Memasuki tahun kedua pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak melakukan manuver dan kerja keras untuk mempertahankan perekonomian negara ini. Namun demikian, kebijakan yang diambil oleh Pemerintah masih bersifat jangka pendek, baik di bidang kesehatan, jaring pengaman sosial, maupun pemulihan ekonomi. Memasuki tahun kedua pandemi, seharusnya pemerintah mulai berpikir untuk melakukan pemulihan ekonomi jangka panjang dengan memperhatikan faktor-faktor dampak perubahan iklim dan pembangunan rendah karbon untuk pencapaian net zero emission.
Gerakan Ekonomi Hijau Masyarakat Indonesia (GENERASI HIJAU) yang memiliki kepedulian dalam mendukung Ekonomi Hijau dan dampak perubahan iklim telah melakukan kajian mendalam terkait dengan green economic recovery untuk tiga sektor, yaitu: pertanian, energi, dan persampahan. Berdasarkan temuan yang didapatkan, GENERASI HIJAU ingin sekaligus memberikan usulan kepada pemerintah sebagai berikut:
- Sektor Pertanian
Pada sektor pertanian, BPS menyebutkan bahwa selama pandemi ini sektor pertanian justru tumbuh sebesar 1,75 persen. Program Peremajaan Perkebunan Rakyat dengan Padat Karya Tunai dan Pengembangan Korporasi Petani diproyeksikan akan menghasilkan 15- 17 persen peningkatan hasil panen serta penciptaan lebih dari 150 ribu tenaga kerja. Sejalan dengan pembangunan rendah karbon, program ini juga diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 100 juta tCO2 dalam jangka waktu 20 tahun. Anggaran yang diusulkan oleh GENERASI HIJAU adalah sebesar Rp2,94 triliun pada 2022;
- Sektor Energi
Pada sektor energi, terdapat potensi melalui pemasangan PLTS atap pada gedung-gedung yang dikelola oleh tujuh puluh Kementerian/Lembaga untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Perpress 22/2017 tentang Rencana Umum Energi nasional, akan menjadi contoh bagi masyarakat bahwa Pemerintah memulai pemanfaatan energi terbarukan dari diri sendiri, dan hal ini akan dapat mendorong pertumbuhan produksi energi ramah lingkungan. Pada pelaksanaannya, program ini dapat berkontribusi mengurangi emisi sebesar 339 ribu tCO2 selama 25 tahun, juga diperkirakan akan menyerap hingga 700 tenaga kerja. Anggaran yang diusulkan oleh GENERASI HIJAU adalah sebesar Rp210 milyar pada 2022;
- Sektor Persampahan
Pada sektor persampahan, UMKM persampahan memili kontribusi signifikan terhadap upaya pengurangan dan penanganan sampah, serta menjadi salah satu faktor usaha yang masih dapat bertahan meski membutuhkan perjuangan berat selama masa pandemi ini. GENERASI HIJAU mengusulkan adanya program stimulus pemulihan ekonomi UMKM persampahan berupa program pinjaman lunak serta Pendampingan peningkatan kapasitas UMKM. Program ini diperkirakan dapat menyasar lebh dari 5.000 UMKM persampahan dan meningkatkan daur ulang sampah sampai dengan 40 ribu ton per hari. Nilai tersebut setara dengan manfaat ekonomi senilai 23 triliun per tahun dengan potensi penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 15 – 75 ribu orang di tahun 2022, serta berkontribusi terhadap penurunan gas emisi rumah kaca sekitar 105,38 juta tCO2 selama 20 tahun. Anggaran yang diusulkan oleh GENERASI HIJAU adalah sebesar Rp3,57 triliun pada 2022.
Berdasarkan ketiga hal yang telah disampaikan di atas, GENERASI HIJAU mendesak kebijakan pemulihan ekonomi yang lebih hijau masuk secara eksplisit dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) serta diakomodasi dalam Nota Keuangan dan APBN 2022. Dengan Pemulihan Ekonomi Hijau dan partisipasi yang kuat antara pemerintah dan publik, Indonesia akan mampu bangkit dari krisis saat ini bersamaan dengan menghindari dampak dari bencana akibat perubahan iklim di masa yang akan datang.