IAP2 Indonesia – Partisipasi Generasi Z (Gen Z) sebagai relawan semakin banyak mendapat sorotan di Indonesia, baik dalam kerangka sosial, politik, maupun lingkungan. Fenomena ini menarik perhatian karena melibatkan generasi muda yang dikenal adaptif terhadap perubahan dan teknologi, sekaligus memiliki concern tinggi pada isu-isu global dan lokal. Gen Z tumbuh di era digital. Kegiatan kerelawanan yang dilirik umumnya berbasis event dan kampanye digital, seperti festival amal, aksi peduli lingkungan, serta advokasi daring lewat media sosial. Cara ini menekankan fleksibilitas waktu dan ruang, sesuai karakter Gen Z yang menghargai kebebasan dalam menentukan waktu kontribusi, terlebih dengan adanya kesadaran. Kesadaran adalah dorongan internal yang timbul dari nilai, keyakinan, dan kepedulian mendalam terhadap isu sosial, lingkungan, dan politik, yang mendorong keterlibatan Gen Z secara sukarela, berkelanjutan, dan bermakna dalam aktivitas kerelawanan.
Berikut adalah tabel statistik populasi generasi Z (Gen Z) di Indonesia berdasarkan data sensus 2020 dan estimasi tren sampai 2025:
Tahun | Generasi | Rentang Tahun Lahir | Populasi (Juta Jiwa) | Proporsi terhadap Total Populasi (%) | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
2020 | Gen Z | 1997 – 2012 | 74,93 | 27,94 | Sensus Penduduk 2020, Gen Z terbesar |
2020 | Milenial | 1981 – 1996 | 69,38 | 25,87 | |
2020 | Gen X | 1965 – 1980 | 58,65 | 21,88 | |
2020 | Baby Boomer | 1946 – 1964 | 31,01 | 11,56 | |
2020 | Post Gen Z | Setelah 2013 | 29,17 | 10,88 | |
2020 | Pre Boomer | Sebelum 1946 | 5,03 | 1,87 | |
2025 | Gen Z | 1997 – 2012 | ~75 (dipertahankan) | ~27-28 | Proyeksi jumlah relatif stabil, usia 13-28 th |
2025 | Total Populasi | – | 275 (perkiraan) | 100 |
Keterangan:
- Populasi Gen Z tercatat sekitar 74,93 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi generasi terbesar dengan proporsi hampir 28% dari total penduduk Indonesia.
- Proporsi tersebut diperkirakan relatif stabil hingga tahun 2025, mengikuti demografi usia (Gen Z berumur sekitar 13–28 tahun pada 2025).
- Total populasi Indonesia diperkirakan sedikit meningkat menjadi sekitar 275 juta jiwa pada 2025 berdasarkan proyeksi BPS.
- Komposisi generasi lain seperti Milenial dan Gen X menunjukkan tren menurun persentase relatif karena perpindahan demografis menuju bonus demografi yang didominasi usia produktif, termasuk Gen Z
Lalu Apakah Ini Tren atau Kesadaran?
Sumber: liputan6 com
Partisipasi Gen Z sebagai relawan tidak bisa dipandang secara hitam-putih sebagai tren semata atau murni kesadaran mendalam. Sebagai tren, Gen Z memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk ikut serta dalam kegiatan sosial yang sedang viral atau digerakkan oleh komunitas, mengikuti pola partisipasi yang fleksibel dan kontekstual. Banyak dari mereka yang tergerak awalnya oleh kesempatan pengalaman baru, peer pressure, atau dorongan ingin terlibat dalam fenomena sosial populer. Misalnya, pembuatan hashtag viral, event relawan singkat, atau aksi protes yang mudah diakses lewat media digital.
Namun di sisi lain, kesadaran sosial dan politik Gen Z juga terus tumbuh secara nyata. Mereka menunjukkan kepedulian serius terhadap isu-isu krusial seperti keadilan sosial, perubahan iklim, kesehatan mental, hingga hak asasi manusia. Gen Z menggunakan teknologi tidak hanya sebagai alat konsumsi, tetapi juga sebagai medium aktivisme yang terorganisir dan mengedukasi masyarakat, membangun kesadaran kolektif dan aksi nyata di masyarakat. Partisipasi ini didukung pendidikan kewarganegaraan dan peran institusi dalam membentuk nilai-nilai sosial dan politik mereka.
