IAP2 Indonesia – Partisipasi Masyarakat dalam dunia transportasi sangatlah penting. Transportasi berkelanjutan merupakan pembangunan modern yang bertujuan memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Sistem transportasi yang berkelanjutan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi dan kemudahan akses, tetapi juga dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.
Dalam konteks ini, partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama untuk mewujudkan solusi transportasi yang ramah lingkungan, efisien, dan inklusif. Melalui keterlibatan masyarakat, baik dalam penggunaan moda transportasi yang ramah lingkungan maupun dalam proses perencanaan dan pengawasan, sistem transportasi berkelanjutan dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Peran Masyarakat dalam Mendukung Transportasi Berkelanjutan
1.Menggunakan Transportasi Publik dan Moda Ramah Lingkungan
Sumber foto: harian merapi
Masyarakat berperan aktif dengan memilih transportasi umum, berjalan kaki, atau bersepeda untuk mengurangi polusi udara dan kemacetan lalu lintas, sehingga membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi semua pengguna.
2.Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi tentang Transportasi Berkelanjutan
Sumber foto: detikcom
Dengan memahami dampak negatif kendaraan konvensional, masyarakat dapat mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan dan inovasi transportasi hijau.
3.Mendukung dan Berpartisipasi dalam Kebijakan Pemerintah
Sumber foto: tempo.co
Memberikan masukan serta mendukung kebijakan yang mendorong pengembangan transportasi massal dan pembatasan kendaraan pribadi demi lingkungan yang lebih bersih.
Adapun beberapa tantangan, antara lain sebagai berikut:
1. Kebiasaan dan Preferensi Masyarakat
Sumber foto: RM.ID
Banyak masyarakat masih mengandalkan kendaraan pribadi karena kebiasaan dan kenyamanan, sehingga sulit mengubah pola perilaku ke transportasi umum atau ramah lingkungan.
2. Keterbatasan Infrastruktur
Sumber foto: disway
Infrastruktur transportasi berkelanjutan seperti jalur sepeda, transportasi massal yang nyaman, dan fasilitas pejalan kaki masih kurang memadai, terutama di kota-kota besar dengan kondisi geografis dan iklim yang menantang.
3.Kurangnya Edukasi dan Kesadaran
Sumber foto: kompas com
Minimnya informasi dan edukasi yang mudah dipahami membuat masyarakat kurang sadar akan pentingnya transportasi berkelanjutan dan dampak negatif kendaraan pribadi.
4.Hambatan Ekonomi dan Sosial
Sumber foto: UGM
Biaya pengembangan transportasi umum dan insentif bagi pengguna transportasi ramah lingkungan sering menjadi kendala, ditambah resistensi dari berbagai kepentingan seperti investor kendaraan pribadi.
5.Koordinasi dan Kebijakan yang Belum Optimal
Sumber foto: RRI
Kurangnya kolaborasi antar pemangku kepentingan dan transparansi dalam perencanaan transportasi menghambat partisipasi masyarakat secara efektif.
Lalu Bagaimana Solusinya?
Sumber foto: tribunnews
Contohnya seperti kebiasaan masyarakat yang masih mengandalkan kendaraan pribadi, keterbatasan infrastruktur, kurangnya edukasi, hambatan ekonomi, serta koordinasi yang belum optimal, diperlukan pendekatan terpadu yang meliputi kampanye edukasi dan sosialisasi untuk mengubah pola perilaku, pembangunan dan perbaikan infrastruktur transportasi ramah lingkungan yang sesuai kondisi lokal, penyediaan insentif dan subsidi bagi pengguna transportasi umum dan kendaraan hijau, serta peningkatan koordinasi dan transparansi antar pemangku kepentingan melalui partisipasi publik aktif dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan. Membangun jejaring dan kerja sama antara pemerintah, komunitas, sektor swasta, dan akademisi juga berguna untuk mempercepat inovasi dan implementasi solusi transportasi berkelanjutan.
Kesimpulan
Partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci utama dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan, efisien, dan inklusif. Dengan memilih moda transportasi publik dan ramah lingkungan, meningkatkan kesadaran, serta mendukung kebijakan pemerintah, masyarakat dapat membantu mengatasi tantangan seperti kebiasaan kendaraan pribadi, keterbatasan infrastruktur, dan kurangnya edukasi. Pendekatan terpadu yang melibatkan edukasi, pembangunan infrastruktur, insentif, serta kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mendorong partisipasi yang optimal.
Referensi
Tenjolayar Desa. (2025). Transportasi Ramah Lingkungan: Menyatukan Alam dan Infrastruktur.
itdp-indonesia.org. (2024). Menuju Transportasi Berkelanjutan dalam Pariwisata Indonesia: Tantangan, Inovasi, dan Kolaborasi
Itb.ac.id. (2018). Tantangan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Berkelanjutan di Indonesia
pertapin.or.id. Tantangan dan Hambatan Pengembangan Transportasi Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat.