Tag: #partisipasi

MENYINAR DI BALIK TABIR WEBINAR IAP2 INDONESIA: MEMBANGKITKAN KEMAMPUAN PEREMPUAN INDONESIA

IAP2 Indonesia – Pada tanggal 8 Maret 2024, Asosiasi Internasional untuk Partisipasi Publik (IAP2) Indonesia menyelenggarakan webinar bertema “Daya Karsa Perempuan Indonesia.” Sebuah platform konstruktif yang berhasil membawa fokus pada isu-isu hak dan pemberdayaan perempuan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang beragam.

Webinar dimulai dengan perkenalan dari Dietra dan Adriene, pemimpin diskusi pertama yang membahas “Webinar Hak dan Pemberdayaan Perempuan.”
Adriene, seorang pemimpin dan CEO Abilita, memperkenalkan pendekatan berpusat pada ekuitas, bimbingan, kolaborasi, dan kemitraan dalam advokasi hak-hak perempuan. Pembicaraan ini memberikan sorotan pada pentingnya Hari Perempuan Internasional dan kemajuan yang telah dicapai dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Pembicaraan tersebut menggarisbawahi bahwa pendidikan memainkan peran kunci dalam memberdayakan perempuan, dan perlunya pemberdayaan ekonomi dan perwakilan politik yang lebih besar, terutama dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Adriene melanjutkan dengan sesi “Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan,” di mana dia berbagi pengalaman pribadinya sebagai orang tua tunggal yang berdaya. Strategi efektif seperti organisasi, kolaborasi, dan pemberdayaan melalui pendidikan menjadi fokus utama. Pertemuan ini tidak hanya membahas tantangan ekonomi yang dihadapi oleh orang tua tunggal tetapi juga menyoroti pentingnya peluang pendidikan sebagai kunci pemberdayaan ekonomi.

Baca juga: Rapat Strategis: Bersatu untuk Masa Depan Lingkungan yang Lebih Baik

Eliza menyuguhkan segmen berjudul “Disparitas Gender dalam Tenaga Kerja Indonesia,” menyoroti peningkatan partisipasi perempuan di angkatan kerja dan, pada saat yang sama, menekankan ketidaksetaraan upah antar gender. Diskusi mengenai tanggung jawab rumah tangga yang seringkali ditempuh oleh perempuan yang sudah menikah juga menciptakan kesadaran akan ketidaksetaraan gender di sektor pekerjaan.

Segment berjudul “Sistem Dukungan Orang Tua Tunggal dan Lansia” menjadi diskusi pertanyaan yang di elaborasi oleh Eliza tentang perlunya sistem dukungan khusus dan kebijakan pemerintah yang lebih inklusif.

Pembahasan menyoroti kebutuhan akan dukungan sosial bagi orang tua tunggal dan mengkritisi kurangnya fokus pada bantuan untuk kelas menengah.

Sumber: Rakyat Merdeka

Siti Meiyana membuka perspektifnya dalam sesi “Memberdayakan Kemerdekaan dan Pertumbuhan Karier,” dengan menekankan pentingnya refleksi diri, identifikasi potensi, dan pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan. Dia membagikan pengalaman sebagai ibu tunggal dan pengusaha, menggambarkan tantangan dan strategi untuk mencapai keseimbangan antara keluarga dan karier.

Baca juga: Partisipasi Perempuan dalam Pemberdayaan Gender

“Pemberdayaan Perempuan dalam Bisnis” menyoroti upaya Siti Meiyana untuk membantu ibu tunggal melalui pembinaan dan pelatihan keterampilan seperti berbicara di depan umum dan menulis. Pada paparan ini Adriene mengeksplorasi dukungan pemerintah untuk bisnis perempuan dan cara kontribusi ini dapat memperkuat pemberdayaan ekonomi.

Diskusi “Kepemimpinan dan Pemberdayaan Perempuan” oleh Siti Meiyana, menyoroti peran perempuan dalam pemerintahan, motivasi diri, dan program pelatihan.
Kesehatan mental perempuan dan kesetaraan hubungan menjadi sorotan dalam sesi “Kesehatan Mental Wanita dan Kesetaraan Hubungan,” di mana Dietra menyoroti tantangan unik yang dihadapi oleh perempuan dan mendukung pentingnya pengakuan nilai diri dalam hubungan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pertemuan tersebut diakhiri dengan segmen “Pemberdayaan Perempuan dan Nilai Bersama,” mengajak peserta untuk merenungkan kekuatan, persatuan, dan peran pemerintah dalam memberikan kesempatan bagi perempuan. Aldi menekankan peran nilai kebaikan bersama dan universal dalam memelihara relasi dan memperkuat posisi perempuan di berbagai sektor. Sebagai penutup, Dietra mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan mendorong mereka untuk terus mengikuti perkembangan melalui akun Instagram IAP2.