Berdasarkan spektrum partisipasi publik IAP2, perilaku Gen Z sebagai relawan awamnya bermula dari taraf Inform dan Involve (mengikuti kegiatan populer yang sedang viral), namun mengalami pergeseran menuju Collaborate, bahkan Empower, seiring meningkatnya kesadaran dan kapasitas mereka dalam merancang serta mengambil keputusan dalam program-program sosial.
Partisipasi Gen Z dalam kerelawanan bergerak dalam spektrum yang luas:
Kategori Motivasi | Karakteristik | Contoh Aksi Gen Z |
---|---|---|
Tren/Opportunistic | Ikut karena ajakan teman, tren media sosial, ingin pengalaman baru, atau memperluas jejaring sosial. Kerap memilih keterlibatan yang fleksibel dan tidak mengikat jangka panjang. | Relawan event, kampanye daring, mengikuti challenge sosial |
Kesadaran Instrumental | Menjadi relawan untuk pengembangan diri, menambah CV, belajar skill baru, atau membangun portofolio. | Program mentoring, relawan bidang teknologi atau edukasi, magang sosial |
Kesadaran Substansial/Ideologis | Dorongan kuat dari dalam diri atas dasar nilai, keyakinan, serta kepedulian jangka panjang terhadap isu tertentu. | Aksi lingkungan berkelanjutan, advokasi HAM, membangun komunitas sosial |
Dinamika Partisipasi
Sumber: suara usu
Dalam spektrum partisipasi publik menurut IAP2, Gen Z banyak terlibat pada tahap Involve atau melibatkan, di mana mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi menjadi bagian aktif dalam pelaksanaan kegiatan sosial. Karakteristik partisipasi Gen Z ini dapat dilihat dari beberapa dinamika berikut. Pertama, Gen Z cenderung menjalankan hybrid involvement, yaitu menggabungkan aktivitas daring dan luring. Mereka dapat mengorganisir kampanye melalui media sosial, sekaligus turun langsung ke lapangan untuk melakukan aksi komunitas. Pendekatan hybrid ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi Gen Z terhadap peluang partisipasi yang tersedia baik secara digital maupun fisik.
Kedua, Gen Z mudah berpindah-pindah antara isu-isu sosial yang berbeda sesuai dengan relevansi dan minat pribadi mereka. Keterbukaan terhadap beragam informasi yang luas membuat mereka tidak selalu loyal pada satu organisasi atau gerakan tertentu, melainkan bergerak dinamis mengikuti isu aktual dan kebutuhan konteks sosial yang berkembang.
Ketiga, pola partisipasi Gen Z dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Banyak diantaranya memulai dengan aksi relawan singkat atau event yang sifatnya viral dan temporer. Namun, seiring peningkatan kesadaran dan pengalaman, sebagian Gen Z menemukan panggilan untuk terlibat dalam gerakan sosial berjangka panjang yang lebih terstruktur dan mendalam.
Secara keseluruhan, dinamika tersebut memperlihatkan bahwa partisipasi Gen Z berawal dari tahap Involve, tapi dengan potensi berkembang menuju Collaborate, di mana mereka tidak hanya melaksanakan program tetapi juga mulai berperan sebagai mitra sejajar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan program sosial
Tantangan yang Dihadapi
Sumber: puskomedia indonesia
Tantangan utama Gen Z dalam partisipasi relawan sering muncul pada tingkatan Involve dan Collaborate dalam spektrum IAP2. Pada tahap Involve, mereka mulai aktif mengikuti kegiatan tetapi masih mengalami kesulitan mempertahankan komitmen dan menghadapi risiko burnout akibat kurangnya pendampingan dan pelatihan. Sedangkan pada tahap Collaborate, tantangan ini semakin kompleks karena tanggung jawab yang lebih besar menuntut dukungan struktural agar peran serta Gen Z dapat optimal dan berkelanjutan.
