Digital Marketing – belum lama ini kami berpatisipasi dalam Workshop ‘Siap Digital’ pada hari Rabu, 16 Januari 2019 dan Jumat, 18 Januari 2019 yang menghadirkan fasilitator dari Gapura Digital. Workshop diselenggarakan oleh SGPP Indonesia, bertempat di gedung kampus SGPP di Bogor. Di dunia yang serba digital saat ini, kita tentu perlu menambah kemampuan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan jaman. Tantangan tersebut dapat menjadi sebuah kesempatan atau peluang yang baik untuk dapat saling berkolaborasi.
Sebagai lembaga yang concern terhadap partisipasi publik, “engagement” (keterlibatan) yang dilakukan dapat menggunakan berbagai teknik, metode dan cara. Salah satu cara adalah melalui digital engagement. Melakukan engagement melalui digital marketing saat ini juga merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan atau bahkan dianggap sederhana. Tuntutan jaman terkini menuntut setiap orang harus memiliki sifat fleksibilitas.
Di dalam spektrum partisipasi publik IAP2, pendekatan digital engagement ini dapat menempati tingkat “inform” (menginformasikan). Di mana pada level ini tujuan dari partisipasi publik adalah terus memberikan informasi yang relevan dan real-time kepada pemangku kepentingan.
Informasi yang disampaikan kepada masyarakat juga harus seimbang dan obyektif sehingga dapat membantu mereka memahami masalah, alternatif, peluang dan atau solusi. Untuk itu kita perlu lebih mendalami lagi mengenai apa itu digital marketing dan bagaimana cara pengoptimalannya. Dengan demikian, baik perorangan ataupun instansi dapat memberikan pemahaman secara lebih baik dan efisien kepada masyarakat terhadap suatu hal.
Di dalam digital marketing sendiri terdapat beberapa kriteria yang dapat dikategorikan menghasilkan sebuah engagement. Di antaranya adalah saat artikel yang di-posting mendapatkan tanggapan komentar atau disebarkan (shared) oleh orang lain. Hal ini merupakan suatu bentuk engagement yang sangat baik. Penambahan followers atau pengikut di sosial media juga menjadi poin yang harus terus dikembangkan.
Namun demikian, kadang kala banyaknya jumlah followers yang dimiliki tidak berbanding lurus dengan jumlah engagement yang didapatkan. Sebagai contoh, suatu akun sosial media memilik jumlah followers 100K namun tingkat engagement-nya sangat kecil. Masukan komentar, jumlah like, jumlah share yang sedikit mengindikasikan pertumbuhan engagement yang “malnutrisi”.
Hal tersebut tentu berbanding terbalik dengan nilai-nilai partisipasi publik, di mana dalam spektrum partisipasi publik IAP2 terdapat 5 tingkatan inform, consult, involve, collaboration, dan empower. Saat terlihat bahwa jumlah engagement yang diperoleh tidak seimbang dengan jumlah followers, maka perlu dilakukan peningkatan atau improvement. Dari yang semula berada pada stage “inform” menjadi “consult” atau “involve”. Selanjutnya jika ingin mengetahui lebih lanjut apa itu “consult” dan apa itu “involve”, silahkan membaca penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini…
IAP2 Spectrum tentang partisipasi publik
Upaya meningkatkan jumlah engagement dalam dunia digital dapat dilakukan melalui beberapa cara. Namun perlu diingat bahwa dalam proses peningkatan jumlah engagement tersebut memerlukan waktu dan konsistensi.
Secara garis besar konten yang dibuat untuk ditempatkan di sosial media maupun di website perlu dibuat semenarik mungkin, baik dari sisi grafis dan isinya. Isi konten yang dibuat harus dapat membantu permasalahan konsumen/user/audiens. Sehingga saat konsumen/user/audiens melihat isi konten, maka dapat menghadirkan solusi terhadap apa yang menjadi masalah mereka. Dengan begitu mereka akan lebih tertarik dan ingin engage atau terlibat lebih dalam, baik dari sisi share, like, ataupun comment.
Meski isi konten sudah menarik, relevan, up-to-date, dan menghadirkan solusi bagi pengunjung, namun terasa belum lengkap jika tidak ditunjang dengan adanya grafik yang merepresentasikan isi konten tersebut. Grafis yang menarik dan konsisten juga menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan volume engagement. Secara estetika jika terlihat simple dan clean, juga akan membuat orang betah berlama-lama melihat isi postingan.
Selain dari isi konten dan grafik pendukung, masih banyak faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan jumlah engagement. Tentu yang diharapkan bukan user/pengunjung yang “silent reader” saja, tetapi juga yang dapat saling berinteraksi dengan kita. Sehingga dari interaksi-interaksi tersebut dapat tercipta lingkungan yang baik dan ada “involve” dari publik/masyarakat. Melalui digital marketing kita dapat merangkul netizen untuk berpartispasi lewat jari-jari mereka, sehingga dapat membantu menghadirkan sebuah keputusan.