IAP2 Indonesia – Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh pada akhir November 2025 menimbulkan dampak sosial dan kemanusiaan yang luas. Peristiwa ini mengganggu kehidupan masyarakat, merusak infrastruktur dasar, serta memerlukan upaya pemulihan yang tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga berjangka menengah.
Dalam konteks tersebut, Pemerintah Aceh menyampaikan permintaan dukungan kepada United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) untuk mendukung fase early recovery. Permintaan ini memanfaatkan pengalaman lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penanganan bencana dan pemulihan pascabencana di Aceh pada masa lalu.
Respons UNDP untuk Aceh

Sumber: bisnisia
Menanggapi permintaan tersebut, Ketua UNDP Indonesia, Sara Ferrer, menyampaikan bahwa UNDP telah menerima surat dari Pemerintah Aceh dan saat ini tengah menelaah bentuk dukungan yang dapat diberikan. Dukungan tersebut difokuskan pada pemulihan dini, termasuk penguatan kapasitas masyarakat dan pendampingan terhadap proses pemulihan pascabencana.
UNDP menegaskan bahwa keterlibatannya ditujukan untuk Aceh dan akan berjalan dalam kerangka koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, serta selaras dengan mandat nasional penanggulangan bencana. Pendekatan ini menempatkan UNDP sebagai mitra pendukung, bukan pengambil alih peran pemerintah.
Praktik Partisipasi Pascabencana

Sumber: Viva
Selain respons dari lembaga internasional, penanganan pascabencana di Aceh juga ditopang oleh partisipasi luas dari masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan. Semangat gotong royong terlihat dari keterlibatan warga, komunitas lokal, relawan, aparat keamanan, lembaga negara, hingga sektor swasta dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.
Penggalangan dana publik, distribusi logistik, serta dukungan langsung ke wilayah terdampak mencerminkan partisipasi masyarakat sipil yang aktif. Kehadiran figur publik dan influencer turut memperluas jangkauan solidaritas, sekaligus mempercepat respons kemanusiaan.
Sinergi Dukungan Internasional dan Partisipasi Lokal

Sumber: the jakarta post
Respons UNDP untuk Aceh, yang disampaikan oleh Sara Ferrer, melengkapi praktik partisipasi yang telah lebih dahulu berjalan di tingkat lokal dan nasional. Dukungan internasional difokuskan pada pemulihan dini, sementara partisipasi masyarakat menjadi fondasi utama dalam membangun ketahanan komunitas pascabencana.
Baca juga: Solidaritas Warga di Tengah Bencana: Wajah Nyata Partisipasi Publik di Indonesia
Sinergi antara pemerintah, UNDP sebagai bagian dari sistem PBB, dan partisipasi publik menunjukkan bahwa pemulihan pascabencana membutuhkan kolaborasi lintas pihak. Pengalaman Aceh ini menegaskan bahwa partisipasi bukan sekadar pendukung, melainkan elemen kunci dalam menciptakan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Respons UNDP untuk Aceh yang disampaikan oleh Ketua UNDP Indonesia, Sara Ferrer, menegaskan peran lembaga internasional sebagai mitra pendukung dalam pemulihan pascabencana. Dukungan yang ditujukan untuk fase pemulihan dini ini berjalan seiring dengan kepemimpinan pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat. Sinergi antara UNDP, pemerintah, dan partisipasi publik menunjukkan bahwa penanganan pascabencana yang efektif membutuhkan kolaborasi lintas pihak untuk membangun ketahanan komunitas secara inklusif dan berkelanjutan.
Referensi
CNN Indonesia. (2025, 15 Desember). 2 lembaga PBB respons surat permintaan bantuan pascabencana dari Aceh.
Detik News. (2025, 15 Desember). Respons Mendagri soal Aceh surati 2 lembaga PBB minta bantu tangani bencana.
Kompas.com. (2025, 15 Desember). UNDP dan UNICEF tinjau permintaan bantuan penanganan banjir longsor Aceh [Video]. Facebook.
Kompas TV. (2025, 28 November). Update banjir dan tanah longsor Aceh: 35 korban meninggal dunia, 25 orang hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2025, 25 November). Perkembangan situasi dan penanganan bencana di tanah air tanggal 26 November 2025.