Webinar IAP2 Indonesia memberikan wawasan mendalam tentang isu-isu krusial yang dihadapi oleh perempuan di Indonesia. Peserta diberdayakan dengan pengetahuan dan strategi yang dapat mereka terapkan dalam masyarakat sehari-hari mereka. Dengan harapan, webinar ini akan memicu gerakan positif untuk membawa perubahan yang lebih besar dalam mendukung hak dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.

Penyusun: [Dietra Anandani] (Moderator/Webinar Organizer)

Indonesia Menjadi Negara Paling Dermawan, apa selanjutnya?

IAP2 Indonesia – Setelah keenam kalinya secara berturut turut, tahun ini Indonesia mendapatkan kembali gelar Negara Paling Dermawan di dunia versi World Giving Index (WGI) 2023. The Word Giving Index (WGI) adalah tahunan tentang kedermawanan di seluruh penjuru dunia yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation (CAF).

Melalui jejak pendapat secara global yang melibatkan 147.186 responden di tahun 2022. CAF menjadikan tiga perilaku yang dinilai dalam survei tersebut seperti sumbangan uang, sumbangan pada orang asing/tidak dikenal dan Partisipasi dalam kerelawanan.

10 Negara Paling Dermawan di Dunia

  1. Indonesia (Skor indeks: 68)
  2. Ukraina (Skor indeks: 62)
  3. Kenya (Skor indeks: 60)
  4. Liberia (Skor indeks: 58)
  5. Amerika Serikat (Skor indeks: 58)
  6. Myanmar (Skor indeks: 57)
  7. Kuwait (Skor indeks: 57)
  8. Kanada (Skor indeks: 54)
  9. Nigeria (Skor indeks 53)
  10. Selandia Baru (Skor indeks: 53)

Indonesia berada di puncak pertama dengan Komposisi Indeks dengan nilai 61% (Menyumbang pada orang asing/tidak dikenal), 82% (menyumbang uang), 61% (Partisipasi dalam kerelawanan).

Baca Juga: IAP2 Indonesia dalam kegiatan Safe & Sound Cities Global Convening 2023

Tantangan Dunia Filantropi di Indonesia

Hamid Abidin (Peneliti filantropi – Public Interest Research and Advocacy Center) mengatakan pencapaian Indonesia ini terbilang mengejutkan mengingat sektor filantropi di Indonesia menghadapi 3 tantangan besar sepanjang tahun 2022:

  1. Kepercayaan masyarakat pasca penyelewengan dana sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT)
  2. Belum pulihnya kapasitas menyumbang warga setelah Pandemi Covid-19
  3. Regulasi yang kurang mendukung, bahkan cenderung menghambat kegiatan filantropi di Indonesia.

Agama yang Mengajarkan Kedermawanan, Menjadi pendorong Utama

Faktor yang mempengaruhi Indonesia kembali menjadi negara paling dermawan adalah ajaran agama yang mendorong untuk memberi dan budaya saling membantu atau gotong royong.

“Agama sangat mempengaruhi budaya memberi di Indonesia, dengan zakat mendorong banyak karya filantropi.

Zakat mendefinisikan memberi kepada yang rentan dan membutuhkan sebagai kewajiban agama bagi semua Muslim yang memenuhi kriteria kekayaan yang diperlukan. Praktik ini berlaku juga untuk agama lain di Indonesia,” kata Chairman of the Executive Board Indonesia Philanthropy Association, Rizal Algamar, berdasarkan laporan WGI CAF.

Baca Juga: Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia 2023, Indonesia Masih Nomor Satu

Rekomendasi CAF untuk Meningkatkan Kedermawanan Secara Global

Pemerintah

  • Memastikan Organisasi Nirlaba untuk membuat regulasi yang adil, konsisten dan terbuka.
  • Memudahkan orang untuk memberi dan menawarkan insentif jika memungkinkan.
  • Mempromosikan Organisasi Nirlaba agar bisa secara independen bersuara di publik dan menghargai hak Organisasi Nirlaba untuk bersuara dalam isu-isu yang penting.

