia berada pada peringkat ke 36 dari 47 pasar modal di dunia. Selain itu hal tersebut didukung dengan survey IBCSD lainnya bahwa 40% perusahaan di Indonesia masih belum sadar terhadap pentingnya penerapan ESG. Dari diskusi Membertalk#8 IAP2 Indonesia, Pak Herry Ginanjar – Stekholder Engagemenet Expert menyimpulkan beberapa tantangan ESG yaitu:

  • Tidak mempunyai keahlian
  • Merasa belum siap dan terus menunda
  • Tidak mempunyai resources yang cukup 
  • Biaya konsultan ESG cukup mahal
  • ESG sangat komplek dan tidak tahu untuk memulai dari mana

Baca Juga : AMF dalam Penanganan Isu Perubahan Iklim dan Kehutanan

Opportunity ESG bagi Perusahaan

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan bahwa perusahaan yang menerapkan ESG mendapatkan profit lebih tinggi dan pengerakan harga saham lebih baik, selain itu akan lebih diminati oleh investor. Dari diskusi Membertalk#8 IAP2 Indonesia hal tersebut dapat terjadi karena ESG membuat kinerja perusahaan lebih berkelanjutan dari manajemen SDMnya hingga dampak pada lingkungan. Berikut opportunity ESG bagi kinerja perusahaan.

Baca Juga :ESG Mendukung Kinerja Keberlanjutan Perusahaan 

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=afNuIA8tjIA

Key Messages dari Pak Herry Ginanjar

 

Pak Herry Ginanjar, pembicara Membertalk#8 IAP2 Indonesia menyampaikan bahwa ESG memang bukan kewajiban tetapi alangkah lebih baik apabila perusahaan – perusahaan menerapkan ESG. Diharapkan dengan meningkatknya partisipasi perusahaan dalam menerapkan ESG dapat membuat perubahan besar dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau.

 

ESG Mendukung Kinerja Keberlanjutan Perusahaan

ESG memberikan banyak manfaat pada perusahaan, terutama investasi keberlanjutan. Sehingga IAP2 ID mengadakan diskusi dalam mendukung keberlanjutan perusahaan melalui ESG.

Tentang Membertalk 8 IAP2 ID

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=afNuIA8tjIA&t=4632s

Pada 25 Februari 2022, IAP2 Indonesia mengadakan Membertalk bertajuk “Kinerja Keberlanjutan Perusahaan Melalui Penerapan ESG”, dengan mengundang member IAP2 Indonesia sebagai pembicara. Pembicara pertama yaitu Pak Herry Ginanjar – Stakeholder Engagement Expert, pembicara kedua adalah Chair IAP2 Indonesia – Pak Aldi Muhammad Alizar, dan dimoderisasi oleh Bu Dwi Fatan Lilyana – Human Resources Management Expert. Tujuan dari Membertalk#8 IAP2 Indonesia untuk membangun diskusi tentang bagaimana meningkatkan partisipasi perusahaan dalam menerapkan ESG.

Baca Juga : Memilih Proyek Carbon Offset: Adakah Upaya yang Terbaik?

 

Materi yang Disampaikan Pembicara

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=afNuIA8tjIA&t=4632s

Sebelum masuk ke sesi diskusi, masing – masing pembicara memaparkan materi tentang ESG (Environmental, Social, dan Governance). Pak Herry menjelaskan asal usul ESG, manfaat, konsep, nilai, stakeholder, dan tantangan ESG di Indonesia. Sedangkan Pak Aldi menyampaikan partisipasi pada ESG, pengalaman beliau dalam menerapkan ESG, dan ESG Engagement. Hal yang menarik dari materi yang disampaikan oleh Pak Herry menceritakan tantangan penerapan ESG yaitu, perencanaan yang tumpang tindih, standar ESG kompleks terutama Perpres no 98/2021, masalah dana untuk membayar konsultan. Selain itu dari Pak Aldi menceritakan bahwa tidak hanya perusahaan besar saja yang sudah menerapkan ESG tetapi UMKM ikut serta menerapkan ESG, hal tersebut disampaikan melalui pengalaman beliau membantu UMKM untuk membuat sustainability report dengan mitra. Dari Membertalk ini kalian akan mendapatkan banyak insight tentang ESG loh! Oleh karena itu kalian bisa menonton ulang di link berikut.

Baca Juga : IPI Sebagai Pendukung dalam langkah Menghijaukan Lingkungan 

Poin – poin hasil diskusi yang di highlight yaitu: 1) Kolaborasi antar pentahelix untuk meningkatkan partisipasi perusahaan yang lebih hijau; 2) Perampingan kebijakan agar tidak tumpang tindih; 3) Perusahaan dapat memulai dengan beberapa parameter ESG; 4) Pentingnya ESG agar perusahaan dapat survive kedepannya; 5) Menggunakan pendekatan ESG Engagement Framework untuk transformasi ESG;  6) Membangun partisipasi ESG dari hal kecil seperti menerapkannya pada pendidikan SD hingga SMA; 7) Perusahaan perlu memperhatikan nilai – nilai ESG dalam menghadapi tantangan kedepannya; 8) ESG tidak hanya memberikan manfaat pada perusahaan tetapi pada keberlanjutan lingkungan;

Dari hasil diskusi Membertalk#8 memberikan kita insight bahwa partisipasi penerapan ESG dapat dimulai dari hal kecil. Selain itu tidak hanya peran perusahaan energi saja yang menerapkan ESG, tetapi perlunya partisipasi pihak lainnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia lebih hijau.