Jumat, 11 Juni 2021, IAP2 Indonesia bersama dengan PT Mitra Rekayasa Keberlanjutan dan Anwar Muhammad Foundation telah menyelenggarakan webinar bertajuk “Potential and Challenges of New, Renewable Energy and Energy Conservation Development in Indonesia”. Webinar tersebut dihadiri oleh sekitar seratus peserta yang berasal dari berbagai instansi dan dibuka oleh Dr. Ir. Yahya Rachmana Hidayat, MSc selaku Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Kementerian PPN/BAPPENAS. Dalam pidato pembukaannya, Dr. Ir. Yahya Rachmana Hidayat mengungkapkan bahwa kolaborasi dan pelibatan multi-stakeholder dari berbagai lini merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan potensi pengelolaan energi terbarukan dan konservasi energi di Indonesia.
Diskusi webinar dimoderatori oleh Olly Norojono selaku Senior Associate PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan. Diskusi terbagi menjadi dua sesi dan menghadirkan tiga pembicara dalam setiap sesinya. Sesi pertama dihadiri oleh Florian Kitt selaku Energy Specialist Coordinator Indonesia Energy Program, Asian Development Bank; Prof. Deendarlianto selaku Kepala Pusat Studi Energi, Universitas Gadjah Mada; dan Chair IAP2 Indonesia, Aldi Muhammad Alizar. Florian Kitt menyampaikan bahwa dalam mendukung potensi pengembangan energi terbarukan di Indonesia perlu dilakukan perencanaan ekonomi yang lebih hijau. Selain itu, meningkatkan kualitas kerja pemerintahan juga esensial. Peningkatan kualitas kerja pada pemerintahan dapat dilakukan dengan membangun kemampuan teknis yang baik, memastikan adanya transparasi dalam peraturan, dan memberikan ruang partisipasi publik. Selanjutnya, Prof. Deendarlianto dalam presentasinya menyampaikan perspektif akademik dari Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Dalam presentasinya, Deendarlianto mengungkapkan bahwa untuk mendukung pembangunan energi terbarukan di Indonesia perlu adanya kemauan yang kuat dari peraturan pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan energi terbarukan yang masih rendah. Setelah itu perlu dilakukan penyetaraan rencana dengan baik dan generalisasi harga yang dapat dipertanggungjawabkan dasar hukumnya. Pembicara terakhir dalam sesi pertama, Aldi Muhammad Alizar, menekankan pentingnya aspek green engagement dalam pembangunan EBTKE di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintahan dan DPR sangat diperlukan dalam perumusan anggaran berbasis iklim yang mendukung pemulihan ekonomi hijau. Sinergi antarpihak menjadi hal yang penting dan dapat terlaksana melalui green engagement.
Sesi kedua disksusi dihadiri oleh tiga pembicara lainnya, yaitu (1) Nick Nurrachman selaku Business Unit Head, Adyawinsa Solar; (2) Soesilo L. Nugroho selaku Operational Director of JGC Corporation Indonesia; dan (2) Surya Darma selaku Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Nick Nurrohman memberikan rekomendasi untuk merumuskan kerangka peraturan yang jelas untuk mendukung produksi dalam negeri dan mendorog publik serta swasta untuk mengadopsi energi terbarukan untuk mencapai ekonomi rendah karbon di Indonesia. Mewakili JGC, Soesilo L. Nugroho mengungkapkan bahwa JGC akan berupaya untuk berkontribusi pada proyek CCS/CCUS di Indonesia dengan teknologi penghilangan karbondioksida yang dimiliki JGC sehingga tujuan Indonesia yang lebih hijau dapat dicapai. Menutup diskusi, Ketua METI, Dr. Surya Darma menyarankan untuk melakukan (1) penyempurnaan regulasi terkait energi terbarukan yang sedang dalam proses, khususnya RUU EBT dan an Peraturan Presiden tentang Harga EBT; (2) Perencanaan ketenagalistrikan (RUPTL), pelibatan dan pengoperasian yang mengutamakan EBT; (3) Penyediaan dana untuk pengembangan energi terbarukan dengan suku bunga rendah; (4) Pemberian insentif fiskal bagi pengembang dan kompensasi pengadaan energi terbarukan; (5) Pengadaan skala besar untuk Energi Terbarukan dan Pengembangan teknologi energi terbarukan. Acara webinar ditutup oleh Hananto Basuki selaku Komisaris Utama PT Mitra Rekayasa Keberlanjutan. Webinar ini merupakan salah satu forum audiensi yang diinisasi oleh IAP2 Indonesia dalam mendukung PRK dan EBTKE melalui green engagement atau green approaches. Seperti yang telah disampaikan oleh Dr. Ir. Yahya Rachmana Hidayat, MSc selaku Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Kementerian PPN/BAPPENAS, partisipasi dan kolaborasi semua pihak menjadi hal esensial dan penting bagi kesuksesan PRK dan pembangunan EBTKE di Indonesia.