Pendana Internasional

  • Menyediakan dana bagi Organisasi Nirlaba yang bisa digunakan untuk membangun sistem/infrastruktur agar setelah program pendanaan itu selesai, Organisasi masyarakat sipil bisa tetap sustain.
  • Mendanai organisasi lokal secara langsung untuk meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi bantuan.
  • Menyadari pentingnya bantuan bagi para penerima hibah untuk membangun keberlanjutan dukungan domestik dan mendanainya sesuai kebutuhan.

Organisasi Nirlaba

  • Memastikan tata kelola yang baik dan transparan tentang dampak untuk membangun kepercayaan publik.
  • Membangun kerjasama yang baik dengan masyarakat lokal sehingga pengambilan keputusan ada di masyarakat lokal.

Mengenali dan membangun bentuk-bentuk kedermawanan dalam kearifan lokal untuk menciptakan organisasi dan budaya dalam kedermawanan yang kuat dengan konteks lokal.

Partisipasi Publik untuk Warisan Adat

IAP2 Indonesia – Dalam era globalisasi yang terus berkembang, pentingnya merawat dan mempertahankan warisan budaya semakin terasa. Partisipasi publik memiliki peran sentral dalam memelihara dan menghidupkan kembali setiap aspek warisan ini. Melalui keterlibatan aktif masyarakat, kekayaan warisan adat tetap terjaga dan dihargai dalam perjalanan masa depan.

Sumber: aliansi masyarakat adat nusantara

 

Siapa Masyarakat Adat?

Sumber: validnews

Dalam Undang-Undang, masyarakat adat merujuk pada kelompok yang secara turun-temurun tinggal di wilayah geografis tertentu. Mereka memiliki asal-usul leluhur, identitas budaya, hukum adat, serta nilai bersama. Kedaulatan atas tanah, kekayaan alam, dan kehidupan sosial-budaya diatur oleh hukum adat dan lembaga adat, yang menjaga keberlanjutan komunitas adat.

 Masyarakat adat di Indonesia dibedakan melalui empat unsur utama: identitas budaya termasuk bahasa, spiritualitas, dan nilai-nilai; sistem nilai dan pengetahuan yang meliputi pemahaman tradisional dan nilai-nilai bawaan; wilayah adat yang mencakup tanah, hutan, laut, dan sumber daya alam; serta hukum adat dan kelembagaan adat dalam aturan dan tata kehidupan bersama yang telah ditetapkan.

 Baca Juga : Cerita Partisipasi: Kopi, Dari Kolaborasi sampai Partisipasi

Peran Masyarakat Adat

Sumber: aliansi masyarakat adat nusantara

Dalam segala perbedaan, masyarakat adat tampil sebagai kekuatan utama. Mereka mengisi peran vital di lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya. Keberadaan mereka adalah nyata warisan Indonesia, menjaga ekosistem, keanekaragaman budaya, dan nilai luhur warisan leluhur.

Didorong oleh nilai spiritual, peran masyarakat adat menjadi sungguh signifikan. Fokus bukan hanya lingkungan, sosial, atau ekonomi, tetapi juga menjaga kearifan lokal. Kontribusi tak ternilai dari masyarakat adat dalam merawat nilai-nilai turun-temurun.

 Baca Juga : Pengertian dan Contoh Adat Istiadat di Indonesia

Kesenjangan Warisan Adat

Sumber: perpustakaan.id

Namun, di tengah pesatnya globalisasi, dampak positif yang merata juga diiringi oleh dampak negatif. Terutama bagi masyarakat adat, era ini justru membawa tantangan yang mengancam. Warisan adat, seharusnya menjadi harta berharga suatu negara, kini terancam dan tertinggal dalam persaingan zaman.

Contoh yang menonjol adalah bahasa adat, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, menghadapi kepunahan setiap dua pekan sekali. Di Indonesia, kekayaan adat seharusnya menjadi kebanggaan, namun sejak tahun 2009, UNESCO telah mengumumkan banyaknya bahasa daerah yang telah punah atau terancam punah. Dari 707 bahasa yang ada, hampir 98 diantaranya berada dalam kategori terancam punah. Faktor ini dipicu oleh upaya menasionalisasikan Bahasa Indonesia pada masa rezim orde baru.

Partisipasi Publik sebagai Langkah Strategis


Sumber: Indonesia parliamentary center

Dalam konsepnya, kebijakan menasionalisasi bahasa Indonesia memiliki landasan yang valid. Mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan, penting bagi seluruh warga memiliki bahasa yang sama untuk berkomunikasi. Namun, tantangan muncul dalam upaya melestarikan warisan bahasa dan budaya.

 Warisan adat bukan milik satu kelompok saja, melainkan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis yang menggabungkan dan mengarahkan usaha tersebut, salah satunya melalui partisipasi publik.

Keterlibatan masyarakat dalam melestarikan warisan adat memiliki peran krusial dalam mempertahankan budaya dan nilai-nilai warisan. Melalui partisipasi aktif, warisan adat dapat terus hidup dan relevan, memastikan identitas budaya yang berharga akan dihargai oleh generasi mendatang. Contoh tindakan seperti pengajaran mata pelajaran daerah di sekolah atau penyelenggaraan acara tahunan terkait warisan budaya bisa menjadi solusi.

 

“Jika kita ingin melestarikan budaya, kita harus terus menciptakannya.”

– Johan Huizinga

Kopi Kolaborasi sampai Partisipasi

 IAP2 Indonesia – Kopi telah menjadi ikon budaya dan minuman populer di seluruh dunia. Bukan hanya menarik dan lezat, tetapi juga mampu menyatukan dan melibatkan berbagai kalangan. Kopi menjadi sarana untuk berkolaborasi dan berpartisipasi aktif.

sumber: cafebloombali.com

Sejarah dan Filosofi Kopi

Sejarah kopi adalah cerita tentang bagaimana tanaman kopi menyebar dan diolah. Dimulai sejak abad ke-9, kopi awalnya hanya tumbuh di dataran tinggi Ethiopia. Kemudian bangsa Arab mengembangkannya, mencapai Afrika Utara dan menanamnya secara luas. Di Indonesia, kopi pertama kali dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa kolonial. Sejak itu, Indonesia terkenal dengan berbagai jenis biji kopi hingga sekarang.

Baca Juga : Memahami Partisipasi dengan Menghormati Prioritas ala KAI Commuter Line

Kopi bukan sekadar minuman dengan aroma nikmat. Ia memiliki banyak filosofi menakjubkan. Proses panjang dan peran penting dalam pengolahannya menciptakan karya bernilai tinggi. Kopi mampu memberikan semangat kepada penikmatnya dan menjadi pengikat rasa bagi setiap individu, menghadirkan beragam lika-liku kehidupan yang bisa diambil pelajaran dari secangkir kopi.

sumber: inews.id

Kopi hingga Kolaborasi dan Partisipasi?

Kopi bukan hanya minuman yang menyenangkan dengan aroma yang menggugah selera. Melalui secangkir kopi, kita dapat menghidupkan inspirasi kolaborasi dan partisipasi aktif dalam berbagai aspek.

Di berbagai tempat seperti cafe yang ramai, warung kopi, atau suasana sosial yang santai termasuk rumah masing-masing, kopi menjadi katalisator bagi kerja sama yang inspiratif. Minuman hitam yang hangat ini menciptakan suasana yang memungkinkan pertukaran ide dan gagasan dari berbagai latar belakang.

Secara sederhana, melalui kopi, banyak pihak tidak terduga dapat berkolaborasi. Petani kopi, pekerja, pengrajin, dan pelaku usaha, bahkan sampai konsumen memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan, menciptakan sebuah kolaborasi, dan partisipasi di dalamnya. Entah berapa banyak ide, proyek, bahkan rencana besar yang berangkat dari secangkir kopi.

Baca Juga : Jenis Kopi di Indonesia yang Sukses Mendunia, Apa Saja?

Q-Soul dari hulu ke hilir

Menikmati momen berkopi dengan kerabat tak terbatas pada suasana kafe atau warung kopi. Menghadirkan keseruan dalam menyeduh, menggiling, bahkan meracik kopi di rumah sambil mengajak kerabat menjadi pilihan yang menggembirakan. Ditambah dengan varian kopi yang menggugah selera, sesuai dengan cita rasa kopi yang disukai.

foto: Tim Q-soul

Sebagai contoh, Q-Soul, sebuah inovasi dari Anwar Muhammad Collagregator (AMC), telah merilis produk kopi unggulan. Kopi pilihan AMC dipilih langsung dari biji kopi terbaik yang dihasilkan oleh para petani kopi dari beberapa kota seperti Solok Selatan di Sumatera Barat, dan Lahat di Sumatera Selatan. Bisnis yang digarap oleh generasi muda ini mencakup produk Drip Bag dan Roasted Beans yang berkualitas. Dengan setiap pembelian produk Q-Soul, pembeli secara tidak langsung turut berperan dalam memberdayakan para petani kopi serta memberikan dukungan kepada AMC dalam menghadirkan nilai tambah dalam setiap sajian kopi.

