Tag: Training International

teknik partisipasi publik

Review Hari Kelima di Pelatihan Dasar-dasar Partisipasi Publik 30 Juli – 03 Agustus 2018 (Teknik)

Tak terasa kita sudah berada diakhir rangkaian review pelatihan dasar-dasar partisipasi publik. Kali ini fokus kita dihari terakhir ini adalah melanjutkan pembahasan teknik menyatukan orang bersama, yang diantaranya adalah pembicaraan/diskusi terfokus, charrettes, lokakarya, appreciative inquiry, dan musyawarah.

Diawali dengan membahas bagaimana memfasilitasi percakapan/diskusi terfokus dengan peserta lain. Percakapan/diskusi terfokus itu sendiri merupakan pendekatan terstruktur dalam membahas/menggali isu yang kompleks/sulit dengan menggunakan serangkaian pertanyaan.  Pertanyaan dalam diskusi terfokus ini dilakukan dengan memancing/menggali ide TRIK, diantaranya adalah tujuan, reflektif, interpretasi dan keputusan.

Apa dan bagaimana maksudnya, berikut ini penjelasannya yang juga dilengkapi dengan tampilan slide presentasi dari pelatih. Untuk pertanyaan mengenai “tujuan” itu sendiri adalah hal yang perlu diketahui pertama kali saat melakukan percakapan/diskusi terfokus. Mengapa kita harus mengetahui tujuannya?

Karena dalam menggali situasi yang menantang atau isu-isu yang krusial, baiknya perlu kita mengetahui/meninjau fakta, dimana ini merupakan jawaban yang berdasarkan pengalaman yang dirasakan berhubungan dengan apa yang sedang menjadi pembahasannya. Pengalaman terkait apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa dilakukan. Mari kita lanjutkan dengan penjelasan lainnya.

Setelah kita meninjau fakta untuk mengetahui tujuan, langkah selanjutnya adalah pertanyaan reflektif. Dalam reflektif ini adalah untuk meninjau tanggapan emosional. Tanggapan emosional dapat digali dengan pertanyaan seperti bagaimana hal-hal ini dapat mempengaruhi Anda, dan lain sebagainya. Merefleksikan gambaran situasi emosional dari publik dalam menyadari, merasakan dan apa yang dialaminya.

Lanjut ke interpretasi, dimana peninjauan makna dilakukan. Mengapa dan apa artinya bagi Anda adalah salah satu pertanyaan yang dapat menggali makna dari publik. Dari sini diharapkan kita dapat mengetahui sisi nilainya, tujuannya, dan signifikansinya bagi masing-masing peserta diskusi/publik. Kemudian hal terakhir yang dapat digali adalah mengenai keputusan.

Mengetahui apa yang menjadi pertimbangkan tindakan di masa depan terhadap keputusan yang dibuat. Apa yang sekiranya akan berubah saat keputusan dijalankan nantinya dan apa yang akan Anda lakukan secara berbeda. Hal ini berhubungan dengan resolusi yang berkaitan dengan pertimbangan, pilihan dan hasilnya.

Didalam proses diskusi atau percakapan terfokus ini berbentuk lingkup yang kecil yang sudah ditentukan sebelumnya, sementara yang lainnya dapat terbuka untuk semua. Proses ini dapat berlangsung selama satu atau beberapa hari. Teknik diskusi terfokus ini dalam spektrum IAP2 masuk kedalam kategori libatkan dan atau berkolaborasi.

Melibatkan peserta diskusi dalam memberikan pandangannya sesuai pertanyaan terstruktur tersebut dan juga dapat menjadikan peserta diskusi untuk berkolaborasi dalam meninjau keputusan dalam isu yang genting atau situasi yang dirasa rumit. Bagaimana sudah jelas dengan teknik diskusi terfokus ini? Amat menarik bukan? Mari kita jelajah teknik efektif lainnya.

