Menyalakan Listrik, Menjaga Persaudaraan

IAP2 Indonesia – Setelah tahap perencanaan rampung, proyek Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) kini memasuki fase operasi. Di tahap ini, kunci keberlanjutan tidak lagi sekadar terletak pada pembangunan infrastruktur, tetapi pada bagaimana sistem tersebut dijalankan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Operasional PSEL yang efektif berarti mengutamakan O&M yang konsisten, pasar daur ulang yang terus bergerak, pekerja yang terlindungi, dan warga yang dilibatkan secara berkelanjutan. Di sinilah nilai Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika memainkan peran penting dalam menjaga kohesi sosial, sementara prinsip Partisipasi Bermakna (IAP2 Spectrum) memastikan suara warga tetap menjadi panduan dalam pengambilan keputusan.

Operasi yang Menyala dengan Nilai

PSEL berkelanjutan

Sumber: asianews

Pagi itu, suasana berbeda terasa di area TPS 3R yang baru direhabilitasi. Asap tipis dari timbunan terbuka tak lagi tampak. Lantai bersih, alur material jelas, dan papan LED menampilkan data operasional secara real-time. Rudi, operator muda, menyapa rekan disabilitas yang kini bertugas di bagian quality check. “Hari ini target kontaminasi plastik harus di bawah 10%,” ujarnya. “Kalau lolos, offtaker siap menambah volume serapan.” Situasi ini menunjukkan bahwa pengelolaan berbasis nilai mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, transparan, dan produktif.

Kolaborasi dalam Musyawarah

PSEL berkelanjutan

Sumber: atmago

Di aula kelurahan, Forum TPS 3R kembali berkumpul. Ada perwakilan dinas, pengusaha kompos, karang taruna, tokoh agama, komunitas adat, hingga penggerak perempuan. Pertemuan tidak dimulai dengan presentasi panjang, melainkan pameran inovasi warga—mulai dari ember pemilahan bergambar, aplikasi aduan berbasis webform GRM, hingga komik anak tentang siklus sampah menjadi energi.

“Partisipasi kita sudah naik kelas,” ujar moderator. “Dulu hanya Consult–Involve; sekarang kita sudah masuk tahap Collaborate–Empower.”

Bukti konkretnya tampak pada berbagai kebijakan yang dihasilkan bersama: penetapan tarif retribusi melalui simulasi kemampuan membayar warga, penyusunan SLA layanan secara co-create, serta kontrak operator dengan sistem insentif dan disinsentif berbasis KPI yang terbuka bagi publik. Semua data keuangan dipajang dalam sistem open book—menunjukkan komitmen terhadap transparansi.

Baca Juga : KOMPAS PANCASILA DI BALAI RW

Menguatkan Tata Kelola Berbasis Kemanusiaan

PSEL berkelanjutan

Sumber: dt-global

Partisipasi bermakna juga menyentuh aspek sosial dan perlindungan. Ketika seorang ibu muda bertanya tentang keamanan anak di area fasilitas, Rudi menjelaskan adanya SOP child-safe zone, pelatihan pencegahan kekerasan dan pelecehan, serta kanal aduan rahasia. Seorang pemuka agama kemudian menegaskan, “Kebersihan adalah bagian dari iman, dan Amanah adalah inti dari tata kelola.” Di sisi lain, pemuda Tionghoa menawarkan kanal edukasi dua bahasa agar pesan keberlanjutan menjangkau lebih luas. Semangat Bhinneka Tunggal Ika pun nyata terasa—setiap individu dengan latar berbeda berkontribusi dalam satu tujuan bersama.

Energi yang Menumbuhkan Persaudaraan

PSEL berkelanjutan

Sumber: trashhero

Menjelang siang, pabrik PSEL mulai menerima feedstock RDF. Panel kendali menunjukkan kestabilan: nilai kalor terpenuhi, emisi dalam batas aman, dan sistem keselamatan diuji rutin. Namun lebih dari itu, energi yang menyala bukan hanya listrik—melainkan juga semangat persaudaraan. Pekerja informal kini bermitra secara formal melalui skema Extended Producer Responsibility (EPR), perempuan memimpin unit edukasi, difabel menjadi penguji mutu, dan lansia menjadi mentor bank sampah. PSEL membuktikan bahwa teknologi bisa berjalan seiring dengan keadilan sosial.

Menumbuhkan Kepercayaan Publik

PSEL berkelanjutan

Sumber: inetsoft

Pada sore hari, dashboard publik menampilkan rapor triwulan: uptime operasi mencapai 88%, recovery rate meningkat 7%, penyelesaian keluhan mencapai 96% sesuai SLA, dan kebocoran sampah liar menurun drastis. Forum kemudian merumuskan langkah berikutnya: memperkuat kontrak O&M jangka panjang melalui BLUD atau BUMD, memperluas jaringan serapan pasar, dan mengembangkan league table antar-kelurahan untuk menumbuhkan semangat kompetitif dalam pengelolaan sampah.

Kesimpulan

Saat matahari terbenam, listrik dari PSEL mengalir ke jaringan kota. Anak-anak menatap lampu yang menyala lebih terang, sementara di dinding aula terpampang kalimat sederhana: “No operation, no new build.” Bukan ancaman, melainkan pengingat bahwa yang sebenarnya dibangun adalah kepercayaan. Dan kepercayaan, seperti cahaya, akan menyebar jika dijaga bersama. PSEL bukan hanya tentang teknologi yang efisien, tetapi tentang tata kelola yang beradab dan persaudaraan yang menumbuhkan keberlanjutan. Inilah wajah PSEL yang ber-Pancasila—menyalakan listrik, sekaligus menerangi kemanusiaan.

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *