IAP2 Indonesia – Partisipasi publik bukan lagi sekadar konsep dalam buku teks atau teori demokrasi, tapi sudah jadi bagian nyata dari kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari kegiatan sosial di tingkat desa, gerakan lingkungan, hingga solidaritas digital saat terjadi bencana, semua menunjukkan bagaimana masyarakat punya peran penting dalam menciptakan perubahan.
Tahun 2025 menandai momentum penting di mana sejumlah program partisipatif berhasil menginspirasi berbagai wilayah di Indonesia. Melalui pendekatan yang melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan, inisiatif-inisiatif ini menunjukkan kekuatan kolektif masyarakat dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Ada banyak kisah inspiratif yang membuktikan bahwa keterlibatan masyarakat mampu menciptakan perubahan besar, bahkan dimulai dari hal-hal sederhana. Berikut beberapa di antaranya:
1. Gerakan “Ayo ke TPS” saat Pemilu
Sumber: kumparan
Setiap kali Indonesia menggelar Pemilihan Umum, partisipasi publik selalu jadi perhatian utama. Tingginya angka golput (tidak menggunakan hak pilih) sering dianggap ancaman bagi kualitas demokrasi. Tapi, di sisi lain, masyarakat juga menunjukkan kreativitasnya lewat berbagai gerakan sosial yang mendorong warga untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Salah satunya adalah kampanye “Ayo ke TPS”, yang lahir dari inisiatif komunitas, mahasiswa, hingga relawan di berbagai daerah. Mereka menggunakan media sosial, mural, bahkan aksi seni jalanan untuk mengingatkan pentingnya suara rakyat. Kampanye ini bukan hanya seruan biasa, melainkan bentuk nyata kepedulian publik terhadap masa depan bangsa.
Hasilnya, banyak pemilih muda yang akhirnya lebih sadar bahwa satu suara mereka punya dampak besar. Partisipasi semacam ini menunjukkan bahwa publik bisa berperan aktif menjaga demokrasi tetap sehat, bukan hanya dengan mencoblos, tapi juga mengedukasi sesama warga tentang pentingnya berpartisipasi. Gerakan ini dikategorikan dalam tahap Involve, karena masyarakat tidak hanya diberi informasi, tapi juga dilibatkan secara aktif dalam mendorong kesadaran sesama warga. Ada elemen kolaborasi di mana komunitas menciptakan ruang dialog dan aksi bersama demi meningkatkan partisipasi pemilih.
2. Program Bank Sampah
Sumber: unilever indonesia
Salah satu inisiatif yang mulai tumbuh dan berkembang di berbagai daerah adalah program Bank Sampah berbasis warga. Program ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk menabung sampah anorganik yang kemudian dapat ditukar dengan uang tunai atau kebutuhan rumah tangga lainnya. Keberadaan bank sampah tidak hanya berkontribusi pada pengurangan volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan warga sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung bagi keluarga. Banyak komunitas memulai inisiatif ini di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT dan RW, hingga berkembang menjadi gerakan yang mendapat dukungan dari pemerintah setempat maupun sektor swasta.
Dalam perspektif spektrum partisipasi publik IAP2, program Bank Sampah ini berada pada tahap Collaborate, di mana warga bersama pemerintah atau organisasi terkait bekerja sama secara aktif, mengambil keputusan bersama dalam pengelolaan sampah, serta berbagi tanggung jawab untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan program.
3. Desa Wisata Mandiri
Sumber: sinarharapan net
Banyak desa di Indonesia kini mengalami perkembangan pesat berkat inisiatif warga yang mandiri dalam membangun desa wisata. Salah satu contohnya adalah Desa Nglanggeran di Yogyakarta, yang berhasil mengubah kawasan gunung purba dan embung buatan menjadi destinasi wisata menarik. Seluruh pengelolaan, mulai dari pemandu wisata, pengelolaan homestay, hingga promosi melalui platform digital, dilakukan secara langsung oleh masyarakat setempat.
Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian, tetapi juga menjaga pelestarian budaya lokal dan kelestarian lingkungan sekitar. Dengan demikian, desa wisata tersebut memberikan dampak ganda, yaitu peningkatan kesejahteraan warga sekaligus memperkuat identitas serta kohesi komunitas.
Menurut spektrum partisipasi publik IAP2, model partisipasi yang diterapkan berada pada tahap Empower, di mana masyarakat diberikan kendali penuh dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengambilan keputusan. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan pendukung, memberi ruang dan sumber daya yang dibutuhkan agar masyarakat dapat mengelola desa wisata secara mandiri.
Tantangan Partisipasi Publik
Sumber: GoodStats
Banyak masyarakat, khususnya di daerah terpencil, kesulitan mendapatkan informasi yang cukup untuk berpartisipasi secara efektif. Hal ini berdampak pada rendahnya pemahaman terhadap program atau kegiatan yang berlangsung di lingkungan sekitar. Selain itu, ketimpangan sosial dan ekonomi juga menjadi kendala, karena tidak semua masyarakat memiliki waktu, sumber daya, atau kapasitas untuk aktif berkontribusi dalam berbagai inisiatif. Faktor budaya dan kebiasaan lokal kadang kala membatasi partisipasi, misalnya norma atau tradisi yang kurang mendorong keterlibatan aktif terutama dari kelompok marjinal seperti perempuan dan pemuda.
Tantangan lain adalah kurangnya fasilitasi atau dukungan dari pihak penyelenggara program, sehingga masyarakat merasa kurang mendapatkan ruang yang memadai untuk menyuarakan aspirasi dan terlibat secara penuh. Kondisi ini dapat menyebabkan partisipasi yang bersifat simbolis saja tanpa dampak nyata
Cara Meningkatkan Partisipasi Publik
Sumber: Diklat LPKN
Partisipasi publik dapat ditingkatkan dengan pendekatan edukatif yang memberdayakan masyarakat. Salah satunya adalah melalui pendidikan yang menanamkan kesadaran dan pemahaman hak serta tanggung jawab warga, khususnya dalam konteks pembangunan dan pelayanan publik. Pendidikan ini bisa dimulai dari kurikulum sekolah hingga program literasi masyarakat yang memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menjangkau generasi muda.
Selain itu, penyediaan ruang dan mekanisme partisipasi yang inklusif sangat penting. Pemerintah dan lembaga terkait dapat membuka forum konsultasi publik, dialog interaktif, dan jalur komunikasi yang mudah diakses, seperti saluran kritik dan saran melalui surat, telepon, email, serta media massa lokal. Fasilitas ini memungkinkan masyarakat untuk memberikan masukan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, dan ikut dalam pengambilan keputusan bersama.
Kesimpulan
Partisipasi publik di Indonesia telah menjadi kekuatan nyata dalam mendorong perubahan sosial dan ekonomi. Contoh inspiratif seperti gerakan “Ayo ke TPS” (tahap Involve), program Bank Sampah berbasis warga (tahap Collaborate), dan Desa Wisata Mandiri (tahap Empower) menunjukkan keberhasilan partisipasi masyarakat yang melibatkan mereka sejak perencanaan hingga pelaksanaan.
Meski menghadapi tantangan seperti keterbatasan informasi, ketimpangan sosial, dan norma budaya, partisipasi dapat ditingkatkan melalui edukasi, ruang dialog inklusif, penguatan kapasitas, serta pemanfaatan teknologi. Kesuksesan partisipasi publik menjadi kunci pembangunan Indonesia yang demokratis, inklusif, dan berkelanjutan.
Referensi
Samsiah Nelly, Elizamiharti, & Nelfira (2025). Tantangan Demokrasi Partisipatif dan Pembuatan Kebijakan Publik di Indonesia.
Eko Rinaldo Damanik, Thea Farina, Satriya Nugraha (2025). Krisis Partisipasi Publik dalam Pembentukan Undang-Undang di Indonesia.
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. (2022). Program Desa Anti Korupsi.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2021). Laporan Bank Sampah 2021.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. (2019). Laporan Partisipasi Pemilih Pemilu 2019.