Peluang dan Potensi Ke Depan
Sumber: yoursay suara com
Dalam kerangka spektrum partisipasi publik IAP2, peluang dan potensi Gen Z sebagai relawan mencerminkan peralihan partisipasi mereka menuju tingkatan yang lebih tinggi, terutama dari tahap Involve ke Collaborate, bahkan Empower. Pertama, Gen Z menunjukkan kemampuan eksperimentasi isu dan peran yang luas, di mana mereka bebas mencoba berbagai isu sosial dan mengembangkan inovasi dalam metode kampanye, penggalangan dana, dan edukasi publik. Ini menandai fase partisipasi yang semakin aktif dan kritis, mendekati tingkatan Collaborate, di mana mereka mulai menjadi mitra sejajar dalam merancang dan melaksanakan kegiatan sosial.
Kedua, penguatan kapasitas organisasi melalui kehadiran Gen Z yang adaptif teknologi memberi energi baru bagi organisasi maupun komunitas dalam digitalisasi gerakan sosial. Peran Gen Z yang semakin strategis ini merupakan wujud kolaborasi yang erat antara anggota komunitas dan pelaku organisasi, sesuai dengan tahap Collaborate dalam spektrum. Ketiga, terdapat tren advokasi berkelanjutan di kalangan Gen Z yang didorong oleh kesadaran substansial. Mereka membentuk komunitas kecil, menjadi agent of change, serta opinion leader yang aktif memengaruhi lingkungan sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian Gen Z telah mencapai tahap Empower, di mana mereka diberdayakan untuk mengambil inisiatif dan keputusan penuh dalam merancang perubahan sosial.
Terakhir, kolaborasi lintas generasi membuka peluang bagi Gen Z untuk bekerjasama dengan generasi sebelumnya. Melalui transfer pengetahuan, pengalaman, dan pembaruan strategi advokasi sosial, Gen Z memperkuat posisi mereka dalam spektrum partisipasi publik, khususnya pada tahap Collaborate dan Empower, yang menandakan kemitraan sejajar dan pemberdayaan dalam proses pengambilan keputusan sosial.
Baca Juga : Menciptakan Ruang Aman lewat Partisipasi
Implikasi untuk Organisasi Sosial
Sumber: liputan6 com
Organisasi sosial perlu menyesuaikan model partisipasi untuk mengakomodasi berbagai tingkat keterlibatan Gen Z, mulai dari Involve dengan pemberian peran aktif dalam kegiatan, Collaborate melalui sistem mentoring dan pengembangan kapasitas, hingga Empower yang memberdayakan mereka mengambil inisiatif dan keputusan. Pendekatan ini penting agar partisipasi Gen Z tidak hanya menjadi tren sesaat, tetapi berkembang menjadi keterlibatan yang bermakna dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Partisipasi Gen Z sebagai relawan merupakan kombinasi antara tren fleksibel dan kesadaran mendalam terhadap isu sosial. Mereka awalnya terdorong oleh fenomena sosial yang viral dan media digital, namun secara bertahap membangun kesadaran kritis serta kapasitas untuk berperan lebih strategis dalam aksi sosial. Dalam spektrum partisipasi publik IAP2, Gen Z bergerak dari tahap awal Inform dan Involve, menuju Collaborate dan Empower dengan peningkatan komitmen dan tanggung jawab. Meskipun menghadapi tantangan seperti komitmen berkelanjutan dan kurangnya pendampingan, peluang Gen Z untuk berkontribusi secara transformatif terbuka luas, apalagi dengan dukungan organisasi yang mampu mengakomodasi berbagai tingkat keterlibatan mereka. Model partisipasi yang adaptif dapat menjadikan keterlibatan Gen Z bukan sekadar tren sesaat, melainkan kekuatan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Referensi
Kompasiana. (2025). Kesadaran Politik Gen Z: Melek Politik atau Cuma Ikut Tren?
Badan Pusat Statistik Gorontalo. (2025). Memahami Generasi Z: Tantangan, Perilaku, dan Peluang.
Indorelawan. (2025). 5 Jenis Relawan Paling Diminati Gen Z.
Indorelawan. (2023). Karakteristik dan Tren Partisipasi Relawan Generasi Z. Jakarta: Indorelawan.
Litbang Kompas. (2023). Survei Kesadaran Sosial dan Politik Generasi Z di Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.