Tag: Kuliah Umum

dinamika investasi

Dinamika Investasi, Industri dan Perdagangan di Indonesia (1)

Dinamika Investasi – Pada tanggal 15 Januari 2019, bertempat di SGPP Indonesia, kami berkesempatan mengikuti kegiatan kuliah umum yang disampaikan oleh Gita Wirjawan, mantan menteri perdagangan RI dan saat ini merupakan Chairman Anchora Group. Gita membawakan tema mengenai Dinamika Investasi, Industri dan Perdagangan: Perdagangan Indonesia dan Bilateral / Regional.

 

Bagi kami tema mengenai dinamika investasi, industri dan perdagangan di Indonesia tersebut sangat menarik untuk dibahas, mengingat situasi di Indonesia saat ini yang sedang menghangat di tengah-tengah kontestasi politik. Terlebih lagi, kerjasama perdagangan bilateral ataupun regional sejalan dengan spektrum kolaborasi IAP2, yaitu kolaborasi antar pihak yang memiliki kapasitas seimbang untuk melakukan pengambilan keputusan, yang dalam hal ini adalah perdagangan.

 

Sudah barang tentu isu-isu mengenai ekonomi menjadi perbincangan yang selalu menggugah untuk ditelaah, demi meningkatkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia ke depannya, siapa pun pemimpinnya yang terpilih nanti.

 

Perdagangan bilateral atau regional merupakan kerja sama antar dua negara atau lebih untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi, dengan mengurangi atau menghilangkan tarif, kuota impor, pembatasan ekspor, dan hambatan lainnya. Perjanjian perdagangan bilateral negara bertujuan memperluas akses pasar di antara dua negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, perjanjian perdagangan ini menstandarisasi peraturan ketenagakerjaan serta perlindungan lingkungan.

 

Indonesia sendiri sudah menjalin kerja sama bilateral dan regional dengan berbagai negara seperti negara-negara di Asia Tenggara. Beberapa perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang sudah dilakukan antara lain penandatanganan FTA komprehensif utama dengan Jepang pada tahun 2007.

 

Indonesia adalah anggota ASEAN Free Trade Area yang merupakan bagian dari FTA grup bersama Australia dan Selandia Baru, Tiongkok, India, Jepang dan Korea, serta ASEAN Economic Community.

 

Saat ini, Indonesia sedang menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan Australia, Chili, European Free Trade Area (EFTA), Trans-Pacific Partnership (TPP), Uni Eropa, Korea, India dan Ukraina. Tentu diharapkan ke depan tindak lanjut dari negosiasi ini dapat menghasilkan ‘angin segar’ bagi perekonomian Indonesia.

 

Salah satu contoh perjanjian perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia adalah Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Pada Juli 2005, Jepang dan Indonesia secara resmi memulai negosiasi untuk perdagangan bebas bilateral dan perjanjian ekonomi.

 

Fakta menarik yang perlu kita ketahui bahwa Jepang memiliki lebih banyak investasi yang terikat di Indonesia dibanding di negara Asia Tenggara lainnya. Pakta tersebut ditandatangani pada tanggal 20 Agustus 2007 dan mulai berlaku sejak 1 Juli 2008.

 

Bentuk kerja sama lainnya adalah antara ASEAN dengan Tiongkok. Perjanjian Kerangka Kerja ditandatangani pada November 2002, yang memberikan dasar hukum bagi ASEAN dan Tiongkok untuk menegosiasikan perjanjian lebih lanjut yang mengarah pada pembentukan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) pada 1 Januari 2010.

 

ACFTA adalah FTA pertama dengan pihak eksternal yang akan ditandatangani oleh ASEAN. Pada Agustus 2014, ASEAN dan Tiongkok memutuskan untuk meningkatkan ACFTA. Bagaimana Indonesia mengambil peran dalam perjanjian ini? Indonesia sebagai pemasok utama batubara dan gas alam cair untuk Tiongkok di wilayah pesisir, yang mengalami kesulitan mengakses input bahan bakar dari daerah barat laut Tiongkok.

