IAP2 Indonesia – Crowdsourcing sebagai partisipasi publik modern adalah sebuah konsep dan metode yang memanfaatkan partisipasi luas masyarakat dalam menyelesaikan tugas, memberikan ide, atau menyumbangkan informasi melalui platform digital atau media online. Crowdsourcing memungkinkan organisasi, institusi, atau komunitas untuk mengundang kontribusi dari banyak orang yang memiliki beragam pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melalui panggilan terbuka yang fleksibel. Melalui metode ini, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi, melainkan juga produsen informasi dan solusi bersama.
Peran Teknologi Digital Dalam Memperkuat Partisipasi Publik
Sumber: wix com
Teknologi digital memegang peranan penting dalam memfasilitasi partisipasi publik, terutama dalam tahap Informing dan Collaborating dalam spektrum partisipasi IAP2. Pada tahap Informing, teknologi digital memungkinkan penyebaran informasi yang cepat dan luas sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan data dan memahami isu yang sedang dibahas. Misalnya, pemerintah atau lembaga menggunakan situs web dan media sosial untuk menyampaikan rencana kebijakan atau proyek secara transparan kepada publik.
Selanjutnya, pada tahap Collaborating, teknologi digital membuka ruang bagi masyarakat untuk terlibat aktif secara langsung dalam proses pengambilan keputusan atau penciptaan solusi bersama, misalnya melalui platform crowdsourcing, forum diskusi online, atau aplikasi kolaboratif. Dengan demikian, teknologi tidak hanya sekadar menyampaikan informasi tapi menjadi medium kolaborasi yang memperkuat kualitas partisipasi publik, menjadikan proses demokrasi lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Tantangan dan Risiko Crowdsourcing
Sumber: itonics
Tantangan crowdsourcing dalam partisipasi publik, seperti rendahnya komitmen peserta yang bersifat sukarela dan risiko penyusupan oleh penyebar hoaks, mengharuskan adanya pengelolaan yang cermat agar kualitas dan keamanan informasi tetap terjaga. Dalam kerangka spektrum partisipasi publik IAP2, tantangan ini terutama berkaitan dengan tahap Consulting dan Collaborating, di mana masyarakat tidak hanya menerima informasi tetapi juga diajak untuk aktif memberikan masukan dan berkolaborasi dalam pengambilan keputusan. Tantangan dalam memastikan keandalan data dan inklusivitas partisipasi menuntut upaya meningkatkan literasi digital dan menyediakan akses yang merata, sehingga partisipasi tidak hanya sekadar formalitas tetapi benar-benar bermakna dan berdampak.
Hubungan Crowdsourcing Dengan Demokrasi Digital
Sumber: harmony accounting software
Pada tahap Informing, teknologi digital yang digunakan dalam crowdsourcing memungkinkan penyebaran informasi yang cepat dan luas sehingga masyarakat mendapat informasi yang dibutuhkan untuk memahami isu secara transparan. Sementara itu, pada tahap Collaborating, crowdsourcing membuka ruang bagi masyarakat untuk berperan aktif secara kolektif dalam menghasilkan solusi atau keputusan bersama melalui platform digital. Dengan demikian, crowdsourcing tidak hanya membantu menyampaikan informasi tetapi juga memperkuat keterlibatan publik secara nyata dalam proses pengambilan keputusan, sesuai dengan nilai partisipasi publik yang diusung oleh IAP2.
Baca Juga : Dari Hashtag ke Gerakan Nyata
Studi Kasus Keberhasilan Crowdsourcing di Seluruh Dunia
1. iStockPhoto (Global)
Sumber: wikipedia
Situs penyedia dan penjual foto ini merupakan contoh crowdsourcing di sektor kreatif dengan melibatkan lebih dari 22.000 kontributor dari berbagai latar belakang profesi, usia, dan negara. Platform ini memungkinkan fotografer profesional maupun amatir, serta individu dari latar belakang non-fotografi, untuk bersama-sama menyediakan gambar berkualitas tinggi yang dapat diakses luas dengan harga terjangkau. Ini menggambarkan crowdsourcing sebagai model integrasi global yang membuka akses informasi dan peluang tanpa batas negara.
2. Gojek
Sumber: wikipedia
Model bisnis Gojek menggunakan konsep crowdsourcing dengan melibatkan ribuan pengemudi ojek dan mitra usaha yang tergabung sebagai pekerja independen, bukan karyawan tetap. Melalui platform digital, Gojek memfasilitasi penghubungan antara pengguna layanan dengan para mitra pengemudi secara real-time, sehingga memungkinkan partisipasi luas masyarakat sebagai penyedia layanan secara fleksibel. Gojek memanfaatkan “human intelligence task” yang dikerjakan oleh komunitas mitra driver, di mana para driver bertugas melaksanakan perjalanan, pengantaran, dan layanan lainnya yang menjadi inti bisnis Gojek. Sistem ini memungkinkan distribusi tugas terbuka ke crowdsourcer (driver) yang kompeten, sementara perusahaan berfokus pada manajemen platform dan pengembangan teknologi.
Secara bisnis, Gojek menghemat biaya operasional seperti perekrutan dan penggajian dengan menerapkan mekanisme crowdsourcing, dan tetap mengelola motivasi mitra melalui sistem insentif dan bonus yang adaptif. Selain transportasi, Gojek juga mengoperasikan berbagai layanan lain seperti pengantaran makanan (Go-Food) dan layanan kurir, yang semuanya menggunakan konsep serupa dalam memanfaatkan sumber daya publik secara digital.
3. Wikipedia
Sumber: bisnis tekno
Wikipedia adalah contoh unggulan dari model crowdsourcing yang sukses, sering disebut sebagai “bapak crowdsourcing” di internet. Wikipedia beroperasi sebagai ensiklopedia daring gratis dan multibahasa yang sepenuhnya ditulis dan diedit oleh sukarelawan di seluruh dunia tanpa bayaran, dengan tujuan menjadi “jumlah semua pengetahuan manusia dalam satu tempat” sejak diluncurkan pada tahun 2001. Keunggulan Wikipedia terletak pada kemampuannya menghasilkan pemutakhiran informasi secara cepat dan relevan, sesuatu yang sulit dicapai oleh ensiklopedia tradisional karena proses penerbitannya yang lambat. Wikipedia memanfaatkan efek jaringan di mana penambahan pengetahuan kolektif membuat platform semakin bernilai dan komprehensif.
Walau beroperasi non-profit dan bergantung pada donasi, model crowdsourcing Wikipedia terbukti sangat berkelanjutan dan menghasilkan keterlibatan komunitas yang kuat, walaupun tantangan terkait menurunnya kontributor aktif terus ada. Sebagai platform crowdsourcing, Wikipedia bukan hanya menyediakan informasi, tetapi juga mengandalkan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga kualitas dan kredibilitas konten, serta menciptakan ekosistem pengetahuan yang berkembang secara dinamis.
Referensi
Ukmindonesia. (2025). Menggali Potensi Publik: Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Crowdsourcing dan Manfaatnya untuk Bisnis.
Digital Innovation and Society. (2024). Wikipedia, the father of crowdsourcing.
The Hustle. (2024). Could Wikipedia’s crowdsourcing be the solution to pandemic misinformation?
Jurnal Administrasi Publik. (2024). Transformasi digital sebagai katalisator partisipasi masyarakat aktif dan inklusif. Jurnal Administrasi Publik.
Kompasiana. (2023). Mengoptimalkan Keterlibatan Publik: Mengungkap Kekuatan Crowdsourcing dan Partisipasi Masyarakat.