Memahami Partisipasi dengan Menghormati Prioritas ala KAI Commuter Line

IAP2 Indonesia – “Perhatian! ‘Ibu hamil di dalam kereta!” – Suara yang familiar dan penting dalam mendorong partisipasi publik, sering terdengar di berbagai kesempatan, termasuk saat naik kereta. KAI (Kereta Api Indonesia) menegaskan komitmennya yang luar biasa dalam menghormati prioritas dengan memobilisasi dukungan dari seluruh penumpang untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada para penumpang yang membutuhkan.

Kebijakan Kursi Prioritas KRL 

Kebijakan Kursi Prioritas di KRL oleh PT Kereta Commuter Indonesia telah berhasil menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menghargai kebutuhan khusus para penyandang disabilitas, lansia, orang tua yang membawa balita, dan wanita hamil. Selama bertahun-tahun, kebijakan ini telah memberikan manfaat besar bagi kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat. Dengan penanda yang jelas di sekitar kursi penumpang, penumpang yang memenuhi syarat merasa nyaman dan tidak ada penyalahgunaan fasilitas. 

Baca Juga : Media sosial telah berperan penting dalam memperluas partisipasi publik

Efek tak terduga dari kebijakan ini adalah tumbuhnya sikap partisipatif yang kuat di kalangan pengguna KRL, dengan lebih banyak empati dan penghargaan terhadap para pemilik hak istimewa tersebut. Masyarakat Indonesia kini lebih sadar dan mendukung upaya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif untuk semua.

Dari Empati menuju Partisipasi

Melalui pendekatan berbeda yang berfokus pada empati terhadap beberapa pihak prioritas, PT KAI Commuter Line berhasil membangun partisipasi yang kuat dalam masyarakat. Dengan pemahaman dan kepedulian tulus terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, perusahaan ini berhasil melibatkan mereka secara aktif dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti bahwa empati menjadi dasar yang kokoh dalam mengubah pandangan menjadi partisipasi yang bermakna, dan menciptakan hubungan saling percaya antara perusahaan dan masyarakat yang dilayani.

Baca Juga : KAI Commuter Dan Komunitas Pengguna KRL Diskusi Santai Pengenalan Manajemen Baru

Adaptasi Spektrum IAP2

Spektrum Partisipasi Publik milik IAP2 menjadi acuan relevan dalam mengukur partisipasi publik dalam berbagai konteks. Implementasi kursi prioritas oleh PT KAI menunjukkan bahwa partisipasi publik telah mencapai tahap “involve,” yang melibatkan publik secara tidak langsung melalui papan penanda sebagai bukti informasi yang disampaikan oleh PT KAI.

 

Webinar Momentum Pembacaan Nota Keuangan APBN 2022 : Membangkitkan Perekonomian yang Berkelanjutan di Gelombang Kedua COVID dan Perspektif Perubahan Iklim

[❗INFORMASI WEBINAR❗]

International Association for Public Participation (IAP2) Indonesia dan Koalisi Hijau mempersembahkan webinar yang berjudul “MOMENTUM PEMBACAAN NOTA KEUANGAN APBN 2022: MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN YANG BERKELANJUTAN DI GELOMBANG KEDUA COVID DAN PERSPEKTIF PERUBAHAN IKLIM”. 

Webinar ini merupakan wujud kerja sama strategis antara IAP2 Indonesia dengan Koalisi Hijau dalam rangka meningkatkan peran serta multipihak mengenai pencegahan krisis iklim dalam RAPBN 2022. Webinar tersebut akan dilaksanakan pada:

🗓️ Kamis, 18 Agustus 2021

🕐 13.30-15.00 WIB

Webinar ini bersifat gratis dan terbatas untuk 100 orang peserta. #SahabatPartisipasi bisa melakukan registrasi dengan klik tautan bit.ly/webinarIAP2xKH