 

Baca juga seri Kabar Dalam Negeri lainnya: Kolaborasi IAP2 Indonesia bersama UCLG ASPAC dan APEKSI

 

Menjadi cita-cita kita semua bahwa Indonesia dapat menjadi pengekspor dan mengurangi impor.

Terlebih impor bahan pangan yang sebenarnya dapat ditumbuhkan sendiri di tanah air, sehingga dapat memberikan pemasukan yang lebih baik bagi negara. Dari sinilah kami melihat dinamika investasi dan perdagangan di Indonesia menjadi sebuah isu yang penting untuk ditelaah.

 

Pembahasan tidak berhenti hanya sampai disini, tunggu lanjutannya di artikel kami selanjutnya (Bersambung)…

 

Acara Terdekat IAP2 Indonesia – Save the Date!: International Gathering in Public Participation and Stakeholder Engagement for SDGs’ Optimum Impact (April 29 – May 1, 2019)

kuliah umum diruang kelas kampus SGPP Indonesia

Kuliah Umum SGPP oleh Muthoni Wambu Kraal: The Potential Seachange in American Democracy Post-Trump

Bogor – Mengakhiri bulan September ceria kemarin, perwakilan IAP2 Indonesia menghadiri undangan hangat dari SGPP Indonesia untuk hadir di kuliah umum yang mereka adakan. Perubahan mungkin tidak dapat menyenangkan banyak orang, namun dengannya kita tahu seberapa maju dan berbedanya kondisi/situasi dibanding masa lalu.

Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan seperti, sudah seberapa besarkah porsi bagi perempuan dalam lingkup pemerintahan dan swasta di Negeri Paman Sam? Bagaimana kaum perempuan disana memperjuangkan hak-haknya? dan masih banyak lagi pembahasan yang dilakukan dalam sesi kuliah umum diruang kelas pada tanggal 27 September 2018.

Berkenalan dengan Muthoni Wambu Kraal sebagai pembicara yang begabung dengan EMILY pada tahun 2009. Selain menjadi Direktur Regional Barat untuk Program Peluang Politik beliau juga menjadi Wakil Presiden dari National Outreach and Training.

Dia mengawasai pelaksanaan program pelatihan EMILY yang menciptakan dan memelihara kemitraan strategis dengan komunitas progresif. Menjadi bagian dari tim kampanye lokal dan nasional, Muthoni sedang memimpin kandidat pengembangan pipa sebagai Direktur Senior untuk Keterlibatan dan Pengembangan Negara.

Partnership dan Relationship adalah bagian penting dalam bergerak. Bagaimana mewujudkan lingkungan kerja yang berkeadilan bagi kaum perempuan baik dilingkup pemerintahan dan swasta. Menciptakan diversity yang luas yaitu dapat mewakili semua generasi, warna kulit, agama dan ras.

Berapa banyak tempat bekerja yang dapat memfasilitasi itu semua, adakah ditempat Anda bekerja sekarang? Itu baru dari sisi perempuan, bagaimana dengan mereka yang difabel, imigran, dan golongan yang termarginalkan lainnya dalam mendapatkan tempat yang sesuai dan adil.

Pencapaian yang diinginkan ini membutuhkan professional volunteer, tools, dan metode tepat untuk menggerakan sistem. Salah satu yang paling sederhana adalah butuh seseorang professional yang menjalankan kampanye untuk tujuan tertentu agar cara berpikir suatu golongan/masyarakat dapat berubah hingga membuat mereka tergerak dengan kesadarannya sendiri, berpikir yang lebih holistik dan inklusif.

Dalam kesempatan ini juga dibahas bagaimana partisipasi publik bekerja di Amerika, tren dari partisipasi publik dapat berpengaruh di Amerika, dan lain sebagainya. Salah satu bentuk hasil dari kehadiran partisipasi publik didalamnya adalah bagaimana dapat melibatkan kaum perempuan dan kaum difabel dapat bekerja di wilayah Pemerintah atau pun disektor Swasta, dengan tidak mengabaikan hak-hak asasi dari kaum tersebut.

Rabu, 03 Oktober 2018 13.41 WIB