Teknik selanjutnya yang dibahas dalam pelatihan yang didukung oleh suasana asri dan sejuk kota Bogor adalah charrettes. Teknik ini merupakan proses intens yang umumnya digunakan dalam desain dan perencanaan perkotaan.

Charrettes ini dapat meningkatkan kesadaran akan prinsip-prinsip praktek terbaik dalam desain perkotaan yang berkelanjutan, menggali dan menunjukan bagaimana mereka dapat diterapkan, menggunakan proses iteratif dan interaktif untuk mengembangkan ide, solusi, beberapa alternatif untuk membuat suatu keputusan.

Dalam charrettes ini dapat menjadi wadah dalam menyatukan semua pihak yang berperan penting untuk rapat kerja atau untuk memfasilitasi serangkaian pertemuan yang panjang. Teknik charrettes ini masuk kedalam kategori libatkan dan atau berkolaborasi dispektrum IAP2.

Selain dari kedua teknik tersebut, mari kita bahas yang selanjutnya yaitu lokakarya. Tentu saja istilah ini sudah tak asing lagi. Biasa disebut juga dengan sebutan workshop, lokakarya ini terdiri dari beberapa unsur didalamnya, namun pertama kita bahas pengertiannya dahulu. Secara bahasa lokakarya diartikan sebagai sebuah forum publik, dimana para peserta bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan tugas yang ditentukan.

Teknik lokakarya/workshop ini dapat digunakan untuk membantu peserta belajar dengan penemuan dan pertukaran, serta memfokuskan peserta pada penyampaian masukan yang dapat diberikan langsung ke dalam proses pengambilan keputusan. Adapun unsur-unsur dari lokakarya kecil partisipatif adalah presentasi tentang prinsip-prinsip praktik terbaik, sesi pengarahan dan tur lokasi, sesi merancang dan meninjau, penutup presentasi dan komentar.

Berlanjut ke teknik selanjutnya adalah appreciative inquiry. Teknik ini mengenai studi tentang apa menghargai apa yang sudah ada dan dimiliki saat ini yang memberi kehidupan kepada sistem manusia ketika mereka berfungsi pada kondisi terbaiknya. Didasari pada keyakinan bahwa sistem manusia dapat berfungsi lebih baik saat mereka berfokus pada solusi atau apa yang berhasil daripada berkonsentrasi pada masalah.

Dimana sementara besar dalam proses pengambilan keputusan selalu berfokus pada masalah atau apa yang rusak, memperbaiki masalah sedangkan, dalam proses appreciative inquiry  ini melihat apa yang kita inginkan lebih jauh lagi. Ada empat fase didalamnya, penemuan (menghargai apa yang ada), impian (membayangkan apa yang mungkin terjadi), desain (menentukan apa yang seharusnya), dan takdir (menciptakan apa yang terjadi).

Terakhir adalah teknik proses musyawarah, teknik ini harus menyediakan dialog terbuka, akses informasi, adanya ras hormat, ruang untuk memahami dan menata ulang isu serta  gerakan menuju konsenus. Didalam musyawarah harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan selain daripada itu didalamnya juga harus mewakili populasi dan menyertakan beragam sudut pandang dan nilai, memberikan kesempatan yang sama bagi semua untuk berpartisipasi.

Adapun struktur proses musyawarah diantaranya adalah terdapat pengantar, proses yang dijelaskan, pedoman, pengalaman/pandangan pribadi yang dibagikan, identifikasi isu, mencari kesamaan, mengeksplorasi untuk memahami, serta mencapai kesepakatan tentang tindakan. Yup, kita sudah berada diakhir rangkaian review pelatihan dasar-dasar partisipasi publik.

Makin penasaran dengan dunia partisipasi publik dan mau bergabung dengan IAP2 Indonesia, silahkan kontak kami. Salam hangat dari kami dan selamat berkarya demi kemajuan Bangsa Indonesia. Tetap terus ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru.

Senin, 01 Oktober 2018 12.08 WIB